Merintis Lahirnya Regulasi Eksipien (2)

MENJAMIN KEAMANAN PRODUK EKSIPIEN
Meskipun belum maksimal, namun API telah membuat kemajuan pada 2007. EFCG mengalihkan perhatiannya pada eksipien untuk menghasil-kan ketetapan khusus guna menciptakan standarkualitas eksipien yang tersertifikasi untuk diguna-kan pada produk–produk farmasi.Berkenaan dengan eksipien, sebagaimana dikatakan oleh Heubner, sejauh ini hanya ada komitmen untuk pengaturan internal di dalam industri.  

Di Merck, sebagai contoh, ada 60-70 audit per tahun dilakukan pada eksipien. Namun mengandalkan pada pengaturan internal jelas berpotensi pada kelalaian bahkan penyalahgunaan sistem oleh produsen yang tidak bertanggungjawab.

Heubner dan EFCG ingin pihak yang berwenang dapat berperan untuk memastikan kualitas eksi-pien dengan cara yang sama sebagaimana dilakukan dengan bahan aktif. 

Dalam menyusun istilah ini akan mudah, kata Heubner, hanya dengan memperluas ruang lingkup arahan Eropa yang ada dalam API, dengan menambahkan jumlah kata dalam sebuah paragraf tertentu sehingga memperpanjang arahan untuk menyertakan eksipien juga. Membuat mekanisme yang efektif guna menjamin keselamatan eksipien untuk kebutuhan konsumen agar dapat bekerja lebih baik dalam prakteknya. Namun membangun sistem sertifikasi pihak ketiga untuk pemasok eksipien yang akan menjadi tugas kompleks.

Masalah klasifikasi eksipien merupakan suatu tantangan tersendiri, misalnya, mengingat bahwa daftar tujuan yang eksipien gunakan sebagaimana didefinisikan dalam Farmakope internasional sangat panjang. Dalam artikel 2007 EFCG mengusulkan klasifikasi eksipien tritier: eksipien umum, eksipien khusus, dan eksipien novel.

"Sebagian besar eksipien sudah digunakan selama ratusan tahun, seperti asam sitrat, gula dan sebagainya, yang digunakan untuk aplikasi gizi. Untuk eksipien ini, di mana celah pada peraturan farmasi tidak begitu besar disebut Eksipien Umum (common excipient)," kata Heubner.

Namun, dengan eksipien lebih modern seperti polimer sintetis, jika sudah ada masalah toksisita dengan monomer sintetis yang sesuai, maka kita akan mendapatkan masalah dengan keselamatan eksipien akhir. Jadi, kita memerlukan kualifikasi yang lebih baik dan proses validasi untuk men-dapatkan substansi murni.

Sepenuhnya polimer sintetik, serta beberapa eksipien lain seperti eksipien biologis, eksipien steril, atau eksipien dengan track record yang terkontaminasi racun akan diklasifikasikan sebagai Eksipien Khusus (specific excipient).

Akhirnya, ada eksipien yang dipertimbangkan sebagai entitas kimia baru, atau memiliki kegunaan novel seperti yang dijelaskan oleh International Pharmaceutical Excipient Council (IPEC) yang tercatat pada master file system eksipien di Eropa. Ini digolongkan sebagai Eksipien Novel (novel excipient).

"Kita harus mengikuti pendekatan berbasis risiko," kata Heubner. Jadi eksipien novel harus diperlakukan berbeda dari eksipien umum, tapi sistemnya tidak akan terlalu rumit. Harus tetap sederhana. Klasifikasinya sama berdampingan dengan manufaktur umum dan standar peraturan umum distribusi yang bertujuan untuk meningkatkan jaminan kualitas dan keselamatan eksipien dalam memfasilitasi perdagangan.

Kita perlu mengklasifikasi eksipien, tapi kita jugaperlu standardisasi tentang bagaimana eksipienharus dibuat, apakah GMP-nya, apakah berdasar-kan pada pedoman International Conferention Harmonisation (ICH), atau berdasarkan pada ISO Guidance dsb. Kemudian perlu untuk mendidik auditor sehingga kita masih memiliki audit danauditor untuk diperiksa oleh pihak berwenang. 

Menuju Sebuah Solusi
Meskipun solusi sertifikasi tak mungkin mencapai kesepakatan dalam semalam, namun ini sudahmerupakan kemajuan besar. Ada satu kesepakatan luas pada pertemuan stakeholder yang dilaksanakan di Brussels Mei 2009 untuk mendorong kekemajuan penetapan standar dan pengklasifikasian eksipien.

Aspek global sangat penting. bagi bisnis yang beroperasi di dunia global memerlukan solusi global. "Apa yang kita butuhkan dan kerjakan adalahsuatu sistem global, bukan sesuatu yang harus disesuaikan pada wilayah dunia individual," kata Heubner.

Dari perspektif tim kerja sertifikasi, kerangka kerja untuk sistem sertifikasi eksipien dapat disepakati pada kuartal kedua 2010 saat ini, kata Heubner. Meskipun demikian, perlu proses negosiasi yang panjang dengan berbagai pihak berwenang di seluruh dunia, seperti FDA dan Komisi Eropa. Prosesnya membutuhkan beberapa tahun. Sementara itu, jika secara umum sepakat pada pedoman dan pelanggan ingin menggunakannya, maka akan ada 'soft launch' dari klasifikasi dan standar yang akan menjadi kabar baik bagi pasien dan konsumen.

Bagi sebagian besar industri jelas ini akan menjadijaminan, standardisasi kualitas, klasifikasi dan bentuk lain dari regulasi dalam hal pengendalian kualitas eksipien. Bagaimanapun mendorong para produsen eksipien mengikuti peraturan internasional, bagi sebagian besar produsen, stakeholder, juga bagi Heubner dan EFCG, itu masuk akal. 

"Memang benar bahwa ketika kita mengadakan pertemuan pertama kali dengan pihak pemerintah dan mengatakan kepada mereka bahwa kami ingin lebih banyak regulasi. Mereka mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya industri datang kepada mereka dan meminta peraturan yang lebih ketat.

Tapi perlu sadar bahwa kita semua adalah pasien, kita semua konsumen, jadi kita melakukan hal ini untuk keselamatan kita sendiri,” kata Heubner. 

|  previous  | 

Merintis Lahirnya Bahan Baku Non-Aktif Farmasi

Dalam dunia farmasi bagian ekstra yang paling sering menimbulkan risiko tertinggi bagi keselamatan konsumen adalah bahan baku (active pharmaceutical ingredient). Dr Arnulf Heubner dari European Fine Chemicals Group (EFCG) menguraikan pentingnya peraturan yang berfokus pada keamanan produk eksipien untuk mengurangi toksisitas.

Tahun 2007, ditemukan beberapa merek pasta gigi mengandung dietilena glikol, bahan kimia yang dipakai untuk anti-beku. Bukan bahan pengental yang seharusnya, seperti gliserin. Pasta gigi ini beredar di sejumlah negara. Tahun 2009, satu dari perusahaan farmasi di Bangladesh dilaporkan ke pengadilan, diduga telah memasok parasetamol sirup mengandung bahan kimia berbahaya, dietilena glikol.

