Percepatan
pertumbuhan ekonomi Cina dimulai pada awal 1990an tampak spektakuler, negeri
ini memposisikan diri sebagai kekuatan baru ekonomi global. Pertumbuhan Produk
Domestik Bruto, yang didorong oleh bidang manufaktur bangkit mencapai 9 persen
pada tahun 2003, setelah mencapai 8 persen pada tahun 2002.
Pada akhir 2006,
Cina mencapai target ekspornya lebih dari US$ 800 milyar. India mempunyai area
daratan dari 3.29 juta km dengan garis pantai sepanjang 7.000 kilometer. Dari
luas are negara ini 52 persennya berupa ladang. Berbatasan dengan Pakistan,
Cina, Nepal, Bhutan, Myanmar dan Banglades.
India merupakan
negeri terpadat kedua di dunia, penduduknya 0.95 milyar pada tahun 2000. Hanya
Bangalore dikenal sebagai Kota Digital atau Lembah Silikon yang cukup menarik
untuk dikembangkan sebagai zona industri, terutama industri yang berbasis ilmu
pengetahuan seperti IT, farmasi dan jasa.
India memulai
perubahan hampir satu dasawarsa setelah Cina, namun sebagian besar difokuskan
pada pengembangan bisnis kelas dunia pada industri-industri knowledge-based
yang pada umumnya terletak di Bangalore, lokasi industri terkemuka di India.
Industri-industri ini berkembang dengan bantuan kecil dari pemerintah, tetapi
telah mendorong pertumbuhan ekonomi negeri ini.
Produk Domestik
Bruto India pada tahun 2003 mencapai 8,3 persen, meningkat dibanding 4,3 persen
pada 2002. Tingkat investasi asing di India pada tahun 2003 mencapai US$ 4,7
milyar, meningkat dibanding US$ 3 milyar pada tahun 2002, tampak kecil
dibanding Cina. Pertumbuhan ekonomi India pada tahun 2004/2005 mencapai 8,6
persen dan ini menandai adanya suatu pertumbuhan yang mantap, hampir sebagian
besar ditopang oleh perusahaan-perusahaan dari Bangalore.
Meski demikian
masih banyak industri yang dinilai tidak efisien dan tidak memiliki daya saing,
ini menjadi tantangan India untuk segera meyelesaikannya. Tantangan yang
mendesak India adalah memperluas hasil pertumbuhan ekonomi secara bertahap.
Perusahaan-perusahaan Bangalore memberi kontribusi yang besar masyarakat luas
terutama bagi penanggulangan masalah kemiskinan yang serius.
Perusahaan-perusahaan
asing yang datang ke India belum mampu memenuhi kebutuhan ekonomi negara
ini. India memerlukan banyak waktu untuk memperbaikinya. Kebutuhan sumber daya
manusia seperti ahli bidang mesin, dan teknologi perangkat lunak lebih tinggi
dibandingkan Cina dan anggota ASEAN. Kasus Cina dan India dapat menjadi
pelajaran berharga bagi para ahli strategi perusahaan untuk memahami lingkungan
eksternal perusahaan.
Keberanian Cina
mengubah iklim politik, membuka perekonomiannya, membuat sesuatu yang semula
dianggap tidak mungkin, dapat terwujud. Disini tampak hubungan timbal balik
antara pemerintah dan swasta yang mutual dalam jangka panjang, mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Munculnya Cina
dan India sebagai kekuatan-kekuatan ekonomi baru dunia, sungguh mengundang rasa
kagum. Cina melakukan spesialisasi dan unggul dalam industri dengan muatan
tenaga kerja yang besar (labor intensive industries).
Kemudian, dengan
memanfaatkan pasar domestiknya yang luas, berbagai industrinya mencapai skala
ekonomi yang sustainable. Kapasitas produksi yang sedemikian besar membuat
produk-produk Cina membanjiri seantero jagat, dan membuat Cina sebagai negara
dengan cadangan devisa terbesar di dunia. (erw)
| previous |
Adanya pembatasan
yang ketat terhadap investasi asing juga telah memperlambat proses
industrialisasi. Beberapa bank India memberikan kredit mikro dengan bunga
rendah kepada warga miskin yang ingin memulai bisnis kecil sementara
liberalisasi mulai membuka sektor-sektor yang menguntungkan bagi investor asing
untuk dapat ikut serta dalam kegiatan perekonomian India.
