,

A Patent Will Disappear Brands Can Last Forever

Di Amerika Serikat (AS) perusahaan pemegang paten diberikan eksklusivitas dalam jangka waktu 15-20 tahun untuk setiap penemuan mereka. Di industri farmasi periode pengembangan obat dalam jangka panjang dikombinasikan dengan Hatch Waxman-Act telah menciptakan kehidupan paten dari obat baru rata-rata selama 12 tahun.

A Patent Will Disappear Brands Can Last Forever
Di Amerika Serikat (AS) perusahaan pemegang paten diberikan eksklusivitas dalam jangka waktu 15-20 tahun untuk setiap penemuan mereka. Di industri farmasi periode pengembangan obat dalam jangka panjang dikombinasikan dengan Hatch Waxman-Act telah menciptakan kehidupan paten dari obat baru rata-rata selama 12 tahun.

Ketika periode ini berakhir, obat generik segera memasuki pasar  yang diarahkan pada pangsa pasar dan mengakibatkan kemerosotan omset penjualan inovator secara drastis. Beralih obat dari beresep pada status OTC dapat membantu mempertahankan beberapa lama setelah masa  paten berakhir.


Pasar OTC seluruh dunia bernilai US$ 95 miliar di 2009, tetapi pasar itu sangat bervariasi di setiap negara. Obat OTC tercatat sebesar 8% dari total penjualan obat AS, dibandingkan negara berkembang sebesar 30%. Penjualan pada kategori ini juga diperkirakan tumbuh dua digit di negara-negara BRIC (Brasil, Rusia, India, Cina) yang berkembang pesat pada 2010, berbeda dengan di AS, Eropa dan Jepang yang pertumbuhannya jauh lebih lambat.

Beberapa obat bebas yang paling umumnya dibeli adalah antasida, analgesik, alergi dan obat batuk/demam. Merek OTC paling populer termasuk Prilosec, Claritin dan Zyrtec, bahkan setelah selesai masa paten mereka. Prilosec antasida tetap menjadi yang teratas dalam daftar penjualan di pasar AS. Sementara peluncuran Claritin yang  begitu sukses bahkan setelah 8 tahun berakhirnya paten masih meraih omset sekitar US$ 400 juta hanya di AS.

Pemain lain di pasar OTC bermerek termasuk Tylenol dari Johnson & Johnson dan Aspirin milik Bayer tetap berkembang dengan baik di tengah persaingan versi generik, karena bergantung pada kekuatan merek.
.
Ada banyak pendorong untuk menempatkan pasar OTC pada jalur pertumbuhan yang solid, seperti obat blockbuster yang telah habis masa patennya. Banyak perusahaan berupaya memperluas pasar mereka dengan beralih ke status OTC menjelang masa paten obat mereka.


Contoh diatas menunjukkan bahwa jalur OTC bermerek bisa menjadi strategi yang berhasil. Saat ini Pfizer mengalihkan Viagra pada jalur OTC dan sedang mempertimbangkan peralihan status untuk Lipitor. Beberapa negara Eropa telah membuka kesempatan untuk switch dari status Etikal ke OTC, meskipun sejauh ini FDA masih ragu-ragu. Mungkin akan ada perubahan di masa mendatang.

Saat ini pasien menjadi konsumen semakin pintar mengelola kesehatan mereka, terutama mengenai obat-obat yang mereka konsumsi. Mereka ingin berperan lebih besar dalam mengambil keputusan untuk kesehatan mereka sendiri. Banyaknya situs-online tersedia secara luas, memberi informasi kesehatan kepada publik hanya dengan 'klik'. Dilain pihak banyaknya alat uji diagnostik portable yang kini dapat digunakan di rumah, dan semakin diminati.
.
Produk OTC memungkinkan konsumen untuk menjangkau harga ‘moderat’ yang disetujui oleh pemiliki otoritas, FDA. Untuk mengobati penyakit ringan tanpa harus mengalami antrian dan biaya kunjungan ke dokter.


Dalam skema yang tak jauh dari kondisi riil, co-payment untuk obat generik di AS mulai dari US$ 10 (termurah), obat merek memerlukan co-payment dari US$ 20-25 (moderat), dan obat generik bermerek (branded) yang  top setidaknya seharga US$ 40, semuanya keluar dari saku pasien.

Sistem ini dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan belanja obat dengan mendorong pasien menggunakan obat generik. Karena biaya obat dan co-payment sama-sama meningkat, pihak asuransi dan pasien telah melihat bahwa pengeluaran bisa lebih hemat dengan memakai obat bebas. Dokter semakin bersedia menginstruksikan pada pasiennya untuk membeli obat di tempat umum daripada harus menulis resep obat dengan bahan aktif yang sama.