Boehringer Ingelheim Indonesia

'World Class Quality at Competitive Cost'
Memasuki 2010, gairah bisnis farmasi domestik diramaikan dengan tren contract manufacturing. Sejak dua tahun lalu industri-industri bekerja keras mendongkrak kapasitas pabriknya menyambut tren ini. Salah satu perusahaan yang fokus untuk contract manufacturing ini adalah Boehringer Ingelheim Indonesia. Mulai tahun 2009 lalu perusahaan multinasional ini menjadi unggulan di Asia Tenggara.


Boehringer Ingelheim (BI), salah satu dari 20 perusahaan farmasi reputable di dunia. Berpusat di Ingelheim, Jerman. Perusahaan ini beroperasi secara global dengan 138 afiliasi di 47 negara dan didukung oleh 40,009 tenaga kerja dengan dedikasi tinggi.

Sejak berdiri tahun 1885, perusahaan ini berkomitmen tinggi di bidang R & D, produksi, dan pemasaran produk-produk farmasi berkualitas global yang bernilai terapi tinggi bagi kesehatan manusia dan hewan (veterinary medicine).

Di tahun 2008, Boehringer Ingelheim menghasilkan penjualan bersih sebesar 11.6 milliar Euro dan menggunakan hampir 20% dari penjualan bersihnya untuk penelitian dan pengembangan bisnis terbesarnya di bidang Obat Resep Dokter (Prescription Medicines).

Boehringer Ingelheim Indonesia
Di tanah air, sejak tahun 2008 BI Indonesia telah meng-upgrade industrinya, untuk meramaikan bisnis Contract Manufacturing di Asia Tenggara.

Untuk pengembangan pabrik yang diresmikan oleh Deputi I Badan POM, Lucky Slamet ini, tahun 2009 lalu, BI Indonesia telah membelanjakan 25 miliar Rupiah. Kini pabrik dengan area seluas 25.279 m2 berlokasi di Bogor ini telah siap memproduksi obat berkualitas global dengan kapasitas jauh lebih besar.

Langkah besar ini adalah rangkaian dari longterm strategy yang menjadi komitmen BI Indonesia untuk melestarikan dan mengembangkan aset perusahaannya di Indonesia guna memberi respon cepat pada perubahan lanskap bisnis farmasi di pasar domestik dan regional termasuk merespon tren contract manufacturing Asia Tenggara yang makin bergairah.

Saat dijumpai oleh redaksi Media Pharma Indonesia, Yanto Sihotang Plant Director BI Indonesia mengata-kan pengembangan pabriknya yang selesai 2009 lalu, disiapkan untuk meningkatkan kualitas serta kapasitas produksi. Pengembangan pabrik ini mencakup lini produksi, lini pengemasan, laboratorium, serta fasilitas pendukung tenaga kerja.

Ini merupakan batu loncatan bagi BI Indonesia, sekaligus menegaskan BI Indonesia sebagai perusahaan yang sangat  peduli pada kualitas. Komitment pada peningkatan mutu produk telah dibuktikan dengan sertifikasi cGMP (peringkat A) dari BPOM dan otoritas negara-negara
di Asia dan Afrika Selatan.

Fokus Kerjasama Regional
Menurut Yanto Sihotang, Kuartal-4 tahun 2009 lalu, BI Indonesia telah mencanangkan untuk go regional, dengan target utama negara-negara di Asia Tenggara. Pihaknya telah menjajaki kemungkinan peluang membangun kerjasama contract manufacturing dengan beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dan memiliki regional office di negara-negara Asia Tenggara. Yanto mengatakan, "Khusus untuk regional contract manufacturing. saat ini kami menargetkan Thailand, Philipina dan Vietnam."


Meskipun BI memiliki tiga pabrik representatif di Asia, yakni Indonesia, Jepang dan China, menurut Yanto, BI Jepang dan BI China, tidak memfokuskan diri pada contract manufacturing. BI Jepang misalnya, mereka hanya fokus kebutuhan pasar Jepang, sedang BI China sendiri disibukkan dengan memproduksi obat-obatan yang saat ini sedang booming di sana. Jadi hanya BI Indonesia-lah yang kini secara serius dikembangkan untuk melayani contract manufacturing di Indonesia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Afrika Selatan.

Business Model Yang Fleksibel
Di BI Indonesia, mitra perusahaan dapat menentukan model kerjasama ini sesuai kebutuhan mereka. Menurut Yanto, saat ini pabriknya mampu melayani jasa produksi, pengemasan dan full service manufacturing termasuk product transfer management serta pengadaan active ingredient, excipients dan packaging materials. Yanto menambahkan,"BI Indonesia juga membuka kesempatan bagi perusahaan yang memiliki produk spesifik, dengan mesin khusus."


Bahkan Yanto memberi penawaran yang khusus, "Mereka bisa menginvestasikan mesin yang dibutuhkan untuk diaplikasikan di sini, kami mendukungnya dengan menyediakan ruangan  dan tenaga teknik yang profesional serta berpengalaman untuk instalasi dan kualifikasi mesin sehingga produknya dapat diproses di sini sesuai standar kualitas kami."

Model kerjasama bisnis itu ditawar-kan manakala di BI Indonesia tidak tersedia fasilitas mesin yang diperlukan untuk produk khusus itu, karena diluar dari produk-produk yang di-provide oleh BI Indonesia.

"BI Indonesia fleksibel menerapkan projek ini, kami lihat case per case. Setelah sampel produknya kami terima untuk dipelajari manufacturing process-nya, baru dapat ditentukan langkah kerjasamanya," tambahnya.

Competitive Cost
Untuk memberi kontribusi pada dunia kesehatan di Indonesia, yang memerlukan produk obat dengan harga terjangkau tentu tidak mudah bagi sebagian besar industri farmasi. Impor bahan baku yang tinggi, dengan harga fluktuatif sangat memberatkan. Disisi lain kualitas produk tidak dapat dikompromi, menjadi tantangan yang tidak ringan. Yanto juga mengatakan," Disini cukup banyak perusahaan tidak dapat mempertahankan komponen material cost, akibatnya harga produk tidak kompetitif lagi.

Untuk menjaga harga dan kualitas produk tetap stabil, BI Indonesia memiliki solusi bagi mitra-mitranya. Salah satunya secara annual akan mengevaluasi komponen harga, baik convertion cost maupun material cost.

BI Indonesia memiliki sistem yang membantu mengimbangi import duty yakni dengan cara menaikkan volume produk ekspor dan mengaplikasikan konsep Business Process Excellence (BPE) serta Lean Manufacturing.

Ini sangat memungkinkan karena standar kualitas produksi BI Indonesia approved di level Asia.(erw)

PT GCM : Integrated Raw Material Logistic Services

PT Global Chemindo Megatrading
Krisis tahun 2008 lalu sempat menempatkan industri farmasi pada situasi yang sulit.  Tampaknya situasi ini masih membayangi industri farmasi di 2010.  Padahal 99% bahan baku farmasi masih berasal dari impor. Di lain pihak tuntutan ketersediaan obat murah berkualitas makin mendesak.  Lalu apa solusi dari para distributor bahan baku? PT Global Chemindo Megatrading punya jawabannya.

