Kalbe Akan Lanjutkan Akuisisi Sejumlah Perusahaan di 2013

Kalbe Farma akan melanjutkan rencana akuisisi sejumlah perusahaan di 2013, menurut direksi perseroan. Sebelumnya, perseroan berencana mengakuisisi empat perusahaan pada tahun 2012 ini.

"Kami masih terus menjajaki kemungkinan akuisisi pada tahun depan, setelah pada semester II tahun ini selesai mengakuisisi PT Hale International, dan membentuk perusahaan patungan dengan PT Milko Beverage Industry," kata Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma.

Perseroan masih menjajaki kemungkinan akuisisi dengan beberapa perusahaan hingga tahun depan, khususnya yang bergerak di bidang makanan kesehatan. Dengan ekspansi di divisi produk kesehatan, dalam dua hingga tiga tahun mendatang, kontribusi divisi tersebut diproyeksikan mencapai 25%. Kontribusi tersebut akan menyamai target kontribusi dari bisnis nutrisi perseroan saat ini.

Perseroan resmi mengakuisisi 100% saham PT Hale International pada 6 Juli 2012, senilai Rp 93,9 miliar. Vidjongtius menuturkan akusisi perseroan terhadap Hale International merupakan langkah strategis untuk berekspansi di lini bisnis minuman kesehatan. 

"Kami optimistis transaksi ini akan mempercepat langkah Kalbe untuk memasarkan produk-produk minuman kesehatan siap saji yang potensi pasarnya sangat menjanjikan," ujar Vidjongtius. Perjanjian akuisisi telah ditandangani Kalbe Farma dan Hale International pada 30 Mei 2012. 

Sementara perusahaan hasil joint venture dengan PT Milko Beverage Industry diberi nama PT Kalbe Milko Indonesia. Perusahaan tersebut akan memproduksi makanan dan minuman kesehatan. Vidjongtius menuturkan dalam kerja sama joint venture tersebut, Kalbe Farma memiliki 51% saham, sementara 49% saham dimiliki PT Milko Beverage Industry. Investasi untuk membentuk perusahaan joint venture ini berkisar Rp 100 miliar-Rp 150 miliar.

Kalbe Farma aktif melakukan sejumlah ekspansi dan akuisisi setiap tahun sebagai strategi untuk menciptakan pertumbuhan secara berkesinambungan. Pada Juli 2012, Kalbe merealisasikan akuisisi PT Hale International, sebuah perusahaan yang memproduksi minuman kesehatan. Kemudian, bersama PT Milko Beverage Industry, Kalbe Farma membentuk perusahaan joint venture bernama PT Kalbe Milko Indonesia untuk memproduksi minuman nutrisi.

Tahun lalu, Kalbe menambah fasilitas produksi baru obat generik berkapasitas 87 juta tablet per tahun yang saat ini telah siap berproduksi. Sementara itu, perusahaan sedang meneruskan konstruksi fasilitas produksi baru untuk obat kanker. Fasilitas produksi yang pembangunannya dimulai pada April 2011 ditargetkan akan selesai akhir tahun 2012.

Meski menjadi pemimpin pasar produk farmasi di Indonesia, Kalbe tetap menghadapi persaingan yang ketat di pasar domestik. Di Indonesia, meski struktur pasar farmasi terfragmentasi pada sejumlah pemain utama, produk me-too -- obat yang dapat diproduksi oleh produsen karena masa hak paten dari penemunya telah habis -- yang dihasilkan oleh para produsen menjadikan kompetisi yang ketat untuk segmen obat ini. 

Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh produsen farmasi di dalam negeri adalah tidak tersedianya bahan baku produk farmasi, produk kesehatan, maupun produk nutrisi. Hal ini menyebabkan lebih dari 90% bahan baku masih harus diimpor. 

Produsen farmasi Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pasokan bahan baku impor. Karena itu, kinerja keuangan menjadi rentan terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah, serta rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dunia. 

Pelemahan rupiah akan merugikan industri farmasi karena pembelian bahan baku yang harus dilakukan dalam mata uang asing, sementara pendapatan diperoleh dalam mata uang rupiah karena fokus pasar yang tertuju pada pasar domestik. (dbs)

Top Ad 728x90