Untuk memaksimalkan pasar OTC, Amerika membutuhkan perubahan signifikan pada kebiasaan mereka dengan merevisi regulasi pembelian obat bagi konsumen. Saat ini hanya 32% dari obat OTC yang dapat dibeli melalui apotek, 21% dari penyimpanan, sebagian lainnya dari supermarket.

Sementara apotik bisa mengambil berbagai obat secara wajar, supermarket dan gudang, mengelola yang lebih kecil. Oleh sebab itu, toko dan supermarket, fokus pada penjualan kepada konsumen obat yang paling populer sehingga lebih mudah dan lebih nyaman. Pasar saat ini terstruktur, pertumbuhan yang inkremental/bertahap ini disebabkan oleh kematangan dan saturasi obat OTC yang populer.

Dalam memutuskan obat Rx diperbolehkan untuk beralih OTC, FDA melihat keamanan dan efektivitas produk, rasio benefit-to-risk, dan apakah pelabelan dapat ditulis sedemikian rupa sehingga konsumen dapat memakai produk aman tanpa intervensi dari penyedia layanan kesehatan. Untuk menumbuhkan pasar, FDA harus lebih dahulu memastikan bahwa pasien mendapat edukasi yang cukup untuk membuat keputusan medis yang lebih kompleks atas nama mereka sendiri.

Untuk beberapa hal, ini telah diperumit oleh adanya industri yang berlebihan dalam memanfaatkan ekstensi merek mereka dengan melakukan mixing dan matching pada analgesik, obat batuk, obat demam, alergi, dsb, sampai-sampai  konsumen tak tahu lagi obat yang mereka ambil. Hal Ini berdampak pada kekhawatiran bahwa pasien memiliki resiko meng-konsumsi obat secara tidak tepat.

Selain meningkatkan pelabelan obat, perusahaan farmasi perlu mengubah saluran distribusi mereka ke toko obat OTC dan toko kelontong dan supermarket. Di Eropa, di mana OTC menikmati proporsi yang lebih tinggi dari total penjualan obat, apotek memiliki pangsa 88% dari pasar OTC.

Berbelanja obat di apotek, konsumen akan mendapat kesempatan berkonsultasi kepada apoteker, dengan pertanyaan yang dibutuhkan. Mereka bisa belajar tentang bahan aktif, informasi dosis dan efek samping, interaksi obat dsb.

Ini harus memperoleh lebih banyak dukungan kepada FDA untuk memfasilitasi segala hal yang diperlukan.

Saatnya bagi beberapa obat resep akan lebih tertantang untuk menjadi kandidat OTC switch, perancangan obat berstatus Behind-the-Counter (BTC) yang jarang sekali digunakan mungkin tepat. BTC adalah resep bebas obat yang akan dibeli langsung oleh konsumen dari seorang apoteker. Sebagai contoh, kontrasepsi darurat Plan B adalah sejenis obat BTC, seperti halnya juga obat alergi yang mengandung pseudoefedrin. Status ini adalah yang ketiga secara luas digunakan di Eropa, dan telah menunjukkan banyak keberhasilan.

Banyak obat yang saat ini mendekati akhir masa paten mereka membutuhkan sedikit pengetahuan dari pengguna obat batuk umum. Mereka akan melakukannya dengan baik dalam kategori BTC jika diijinkan oleh FDA. Ini termasuk obat antara lain untuk disfungsi ereksi, pencegahan osteoporosis, kontrasepsi, dan pengendalian kolesterol.

Kebanyakan pasien dapat mendiagnosis diri sendiri untuk perawatan ini. Apa yang mereka butuhkan adalah sedikit bimbingan dari profesional kesehatan, bimbingan yang dapat diberikan oleh seorang apoteker.

Hal ini membutuhkan upaya bersama dari FDA, perusahaan farmasi dan apoteker, untuk menumbuhkan pasar OTC dengan mendorong peralihan Rx pada OTC. Ini akan menjadi solusi win-win, jika dikelola dengan baik, akan memberi keamanan dan kenyamanan bagi konsumen dan perusahaan farmasi memperpanjang kehidupan produknya.

Untuk melakukannya tentu memakan waktu yang tidak singkat, karena sebagian besar lingkungan yang ada di FDA sangat konservatif. Namun pada prinsipnya, pasar untuk OTC/BTC menawarkan peluang yang cukup besar untuk industri farmasi.

Sebuah paten memiliki kehidupan yang terbatas. Sebuah merek, jika dikelola dengan baik, akan hidup selamanya.(erw)

Top Ad 728x90