Di tengah krisis ekonomi 2008 itu, tampaknya perusahaan-perusahaan di bawah Kalbe Group tidak banyak mengalami kesulitan. Mereka mampu melalui krisis itu dengan baik, bahkan menunjukkan kinerja yang memuaskan.

PT Enseval Putera Megatrading Tbk (EPM). Misalnya, di 2007 berhasil mengantongi penjualan bersih Rp 6,4 Triliun, bertumbuh 15,3 %.  Di Tahun 2008 mencapai Rp 7,4 Triliun, bertumbuh 15,6 %.  Sementara di 2009 yang baru lalu tercatat (unaudited) Rp 8.3 Triliun bertumbuh 12.2 %. Bagi EPM, salah satu anak perusahaan Kalbe Group, tahun 2007 adalah saat bersejarah. Perusahaan ini telah menancapkan milestone dengan mendirikan dua perusahaan sekaligus, salah satunya adalah PT Global Chemindo Megatrading (GCM).

Pendirian GCM ini merupakan fase lanjutan bagi EPM untuk memperkuat sumber daya di bidang logistik dan distribusi dengan mengkonsentrasikan penjualan bahan baku dibawah bendera anak perusahaannya.

Praktis, sejak Oktober 2008, GCM yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan “Enseval” atau “RMT” di sektor bahan baku ini, memulai kegiatan bisnisnya secara independen dan bertumbuh pesat sebagai penyedia bahan baku bagi industri farmasi, makanan & minuman, veteriner dan industri kosmetika & toiletries terkemuka di Indonesia. Ini dibuktikan dengan membukukan penjualan bersih 2009 sebesar Rp 681 Miliar (unaudited).

Fenomena 'Magnet' di Pasar Asia

Asia yang kini menjadi 'magnet' perusahaan-perusahaan multinasional (MNCs), kini memperlihatkan pertumbuhan yang kian menguat.


Dari hasil riset yang dilakukan oleh Gartner perusahaan riset Amerika Serikat, negara-negara seperti Cina, India, menyusul Singapore, Malaysia, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, bahkan Vietnam kini menjadi lokasi-lokasi terbaik dan terpopuler yang dinilai memiliki kemampuan bekerjasama dengan MNCs dari penjuru dunia.

Mereka memiliki kriteria dalam daftar 30 negara-negara terbaik dari aspek biaya, persamaan budaya, keamanan HaKI dan data, stabilitas legal, infrastruktur, tenaga kerja, bahasa dan ekonomi, serta lingkungan politik.


Pada kesempatan lain, IMS juga menyampaikan laporannya dalam suatu media brifing, bahwa Pasar 'pharmerging' _ istilah yang digunakan untuk pasar farmasi negara-negara berkembang, secara keseluruhan terjadi pada tujuh negara, yakni Brasil, Meksiko, Cina, India, Rusia, Turki, Korea Selatan. Gabungan tujuh negara ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan tahunan hingga mencapai 13-16% pada tahun 2013.


Melihat perkembangan yang terjadi di Asia yang sangat fenomenal, redaksi Media Pharma Indonesia pada edisi Oktober 2010 mengulas bagaimana aktivitas beberapa perusahaan-perusahaan multinasional dalam melakukan kerjasama dengan mitra-mitra lokal di negara-negara berkembang.

Ulasan yang tak kalah penting kami sajikan adalah Tren Pasar Farmasi Global 2010 dan Prakiraan Pasar Farmasi Indonesia dalam Kuartal ke 3 - 2010 yang diadaptasi dari Business Monitor International. Ulasan tersebut memberi sedikit gambaran agar para pembaca dapat membandingkan sejauh mana kemajuan bisnis farmasi negeri kita di tahun ini. (erw)

"A Market on The Move, Indonesia Open for Business"

A Market on The Move, Indonesia Open for BusinessIndonesia adalah negara terpadat ke-empat di dunia. Profil demografis negeri ini relatif muda, kendati demikian pertumbuhan penduduk juga relatif  tinggi yang semakin meningkatkan tekanan finansial pada sumber daya kesehatan. Meskipun memiliki populasi yang besar, nilai pasar farmasi Indonesia masih sangat rendah.


Populasi penduduk usia -65 tahun tercatat  hanya di atas 5% dari total penduduk. Indikator kesehatan yang berkembang dalam beberapa tahun terakhir menjadi pertanda yang baik bagi pembangunan ekonomisebagai suatu sumber kesehatan yang makin menguat. 

10 Kondisi Medis Paling Top (4)

Who's The Next Best Seller?
Dalam studi Tahap II tahun lalu, OX17 terbukti efektif, bekerja cepat dan terus bekerja mengurangi asam lambung. Awal tahun ini, Orexo menandatangani kesepakatan untuk pengembangan eksklusif dengan mitra yang belum bisa disebutkan namanya. Perusahaan ini mengharapkan dapat mengumumkan kesepakatan lisensi program OX17 di tahun ini.
.
8. ANTI-CANCER ANTIBODIES
Kanker membunuh sekitar 1500 orang per hari di AS, melebihi segala kondisi medis lain terkecuali penyakit jantung. Menurut American Cancer Society, penyakit ini tercatat hampir mencapai jumlah satu dari setiap empat kematian.

Saat ini, lebih dari 3 kali jumlah korban kanker di AS dibandingkan pada 1970, terutama disebabkan oleh kemajuan dalam obat antibodi anti-kanker yang memperpanjang hidup. Sekitar US$ 13 milyar akan dibelanjakan untuk obat ini di tahun ini, menurut Thomson Pharma.

Ada banyak jenis perawatan yang ditargetkan untuk kanker, sehingga fokus di sini adalah pada perawatan kanker yang menunjukkan penggunaan lebih luas. Perawatan kanker modern ini sebagai antibodi yang ditargetkan pada sel tumor, dan berdampak buruk lebih minim pada sel-sel sehat. Nama ilmiah dari semua obat dalam kelas ini diakhiri dengan 'mab', untuk monoclonal antibody. Paling baik mengikat rilis sel-sel tumor dan racun, atau bekerja pada level sel untuk menghentikan pertumbuhan tumor.

Obat paling populer di kelas ini dimiliki oleh Roche, Genentech yakni Herceptin, yang memblokir sinyal kimia yang dapat merangsang pertumbuhan kanker payudara. penjualan yang diharapkan adalah US$ 4,4 milyar pada tahun 2009. Kanker payudara adalah kanker nomor satu pada wanita, dengan perkiraan mencapai 192.370 kasus pada tahun ini, menurut Institut Kanker Nasional.

Obat kanker dengan omset tertinggi kedua adalah Avastin, sebelumnya dimiliki oleh Genentech, saat ini menjadi bagian dari Roche setelah proses akuisisi. Avastin digunakan untuk mematikan aliran darah dalam sel-sel kanker yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh. Ini disetujui dalam kanker paru-paru sel kecil, serta usus besar dan kanker payudara. Diharapkan penjualan tahun ini mencapai sekitar US$ 3,2 milyar. 