Dorongan
Politik Pengaruh Deng Xiaoping pada 1978 yang mulai membuat perkembangan
perekonomian Cina memiliki wajah berbeda dan adanya transformasi perubahan
ekonomi India di hampir dua dasawarsa.
Ketika Jepang memasuki masa stagnasi pada awal 1990an, ekonomi Cina dengan ‘gaige kaifang’ –nya melakukan perubahan kebijakan dan keterbukaan pasar domestik, dengan memerankan kebijakan secara signifikan, menyambut investasi Jepang untuk mengembangkan industri Cina.
Keyakinan yang berkembang saat ini bahwa kemakmuran Cina di masa mendatang tidak akan terpengaruh oleh kondisi politik domestik. Politik dianggap sebagai konstanta. Jika pemimpin Cina setuju bahwa politik dianggap konstan, maka dalam beberapa tahun mendatang Cina akan meneguhkan sebagai negara kapitalis-komunis.
Di India, demokrasi lebih baik dari Cina, pergantian pemimpin nasional relatif lebih sering dibanding Cina, peran swasta dalam perekonomian lebih menonjol dibandingkan pemerintah, namun karena sebagian besar rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, dapat dipertanyakan keberhasilan pemerataan kesejahteraan di India.
Untuk Cina buku ini tidak banyak mengupas hubungan keberhasilan ekonomi dengan politik, sementara untuk India, tidak banyak penjelasan mengenai pemerataan kesejahteraan yang baru dinikmati oleh mereka yang berpendidikan saja. Cina dan India, keduanya menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sangat berarti meski dengan cara yang berbeda paling tidak pada dasawarsa mendatang akan memperlihatkan hasilnya.
Tentu ini bukan berarti kedua-duanya tidak pernah memiliki barrier atau melakukan kesalahan dalam membangun daya saing dan pertumbuhan di pasar dunia baru. Berbagai hambatan seperti faktor sosial, politik dan lingkungan di kedua negara tersebut mewarnai pembangunan ekonomi yang harus diatasi agar dapat terus mengembangkan potensi perekonomian.
Namun demikian tak dapat diabaikan, Cina dan India memiliki posisi terbaik setelah Jepang sebagai pemain Asia terkemuka di bidang ekonomi. Sumber Daya Cina, negara yang mempunyai luas 9.57 juta km, dengan garis pantai sepanjang 14,500 kilometer, merupakan salah satu daratan yang terbesar di permukaan bumi, namun demikian hanya 10 persen yang cocok untuk bidang pertanian untuk mendukung 1.3 milyar penduduknya. Cina terbagi dalam 22 provinsi, lima daerah otonomi, dan tiga kotamadya yakni Beijing, Tianjin dan Shanghai. Terdapat 126 kota dengan populasi lebih dari 1 juta jiwa.
Ketika Jepang memasuki masa stagnasi pada awal 1990an, ekonomi Cina dengan ‘gaige kaifang’ –nya melakukan perubahan kebijakan dan keterbukaan pasar domestik, dengan memerankan kebijakan secara signifikan, menyambut investasi Jepang untuk mengembangkan industri Cina.
Keyakinan yang berkembang saat ini bahwa kemakmuran Cina di masa mendatang tidak akan terpengaruh oleh kondisi politik domestik. Politik dianggap sebagai konstanta. Jika pemimpin Cina setuju bahwa politik dianggap konstan, maka dalam beberapa tahun mendatang Cina akan meneguhkan sebagai negara kapitalis-komunis.
Di India, demokrasi lebih baik dari Cina, pergantian pemimpin nasional relatif lebih sering dibanding Cina, peran swasta dalam perekonomian lebih menonjol dibandingkan pemerintah, namun karena sebagian besar rakyatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, dapat dipertanyakan keberhasilan pemerataan kesejahteraan di India.
Untuk Cina buku ini tidak banyak mengupas hubungan keberhasilan ekonomi dengan politik, sementara untuk India, tidak banyak penjelasan mengenai pemerataan kesejahteraan yang baru dinikmati oleh mereka yang berpendidikan saja. Cina dan India, keduanya menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sangat berarti meski dengan cara yang berbeda paling tidak pada dasawarsa mendatang akan memperlihatkan hasilnya.
