,

Pemerintah Alokasikan Belanja Obat dan Vaksin Rp 1,3 Triliun

Pemerintah Indonesia mengalokasikan dana belanja obat dan vaksin sebesar Rp 1,3 triliun tahun 2013 ini, naik 8,3% dibanding alokasi tahun lalu Rp 1,2 triliun, menurut pejabat Kementerian Kesehatan. Alokasi tersebut ditetapkan sesuai proyeksi pertumbuhan pelayanan kesehatan dasar.

Pemerintah Alokasikan Belanja Obat dan Vaksin Rp 1,3 Triliun
Pemerintah Alokasikan Belanja Obat dan Vaksin Rp 1,3 TriliunPemerintah Indonesia mengalokasikan dana belanja obat dan vaksin sebesar Rp 1,3 triliun tahun 2013 ini, naik 8,3% dibanding alokasi tahun lalu Rp 1,2 triliun, menurut pejabat Kementerian Kesehatan. Alokasi tersebut ditetapkan sesuai proyeksi pertumbuhan pelayanan kesehatan dasar.

"Nilai belanja obat dan vaksin untuk program pelayanan kesehatan dasar tahun ini diperkirakan naik dari tahun lalu Rp 1,2 triliun," kata Maura Linda Sitanggang, Dirjen Binfar dan Alkes. Pencairan dana belanja obat nantinya dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan.


Mulai tahun ini, pemerintah tidak lagi menggunakan sistem pengadaan atau tender, melainkan digantikan dengan sistem pembelian langsung via elektronik katalog (e-catalog). "Pengadaan unit menurut harga akan kami mulai tahun ini, sehingga untuk pengadaaan obat generik akan disesuaikan dengan katalog tender harga," ujar Maura.

Kenaikan belanja obat pemerintah di 2013 juga mendorong pertumbuhan penjualan produsen farmasi, baik lokal maupun asing. Tahun ini, penjualan produsen farmasi di Indonesia ditargetkan mencapai US$ 5,4 miliar, naik 14,89% dibanding tahun lalu US$ 4,7 miliar.

"Dari estimasi itu, penjualan produsen farmasi asing di Indonesia pada tahun ini ditargetkan mencapai US$ 1,35 miliar, naik 12% dari tahun lalu," kata Luthfi Mardiansyah, Ketua Umum International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG). Selain didorong anggaran belanja kesehatan pemerintah, pertumbuhan penjualan produsen farmasi asing tahun ini juga seiring ekspansi yang dilakukan sejumlah produsen di tahun lalu.

PT Bayer Indonesia dan PT Pfizer Indonesia, dua produsen farmasi asing asal Jerman dan Amerika Serikat, berinvestasi dengan menambah kapasitas produksi tahun lalu senilai total US$ 44 juta. Peningkatan kapasitas tersebut untuk menunjang pertumbuhan bisnis perusahaan, baik di pasar domestik maupun ekspor.

Bayer Indonesia menambah investasi di 2012 senilai US$ 20 juta untuk membangun pabrik baru. Pembangunan pabrik tersebut dilakukan untuk memperbesar kapasitas produksi obat bebas (over the counter/OTC).

"Pada dasarnya perusahaan farmasi termasuk Bayer membangun pabrik agar bisa memproduksi secara efisien. Bayer melihat regulasi di Indonesia mengharuskan memiliki pabrik, untuk dapat memasarkan produk, karena itu mereka membangun pabrik," kata Parulian Simanjuntak, Direktur Ekeskutif International Pharmaceutical Manufacturers Group kepada Finance Today.

Pfizer Indonesia juga menambah kapasitas pabrik obat generik tahun ini. Dengan penambahan tersebut, kapasitas produksi perusahaan akan meningkat 50% menjadi 300 juta tablet per tahun, dari sebelumnya 200 juta tablet per tahun.

Perluasan pabrik senilai US$ 3 juta tersebut seiring target pertumbuhan penjualan Pfizer, yang mengikuti pertumbuhan farmasi nasional per tahun. Produk obat generik yang dihasilkan pabrik perluasan akan diutamakan untuk pasar domestik, seiring rencana pemberlakuan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) pada 2014.

"Perluasan pabrik juga untuk memfasilitasi transfer teknologi dalam hal produksi," ujar Widyaretna Buenastuti, Direktur Pfizer Indonesia.(dbs)

Top Ad 728x90