Berpotensi Blockbuster
Calon 'mab' adalah dari Eli Lilly yang baru-baru ini memiliki ImClone Systems dan IMC-1121b. Dalam uji Tahap III yang sedang berlangsung dan mungkin dalam waktu dekat akan menjadi pesaing Herceptin untuk pengobatan kanker payudara. Obat ini dirancang untuk memblokir lintasan sinyal yang mengunci pembentukan pembuluh darah baru pada tumor yang tumbuh.

Ini bertujuan untuk memblokir pasokan darah menekan tumbuhnya tumor. Obat ini telah memiliki data safety dan efficacy yang positif dalam pengujian awalnya. Mungkin berpotensi untuk mengobati melanoma, kanker ginjal dan hati. Ada banyak potensi yang menarik pada calon dan/atau obat baru anti-kanker, termasuk Omnitarg, kandidat obat kanker payudara dari Genentech.

Tapi alasan yang sangat menarik dari IMC-1121b adalah menargetkan pasien yang tidak dapat menerima Herceptin. Ini merupakan langkah berani untuk ImClone jika dapat pindah ke suatu area biofarmasi dimana Genentech - Roche saat ini mendominasi. 

9. ANTI-CLOTTING DRUGS
Yang menjadi masalah adalah separuh dari orang-orang tidak menyadari dirinya sedang mengalami penggumpalan. Mereka mengetahui saat mulai mengalami sakit dada, sesak napas, detak jantung yang cepat, dan dalam situasi darurat. Thomson Pharma mengestimasi pasar Obat Anti-Pembekuan Darah mencapai US$ 10,9 milyar di tahun ini.

Salah satu alasan utamanya adalah bahwa hal itu sering diresepkan sebagai langkah preventif bagi mereka yang paling rentan mengalami penggumpalan, seperti orang-orang yang baru menjalani operasi, atau orang yang mengalami penyumbatan arteri di masa lalu, dan harus ekstra hati-hati untuk menghindari terjadinya pembekuan.

Nama top dalam kelas Anti-Penggumpalan Darah adalah Plavix dari Bristol Myers, dengan omset diperkirakan US$ 9,5 milyar tahun ini, sehingga nomor dua resep obat ini di AS, Lipitor. Plavix memiliki pangsa pasar sekitar 86%. Dalam kelas ini tercatat ada beberapa penantang, salah satunya adalah Ono Pharmaceutical dari Jepang, dengan obat yang disebut Limaprost, dipasarkan sebagai Opalmon. 

Berpotensi Blockbuster
Pesaing di sini adalah Eli Lilly & Co dengan Effient -nya, yang telah approved pada Juli 2009. Tampaknya ini ebih efektif dari Plavix dalam mencegah serangan jantung. Masalahnya adalah bahwa obat ini juga cenderung menyebabkan masalah pendarahan yang berbahaya dan terkadang fatal. Akibatnya, Effient mendapatkan 'black box warning' yang ketat.

Label ini merekomendasikan pada penggunaannya untuk pasien dengan riwayat serangan jantung atau stroke. Secara umum tidak direkomendasikan untuk orang berusia diatas 75 tahun. Kendati Plavix mungkin obat yang telah lama populer, dan bahkan menurut data studi dinilai mungkin kurang efektif, tapi tidak menyandang label peringatan itu. 

10. MULTIPLE SCLEROSIS
Meskipun tidak seperti 10 penyakit paling yop, Multiple Sclerosis (MS) adalah pembunuh paling parah. MS merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi otak, saraf dan sumsum tulang belakang. Dapat mempengaruhi koordinasi otot dan wicara. Dalam kondisi ini kegiatan dasar seperti berjalan dan berbicara menjadi sangat sulit.

Menurut National Multiple Sclerosis Society, MS dalam kondisi yang paling parah bisa menyebabkan lumpuh, kebutaan, tremor dan kelelahan ekstrem. Sekitar 400.000 orang AS menderita MS, dan setiap minggu mencapai 200 orang didiagnosis.

Menurut data Thomson Pharma, sekitar US$ 9,5 milyar akan dibelanjakan di tahun ini pada obat resep ini untuk membantu menangani pasien dengan gejala MS. Dua nama teratas dalam obat MS adalah 'neck-and-neck', masing-masing penjualannya sekitar US$ 2,5 milyar sekitar 26% pangsa pasar di 2009.

Salah satu dari obat ini adalah Avonex, imunomodulator buatan IDEC Biogen Inc, yang bekerja memperlambat perkembangan cacat fisik dan mengurangi frekuensi kambuh dengan membantu untuk membatasi respon kekebalan tubuh dan membatasi kerusakan pada sel-sel saraf.

Yang lainnya adalah produsen generik Teva Pharmaceutical Inc dengan Copaxone, juga imunomodulator. Tysabri, obat milik Biogen, juga menjadi salah satu obat MS lainnya di pasar, namun karena jumlah insiden PML yang mendorong perusahaan ini menarik Tysabri dari pasar dalam suatu periode. 

Berpotensi Blockbuster
Biogen IDEC adalah pemimpin MS, dengan kandidatnya yang disebut PEGylated interferon beta-1a. Perusahaan ini mengumumkan telah mendaftarkan pasien dalam trial Tahap II global untuk obatnya itu, dengan uji safety dan efficacy melalui suntikan dua-mingguan dan satu bulanan.

Tahap awal uji klinis menyarankan bahwa calon baru memiliki potensi menawarkan dosis dengan frekuensi lebih rendah tanpa mengorbankan efikasinya. Ini akan menjadi terobosan baru atas banyak obat yang sudah ada, termasuk obat dari Biogen lainnya.

Penelitian Tahap III akan menguji, apakah dari waktu ke waktu, pengobatan dengan pegylated interferon beta-1a ini dapat memperlambat perkembangan penyakit, dan menyebabkan penurunan jumlah T2 hyperintense brain lesions yang sering terlihat pada pasien MS. (erw)

| previous |

10 Kondisi Medis Paling Top (3)

Who's The Next Best Seller?
Berpotensi Blockbuster Mungkin obat asma yang perlu mendapat perhatian adalah fluticasone furoate, yang dikembangkan oleh Glaxo bermitra dengan Theravance Inc. Kedua perusahaan ini berupaya menindak lanjuti potensi dari Advair.

Glaxo dan Theravance telah mengumumkan hasil dari tiga studi terpisah Tahap IIb calon obat kepada lebih dari 1.800 pasien. Mereka mengklaim fluticasone furoate efektif pada semua pasien dalam dosis terendah.

Hanya pada dosis tertinggi menunjukkan statistik signifikan, adanya peningkatan efek samping yang khas dari jenis steroid-hirup. Sebuah uji coba Tahap III mulai awal tahun depan.

Hasil riset yang dilakukan olah Thomson Pharma dengan meninjau ulang data dan proyeksi sales pada 745 obat resep. Mulai dengan melakukan identifikasi penjualan teratas setiap obat dan menentukan 10 kondisi medis teratas. Dari semua jenis produk penantang dapat dengan mudah menjadi obat dengan status blockbuster, yang berarti meraih omset tahunan hingga 1 milyar dolar atau lebih.