Tentu ini bukan berarti kedua-duanya tidak pernah memiliki barrier atau melakukan kesalahan dalam membangun daya saing dan pertumbuhan di pasar dunia baru. Berbagai hambatan seperti faktor sosial, politik dan lingkungan di kedua negara tersebut mewarnai pembangunan ekonomi yang harus diatasi agar dapat terus mengembangkan potensi perekonomian.
Namun demikian tak dapat diabaikan, Cina dan India memiliki posisi terbaik setelah Jepang sebagai pemain Asia terkemuka di bidang ekonomi. Sumber Daya Cina, negara yang mempunyai luas 9.57 juta km, dengan garis pantai sepanjang 14,500 kilometer, merupakan salah satu daratan yang terbesar di permukaan bumi, namun demikian hanya 10 persen yang cocok untuk bidang pertanian untuk mendukung 1.3 milyar penduduknya. Cina terbagi dalam 22 provinsi, lima daerah otonomi, dan tiga kotamadya yakni Beijing, Tianjin dan Shanghai. Terdapat 126 kota dengan populasi lebih dari 1 juta jiwa.
KEMAMPUAN MEREKA MENAKLUKKAN BARAT
Beberapa tahun terakhir ini dua
raksasa yang ekonomi masa depan, Cina dan India mendapat perhatian penting
dari para pelaku bisnis dunia.
Walaupun telah diramalkan sebelumnya, kemampuan Cina sebagai negara pengekspor sekaligus pasar domestik terbesar di dunia untuk berbagai produk industri dalam waktu yang relatif singkat, sangat mengejutkan Amerika.
Walaupun telah diramalkan sebelumnya, kemampuan Cina sebagai negara pengekspor sekaligus pasar domestik terbesar di dunia untuk berbagai produk industri dalam waktu yang relatif singkat, sangat mengejutkan Amerika.
Disisi lain penguasaan teknologi
India dalam mengembangkan industri perangkat lunak komputer, rancangan, dan
jasa memposisikan India ke dalam Chain Innovation of Global Technology
(rantai inovasi teknologi global).
Banyak perusahaan berbasis
teknologi seperti Microsoft, Motorola, Hawlett-Packard dan lain-lainnya
mempercayakan ilmuwan India untuk merancang perangkat lunak dan fitur-fitur
multimedia pada produk-produk mereka. Suatu penelitian mengenai implikasi
perekonomian dari kebangkitan kedua negara tersebut dengan membandingkan model
perekonomian, dan peran keduanya dalam perekonomian global.
Munculnya korporasi, penguasaan
teknologi, pengerahan sumber daya dan pengelolaan sistem keuangan, serta
berbagai hambatan seperti faktor sosial, politik dan lingkungan di kedua negara yang harus diatasi agar dapat terus mengembangkan potensi perekonomian. Jika
dicermati, terdapat perbedaan di antara konsumen India dan Cina.
Yang pertama tentu ukuran pasar.
Populasi penduduk dari kedua negara ini hampir berimbang, pendapatan perkapita
Cina tiga kali lebih besar dibandingkan India. Kemudian kedua perbedaan budaya,
masyarakat India memiliki kecenderungan memilih produk berkualitas baik dengan
harga yang rendah, sedangkan masyarakat Cina tidak memandang apakah harga suatu
produk terlalu mahal atau murah.
Ketiga, dalam tempo relatif
singkat Cina menunjukkan kemampuannya sebagai negara pengekspor dan sekaligus
pasar domestik terbesar di dunia untuk berbagai produk industri. India lebih
menguasai industri perangkat lunak, perancangan, dan jasa sehingga memiliki
posisi penting dalam rantai inovasi teknologi global.
Ini dapat dibuktikan banyak perusahaan berbasis teknologi, seperti Microsoft, Motorola, Hewlett-Packard, mempercayakan ilmuwan India untuk merancang perangkat lunak dan fitur multimedia pada produk-produk mereka.
Ini dapat dibuktikan banyak perusahaan berbasis teknologi, seperti Microsoft, Motorola, Hewlett-Packard, mempercayakan ilmuwan India untuk merancang perangkat lunak dan fitur multimedia pada produk-produk mereka.
Disisi lain, penerapan kultur bisnis
Cina dinilai tidak jelas. Penurunan pembagian output perekonomian untuk negara
menurun sekitar 30 persen selama 2 dasawarsa terakhir. Kepemilikan pemerintah
dipusatkan pada sektor utilitas, transportasi dan industri berat.
Subscribe to:
Posts (Atom)