Berikut adalah lima kondisi medis dan obat-obat yang juga akan ngetop di AS, setelah lima kondisi medis telah dimuat pada Media Pharma Indonesia edisi lalu '10 Kondisi Medis Paling Top: Who's The Next Best Seller? (Part One)'. Mereka merupakan obat berbasis bioteknolgi terbaru yang diprediksi omsetnya akan melejit menandingi obat teratas masa lalu;

 6. ANTIPSYCHOTIC
Penyakit mental barangkali bukan merupakan top of mind dalam daftar kondisi medis. Namun satu dari empat orang dewasa di AS didiagnosis memiliki gangguan mental pada tahun tertentu, menurut National Institute of Mental Health sekitar 6%.

Salah satu penyakit mental tertinggi yang mendapat perawatan dengan obat resep adalah gangguan bipolar. Penyakit ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrim, dari infrequent manic yang lebih rendah sampai depresi umum. 

Ini adalah diagnosa kesehatan mental paling populer yang memberikan dampak pada kemunduran produktivitas kerja. Usia rata-rata awal terjangkiti penyakit ini adalah 25 tahun. Mereka banyak mengalami gangguan bipolar dan sebagian besar dari mereka memakai obat-obatan antipsikotik di usia dewasa.

Menurut Thomson Pharma, hampir US$ 16,7 milyar akan dibelanjakan untuk obat-obatan ini di AS, tahun ini, untuk mengatasi penyakit mental termasuk gangguan bipolar. Obat yang termasuk dalam kategori ini adalah Seroquel, yang dibuat oleh AstraZeneca, dengan penjualan yang diharapkan mencapai US$ 5,4 milyar, terhitung sekitar sepertiga dari seluruh penjualan obat antipsikotik. 

Obat kedua dalam kategori ini adalah Zyprexa, dari Eli Lilly & Co, untuk mengobati gangguan bipolar dan skizofrenia. Diperkirakan penjualan tahun ini mencapai US$ 4,6 milyar.

Ada pasar potensial lainnya bagi produsen obat dan beberapa obat yang ada dalam kategori ini. Penyakit mental yang mungkin memerlukan antipsikotik termasuk gangguan depresi mayor, gangguan kecemasan, gangguan panik, dan gangguan obsesif-kompulsif. Banyak dipengaruhi oleh penyakit mental yang memiliki beberapa kelainan dan fobia. 

Berpotensi Blockbuster 
Ada sejumlah kandidat yang tampaknya menjanjikan sebagai obat antipsikotik, tapi satu di bagian teratas daftar ini ada paliperidone palmitat untuk mengobati skizofrenia. Obat ini dikembangkan oleh Johnson & Johnson, dengan teknologi nano-kristal dari Elan Corp.

 FDA pada bulan Agustus 2008 lalu meminta data lebih lanjut tentang obat ini sebelum mengijinkannya beredar di pasar AS. Tapi belum meminta tambahan untuk trial. Paliperidone palmitat efektif dalam studinya, pasien pengguna obat ini hanya 10% - 15% yang kambuh dibandingkan pada kelompok plasebo yang mencapai 40%. Keuntungan utama palmitat paliperidone ada dalam hal pemakaiannya, hanya dengan sekali suntikan bulanan, yang secara teori bisa membuatnya lebih mudah bagi penderita skizofrenia untuk tetap bisa menggunakan obat-obatan mereka. 

7. HEARTBURN DRUGS
Mulas, merupakan gangguan sangat umum, sangat tidak nyaman, dan dapat menyebabkan kondisi medis yang lebih serius jika tidak ditangani. Menurut data Thomson Pharma, ini alasannya bahwa US$ 13,1 milyar akan dihabiskan tahun ini di kelas tertentu obat resep acid reflux. Sekitar 60 juta orang dewasa dilaporkan menderita acid reflux setidaknya sebulan sekali, menurut American College of Gastroenterology.

Dan sekitar 20% dari orang-orang mengalami kondisi yang lebih serius terkait dengan kelemahan sistem kekebalan tubuh dan risiko kanker kerongkongan yang lebih tinggi. Saat ini resep yang paling umum untuk acid reflux adalah kelas obat yang disebut proton pump inhibitors. Ini bekerja untuk memblokir produksi asam lambung penyebab rasa mulas. Tidak seperti seperti antasida (OTC) yang bekerja cepat, proton pump inhibitors ini perlu waktu lebih lama untuk bekerja tetapi lebih membantu dalam jangka panjang.

Obat mulas yang paling populer diresepkan sejauh ini adalah Nexium dikenal dengan 'pil ungu' dari AstraZeneca. Tahun 2009 omsetnya diperkirakan bisa mencapai sekitar US$ 5,6 milyar, atau lebih dari 40% dari pangsa pasar. Urutan ke dua adalah Prevaciddari dari Takeda Pharmacetical, dengan proyeksi penjual-mencapai sekitar US$ 2,2 milyar. 

Berpotensi Blockbuster 
Tampaknya ada beberapa penantang yang signifikan di area ini untuk Nexium; obat tidak mengawali kehadirannya dari paten sampai dengan tahun 2015. Tapi perusahaan dengan kandidatnya yang bisa bersaing adalah Orexo AB, dengan OX17 inhibitor pompa proton-nya. Yang saat ini sedang dikembangkan untuk pengobatan penyakit reflux gastro esofagus, bentuk yang paling serius dari acid reflux. Ini menggabungkan dua zat dalam upaya untuk memberikan bantuan mulas yang lebih baik, bekerja cepat dan tahan lama.

10 Kondisi Medis Paling Top (2)


Who's The Next Best Seller? 
3. BLOOD PRESSURE 
Di AS, tekanan darah tinggi sudah menjadi norma bagi mereka berusia lanjut, dua per tiga warga AS berusia 60 tahun atau lebih tua mengalami kondisi itu. Ini salah satu 'tulah' kesehatan yang paling umum di negara itu, dan memiliki dampak yang sama pada pria dan wanita.
 
Menurut CDC, secara keseluruhan, 29% orang dewasa usia 18 tahun atau lebih menderita hipertensi, sekitar 7% dari mereka tidak tahu bahwa mereka sedang mengidapnya. Sementara 68% dari mereka dengan kondisi yang telah berobat untuk mengatasi tekanan darah mereka. Itu sebabnya belanja untuk obat tekanan darah diharapkan mencapai US$ 21,4 milyar tahun ini, menurut data Thomson Pharma.

Tekanan Darah Tinggi meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal. Fakta dan angka CDC tidak termasuk tambahan 28% dari populasi orang dewasa AS yang telah mengalami prahipertensi, sebuah diagnosa yang meningkatkan kemungkinan seseorang akan mengalami tekanan darah tinggi.

Obat Tekanan Darah terlaris adalah Novartis AG yakni Diovan. Diperkirakan 2009 lalu penjualannya sekitar US$ 5,9 milyar, menurut data Thomson Reuters. Tapi jumlah itu bisa turun drastis saat paten berakhir pada 2012. Yang besar lainnya dalam kategori blood pressure drugs adalah Cozaar dari Merck & Co dengan penjualan tahun 2009 diprediksi sekitar US$ 4,4 milyar. Patennya akan berakhir pada 2012. 

Berpotensi Blockbuster 
Meskipun beberapa masalah yang telah diajukan terkait efek samping, terutama pada dosis tinggi, kandidat obat penurun tekanan darah yang akan datang adalah biofarmasi dari Gilead Sciences Incdisebut Darusentan.

Pada Mei lalu, perusahaan itu mengumumkan data dari salah satu dua uji coba klinis Fase III calon obat untuk pasien dengan hipertensi resisten. Obat itu menunjukkan kemajuan signifikan dalam kedua sistolik dan diastolik tekanan darah vs plasebo. Diperoleh Tahap III riset kedua mengembalikan data efikasi dan tidak menimbulkan masalah baru, obat itu bisa mendapatkan persetujuan FDA pada awal 2011. 

4. IMMUNE SYSTEM BOOSTERS/SUPRESSANTS 
Salah satu kategori raksasa dari obat-obat yang mencakup segala sesuatu dari vaksin yakni obat anti-rejection transplant disebut immunomodulators, obat yang baik merangsang sistem kekebalan tubuh. Immunomodulator yang saat ini sedang dikembangkan adalah senyawa biofarmasi, seperti rekombinan protein dan peptida, antibodi monoklonal, dan vaksin yang digunakan untuk melawan beberapa kondisi dan jenis penyakit, termasuk beberapa jenis kanker.

Setidaknya, sebagian terbesar obat dalam kategori ini dirancang untuk pengobatan arthritis, penyakit penyebab utama kecacatan separuh dari mereka berusia lanjut di AS. Menurut CDC bahwa jumlah orang usia 65 tahun atau lebih yang memiliki gejala radang sendi atau sendi kronis akan meningkat hampir dua kali lipat dari 21,4 juta pada 2001 menjadi US$ 41.4 juta pada 2030, karena akan lebih banyak orang hidup dalam usia lebih lama.

Sekitar US$ 20,7 milyar diperkirakan dibelanjakan untuk perangsang sistem kekebalan pada 2009. Salah satu imunomodulator terlaris dari semua jenis adalah Humira dari Abbott Laboratories Inc yang bekerja untuk mematikan respon inflamasi pada tubuh pasien dengan penyakit arthritis dan crohn. Humira itu didesain menggunakan jenis sel tertentu kekebalan tubuh manusia, yang merupakan klon dari single parent cell.

Immunomodulator yang juga populer dan bersaing adalah Remicade dari Johnson & Johnson yang diharapkan mencapai sales sekitar 4,3 milyar tahun ini, dan Amgen Inc dan Wyeth memiliki Enbrel, dengan sales yang diharapkan sekitar US$ 3,4 milyar. 

Berpotensi Blockbuster 
Perusahaan yang menjadi perhatian dikategori obat immunomodulation adalah ARRAY BioPharma Inc, yang memiliki lima kandidat total inhibitor MEK, yang pada nantinya berpotensi merebut pasar kategori obat kanker dan rheumatoid arthritis ARRY-162 dan ARRY-300.

Kandidat ARRY-162, saat ini dilakukan uji coba fase II pada 200 pasien dengan rheumatoid arthritis. Sejauh ini, calon obat itu telah bekerja dengan baik, tanpa ada pasien menghentikan uji coba yang disebabkan oleh masalah yang merugikan. Data efikasi dalam uji coba itu diharapkan dirilis pada bulan September, sebuah momen yang memberi pengaruh yang positif pada nilai saham perusahaan.

Sementara itu, saat yang sama ARRAY juga tengah melakukan uji coba fase I pada ARRY-300 rheumatoid arthritis, dan pada pertengahan Juli, perusahaan biofarmasi ini mengajukan aplikasi investigasional sebagai obat baru untuk ARRY-162, untuk uji coba fase I mengantisipasi kanker. 

5. ASTHMA 
Salah satu jenis trauma yang banyak membawa orang mengunjungi dokter di ruang darurat adalah serangan asma. Alasannya sangat sederhana; "bernapas adalah kebutuhan yang paling penting dalam hidup." CDC mengatakan bahwa sekitar 7,3% dari orang dewasa dan 9,1% anak kini menderita serangan asma. Ini merupakan penyakit pernapasan paling umum selain sinusitis.

Pada 2004, data terbaru dari CDC yang tersedia mencatat, sebesar 4,2% orang di AS memiliki paling sedikit satu serangan asma. Menurut Thomson Pharma penyakit ini menyebabkan hampir dua juta pasien masuk unit gawat darurat dalam setahun, dan puluhan ribu pasien lainnya kehilangan waktu sekolah dan bekerja. Itu alasan bahwa sekitar US$ 20,2 milyar akan dibelanjakan untuk obat asma di AS tahun ini.

Obat asma paling sering diresepkan adalah Advair dari GlaxoSmithKline dengan penjualan diperkirakan mencapai US$ 7,4 milyar. Obat ini bekerja untuk meningkatkan fungsi paru-paru dengan melonggarkan saluran napas dan anti radang. Obat lain yang populer adalah Singular, dari Merck & Co. Indikasi obat ini membantu memblokir sinyal genetik pemicu penyempitan saluran napas.

10 Kondisi Medis Paling Top (1)

Who's The Next Best Seller?
Data Safety & Efficacy sangatlah penting bagi calon obat. Tapi apa yang benar-benar membuat obat potensial menjadi sangat menarik? Apakah data yang akurat dari jenis perawatan berbasis bioteknologi terbaru? 

Ataukah pasarnya yang sangat besar, juga menarik perhatian? Thomson Pharma didukung oleh situs BioHealthInvestor.com, 247wallst.com, berupaya menemukan kandidat biofarmasi paling menjanjikan dari perusahaan bioteknologi dan farmasi melalui studi 10 terbesar kondisi medis/pola penyakit yang paling lazim diderita warga Amerika Serikat (AS).

Riset ini dilakukan olah Thomson Pharma dengan meninjau ulang data dan proyeksi pendapatan pada 745 obat resep. Dimulai dengan mengidentifikasi penjualan teratas setiap obat, 10 Kondisi Medis Paling Top, selanjutnya memperhatikan kemajuan kandidat obat yang paling menjanjikan dan berpotensi menggeser pemimpin pasar di masa mendatang. Dari semua jenis produk penantang dapat dengan mudah menjadi obat berstatus blockbuster, yang berarti mengantongi omset tahunan mencapai US$ 1 Milyar bahkan lebih. 

Berikut adalah 5 dari 10 kondisi medis dan obat-obat yang akan ngetop di AS. Mereka merupakan obat berbasis biotek terbaru, yang diprediksi omsetnya akan melejit menandingi obat teratas saat ini;

1. CHOLESTEROL FIGHTERS 
Benar bila olah raga, upaya menurunkan berat badan, menghindari lemak, terdengar akrab di telinga kita. Jutaan warga di seluruh dunia dan AS telah berupaya melakukannya sampai pada tingkat tertentu, namun nyatanya kolesterol mereka masih belum turun pada level yang wajar. Itu sebabnya obat penurun kolesterol menduduki posisi teratas dari obat yang banyak diresepkan oleh dokter di AS.

Menurut estimasi Thomson Pharma, jenis obat penurun kolestrol ini diperkirakan akan menghasilkan penjualan mencapai US$ 27,4 milyar di AS tahun 2010. Obat Penurun Kolesterol menegaskan sebagai obat lifestyle dengan omset paling tinggi di sana.

Sebuah artikel yang terbit pada Journal of Medicine di AS pada Juni 2009 menyatakan bahwa saat ini masyarakat AS memiliki kesehatan lebih buruk dibanding 18 tahun silam. Lingkar pinggang orang AS makin melebar, aktifitas fisik kian menurun, begitu juga pola makan makin tidak sehat. Itu sebabnya para dokter disana cenderung meresepkan obat seperti statin untuk pasien berusia 25-29 tahun. Obat-obatan telah dipilih untuk menekan kolesterol, menurunkan resiko penyakit jantung.

Di masa datang, bahkan pasien dengan kolesterol normal dapat diberi resep statin. Sebuah studi dari American Heart Association pada November 2009 menunjukkan bahwa statinCrestor dari AstraZeneca secara dramatis telah menurunkan angka kematian akibat serangan jantung dan stroke pada pasien dengan kadar kolesterol yang baik, alasannya, tinggi tingkat penyakit jantung juga terkait dengan protein.

Sekitar 34 juta orang di AS yang akan memanfaat-kan statin untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Tapi jumlah yang potensial ini bisa meningkat lagi hingga 10 juta jika memakai data terbaru. Suatu jumlah yang fantastis.

Obat terkemuka di kategori ini adalah Lipitor dari Pfizer Inc, pangsa pasarnya sekitar 41%, dan diharapkan penjualan mencapai 11.2 milyar dollar tahun ini. Pesaing di kategori ini adalah Crestor, diproyeksikan penjualan sebesar $ 4,9 milyar. Anti kolestrol Zetia, obat non statin milik Merck ini diproyeksikan penjualan sebesar 2,1 milyar dollar. 

Berpotensi Blockbuster 
Kandidat obat penurun kolesterol yang kini ngetop sebagai biofarmasi potensial yakni Lomitapide dari Aegerion Pharmaceuticals. Ini adalah obat molekul kecil yang bekerja untuk menurunkan kadar koles-terol dan dan trigliserida dalam darah dengan membatasi produksi lipoprotein dari usus dan hati.

Aegerion Pharma secara privat telah merilis data sementara Fase III untuk Lomitapide ini Juni 2009 lalu. Dari pasien yang diteliti, Lomitapide menekan kolesterol hingga 44%. 

2. INSULIN AND DIABETES TREATMENTS 

The U.S. Centers for Disease Control mengatakan bahwa di AS pada 2007 sebesar 116 milyar dihabiskan untuk obat diabetes. Karena seperempat dari 23,6 juta orang tidak sadar bahwa mereka terkena diabetes. Penjualan obat ini akan segera naik melalui program reformasi kesehatan yang diusulkan.

Bagi kebanyakan penderita diabetes, mereka mem-butuhkan insulin atau obat lainnya setiap hari.  Menurut data Thomson Pharma, pada 2009 diperkirakan pengeluaran untuk diabetes treatment mencapai US$ 23,3 milyar. Sebagian besar orang AS didiagnosa dengan penyakit ini mengalami diabetes Tipe 2, suatu kondisi dimana tingkat insulin meningkat karena tubuh gagal menggunakannya dengan baik.  Seiring waktu, penyakit ini menyebabkan kerusakan pada organ tubuh mata, ginjal, saraf dan jantung.

Ini adalah alasan mengapa diabetes jadi penyebab utama ke tujuh kematian di dunia. Pengobatan sehari-hari merupakan fakta kehidupan bagi sebagian besar pasien dengan diabetes Tipe 1, yang dulu disebut diabetes anak-anak. Itu artinya milyaran profit bagi perusahaan farmasi yang meng-obati pasien dengan diabetes Tipe 2.

Obat diabetes dengan omset terbaik adalah Lantus produk dari Sanofi-Aventis dengan sales di 2009 sekitar US$ 4 milyar. Namun saat ini, obat yang bisa mengalahkan insulin jangka panjang mungkin dari NovoNordisk. 

Berpotensi Blockbuster 
Pendatang baru yang mungkin akan melejit, adalah calon obat inhalable biopharmaceutical insulin dari Mannkind Corp disebut Afresa. Memang benar bahwa insulin inhalable dalam pengembangan telah memiliki masalah sejak awal. Tapi stock - MannKind baru-baru ini tercatat tinggi sepanjang 52 minggu terkait data studi Afresa. 

Studi tahap akhir oleh Valencia perusahaan yang berbasis di California mengatakan kinerja Afresa terbukti dapat dibandingkan dengan injeksi insulin. Afresa, mungkin akan menjadi produk yang disetujui. Salah satu pesaing yang memungkinkan adalah Pfizer Inc, yang mulai mengalihkan pengguna Exubera (insulin-hirup) kepada produk eksperimental MannKinds. Pfizer sendiri menarik Exubera dari pasar di tahun 2007 setelah melihat penjualannya surut.

| next page |

Hello Generic, Goodbye 'Old Stars'...

Hangatnya perbincangan tentang obat-obat originator yang habis masa patennya pada 2011, saat ini juga obat paten dari para blockbuster mengalaminya sepanjang 2009 - 2010. Sementara seperti Teva, Apotex, Mylan dan pembuat obat generik lainnya memiliki peluang penjualan copy product-nya di tahun ini termasuk Flomax dan Aricept. 

Meski demikian beberapa originator populer seperti Lipitor, Cozaar, Flomax dan Armidex yang pada dasarnya berakhir paten tahun 2009 lalu, tampaknya belum akan tersentuh hingga 2011 karena sejumlah alasan yang memperpanjang masa patent mereka. Mereka akan masuk pada daftar berikut.

Berikut kabarnya obat yang patennya berakhir pada 2010, termasuk obat-obat paten yang telah berakhir, tapi berhasil mendapat perpanjangan enam bulan dengan alasan eksklusivitas pediatrik, yakni ; 

Cozaar (losartan potassium) 
Obat terlaris untuk tekanan darah tinggi dan diabetes. Penjualan secara global produk milik Merck ini mencapai sedikitnya US$ 3,4 milyar pada 2009. Turun 3% dibandingkan dengan periode yang sama 2008.

Pada April 2010, Merck kehilangan eksklusivitas untuk Cozaar di pasar Amarika Serikat (AS). Namun dengan eksklusivitas pediatrik, FDA telah memberi perpanjangan waktu hingga Februari 2011. Dilain pihak, pesaing generik dari Teva sepertinya akan cepat mengambil peluang. Sementara itu pula, Zydus obat tekanan darah tinggi keluaran Lek Aurobindo Pharma yang telah memperoleh persetujuan tentatif, Cozaar dalam versi generik. Namun demikian pediatrik eksklusifitas paten lain mencegah dari FDA menyetujui pembuat obat generik sampai 6 April 2011.

Lipitor (atorvastatin kalsium)
Disebut-sebut sebagai Mega Blockbuster. Obat kolesterol ini tidak akan menghadapi persaingan hingga November 2011, (meskipun patennya berakhir pada Maret 2010). Tahun 2009 dari produk ini, Pfizer meraup omset hampir US$ 11.4 milyar, lebih rendah dari 2008 yakni US$ 12.4 milyar.

Pfizer telah membuat kesepakatan dengan Ranbaxy Laboratorium yang akan memungkinkan pelepasan bentuk generik di luar AS sebelum patennya habis, tapi penundaan rilis AS hingga November 2011 (sebagai first-filler, Ranbaxy memiliki waktu enam bulan untuk memasarkan eksklusivitas). Sementara pemilik hak jual versi generik di AS adalah Arrow Group yang dibeli oleh Watson Pharmaceuticals tahun lalu.

Flomax (tamsulosin HCl)
Obat resep popular dari Boehringer Ingelheim/Astellas untuk pengobatan komplikasi pembesaran prostat (benign prostatic hyperplasia/BPH) ini pada awalnya dijadwalkan berakhir patennya pada 27 Oktober 2009, tetapi karena Ranbaxy memperoleh hak eksklusif untuk menjual generik, masih di bawah nama merek Flomax, selama dua bulan sebelum resmi paten berakhir. Penundaan ini akan membuat versi generik tidak tersedia sampai 27 Maret 2010.

Top Eksekutif Ranbaxy mengatakan, perusahaannya meluncurkan versi generik Flomax pada Maret 2010, yang memungkinkan untuk memperoleh keuntungan sebagai first-filler. Sementara Flomax habis masa eksklusivitas pediatrik 27 April 2010. Selain itu, Teva dan Mylan juga ingin menjual salinan generik obat BPH ini.

Arimidex (anastrozole)
Produk milik AstraZeneca untuk terapi operasi pengobatan untuk wanita postmenopause dini dengan reseptor hormon yang positif kanker payudara ini meraih penjualan mencapai US$ 1,9 milyar selama 2009. Patennya ditetapkan berakhir pada 27 Desember 2009, tetapi perpanjangan itu diberikan pada AstraZeneca agar dapat dibuat studi pediatrik. Sekarang tampak ada harapan pada 27 Juni 2010 versi generik dapat tersedia.

Sejumlah perusahaan yang telah mendapat persetujuan tentatif untuk versi generik ini, termasuk Teva Pharmaceutical Industries, Synthon, Roxane, Zydus, Stason, Watson Laboratorium, Sandoz dan Natco Pharma.

Climara (estradiol)  

Produk untuk pengobatan hot flashes (level sedang sampai berat) pada wanita menopause ini keluaran Bayer Healthcare, patennya berakhir pada 29 Juni 2010. Meski demikian Climara, memiliki pesaing, Mylan perusahaan yang telah memasarkan produk dalam beberapa tahun.

Sementara itu, Berlex Laboratorium (sekarang bagian dari Bayer) dan 3M Pharmaceuticals mengajukan petisi meminta warga agar FDA tidak merekomendasikan estradiol transdermal pada Mylan sebagai generik pengganti Climara, yang digunakan untuk mengurangi hot flashes. Perusahaan ini mengatakan produk Mylan tidak bioekuivalen bila diterapkan pada anal (produk ini telah disetujui bila diterapkan pada anal dan perut). Namun, lembaga itu membantah permohonan itu pada 2004. Paten Climara berakhir 29 Juni 2010.

Aricept (donepezil HCl)
Obatan untuk demensia, gejala awal Alzheimer keluaran dari Pfizer/Eisai ini memperoleh omset mencapai US$ 3 miliar setiap tahun. Aricept akan kehilangan perlindungan patennya pada 25 November 2010. Sejumlah industri farmasi berupaya mengejar persetujuan FDA untuk versi generik Aricept ini. Reksa Farmasi memenangkan persetujuan untuk 5mg dan disintegrasi tablet 10mg secara oral pada Desember 2009.

Sementara URL Pharma, berencana memasarkan donepezil setelah berakhirnya masa paten November tahun ini. Saat ini, Roxane, Apotex dan Aurobindo telah menyusun 'kekuatan' ANDA untuk beberapa obat, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Teva, yang memenangkan persetujuan tentatif pada awal 2008.


Invirase (saquinavir mesylate)
Invirase dengan indikasi anti HIV keluaran Roche, berakhir patennya pada 19 November 2010. Saat ini, tidak ada produk generik dengan persetujuan tentatif.

Hycamtin 

Obat kanker ovarium dan paru-paru keluaran GlaxoSmithKline ditetapkan masa patennya habis pada 28 Mei 2010, namun masih menikmati eksklusivitas hingga 28 November 2010 untuk eksklusivitas pediatrik. Menurut situs drugs@fda.com, tidak ada perusahaan generik yang memperoleh persetujuan tentatif untuk Hycamtin, yang digunakan untuk produk memiliki penjualan dari US$ 72 juta pada tahun 2009, menurut pernyataan pendapatan Glaxo. Teva berupaya mendapatkan sampel obat untuk melihat apakah bisa membuat salinan, tetapi Glaxo telah menolaknya. FTC mengatakan akan meninjau tindakan Glaxo yang tidak fair dan menghalangi kompetisi.

Protonix (pantoprazole)  

Paten obat mulas keluaran Wyeth ini berakhir pada Juli 2010, tapi akan menikmati eksklusivitas pediatrik hingga Januari 2011. Setelah bertahun-tahun terjadi perdebatan hukum, perusahaan generik akhirnya berpeluang mendapat salinan obat paten ini. Terkait patent ini Wyeth (sekarang bagian dari Pfizer dan Nycomed) mengajukan tuntutan ke sejumlah perusahaan generik, termasuk Sandoz dan Teva, untuk mencegah persaingan.

Bahkan hingga akhir Juli 2009, Apotex berupaya mendapatkan persetujuan untuk versi 20 mg dan 40 mg melalui salah satu pasal yang terkait sertifikasi paten dalam ANDA. Sementara Teva meluncurkan versi obat itu pada tahun 2007, mengklaim itu 180 hari dari eksklusivitas karena itu adalah salah satu perusahaan first-filler. Tetapi kini melanjutkannya bersama Wyeth di meja perundingan.

Levaquin (levofloxin)  

 Antibiotik spektrum luas milik Johnson & Johnson ini meraih sekitar US$ 1,5 milyar di 2009 patennya ditetapkan akan berakhir pada 20 Desember 2010, tapi sebuah studi pediatrik telah memperpanjang sampai 20 Juni 2011. Obat ini akhirnya mendapat persetujuan untuk digunakan pada anak-anak terkena anthrax. Johnson & Johnson telah berjuang kembali sejumlah generik penantang termasuk Mylan, Lupin, Teva dan American Pharmaceutical Partners mencoba untuk menyalin dengan antibiotik Levaquin.

Sementara itu, India's Wockhardt memenangkan persetujuan tentatif untuk diusulkan penyalinan produk mengatakan akan meluncurkan produk segera setelah berakhirnya masa paten 20 Juni 2011. (erw)

Top Ad 728x90