Perusahaan Lokal Kuasai 66% Pasar Obat Resep

Perusahaan farmasi lokal menguasai 66% pasar obat resep di Indonesia pada 2011, menurut asosiasi industri farmasi. Sementara pangsa pasar perusahaan farmasi asing mencapai 34%. Tingginya pangsa pasar produsen farmasi lokal karena jumlah produsen lokal yang lebih banyak daripada produsen farmasi asing di Indonesia.

Perusahaan farmasi lokal menguasai 66% pasar obat resep di Indonesia pada 2011, menurut asosiasi industri farmasi. Sementara pangsa pasar perusahaan farmasi asing mencapai 34%. Tingginya pangsa pasar produsen farmasi lokal karena jumlah produsen lokal yang lebih banyak daripada produsen farmasi asing di Indonesia.
 

"Penjualan obat resep produsen lokal mencapai Rp 16,48 triliun pada 2011, dibanding produsen multinasional Rp 8,55 triliun," kata Luthfi Mardiansyah, Ketua International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG).

Berdasarkan data IMS Health yang dikompilasi oleh IPMG, PT Sanbe Farma pada 2011 menjadi pemimpin pasar obat resep di Indonesia dengan penjualan mencapai Rp 1,94 triliun, diikuti PT Kalbe Farma Tbk dengan penjualan obat resep Rp 1,83 triliun. Sementara PT Pratapa Nirmala (Fahrenheit) menjadi pemimpin pasar obat resep dari perusahaan asing, dengan penjualan mencapai Rp 892 miliar pada 2011.

Luthfi menuturkan pada 2011 penjualan obat resep nasional mencapai Rp 25,04 triliun, tumbuh 9,92% dibanding 2010 sebesar Rp 22,78 triliun. Peningkatan tersebut didorong kenaikan volume penjualan. "Kenaikan volume berkontribusi 65% terhadap pertumbuhan penjualan," kata dia.

Kenaikan penjualan obat resep juga berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar farmasi nasional, yang pada 2011 mencapai Rp 43,08 triliun, meningkat 11,9% dibanding 2010 sebesar Rp 38,49 triliun. "Obat resep meraih pangsa 58% dari pasar farmasi nasional pada 2011," ujar Luthfi.

Rendahnya pangsa pasar produsen farmasi asing juga dipengaruhi ketatnya kebijakan pemerintah. Kebijakan tersebut antara lain ketentuan daftar negatif investasi (DNI) yang mengatur perusahaan farmasi asing harus bekerja sama dengan mitra lokal dengan komposisi saham asing maksimal 75%.

Kalbe Farma menargetkan penjualan obat resep berkontribusi 27% dari penjualan konsolidasi perseroan. "Penjualan obat resep Kalbe Farma pada 2011 mencatat pertumbuhan penjualan yang cukup baik, didorong sepenuhnya oleh pertumbuhan volume konsumsi," kata Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma.

Kalbe Farma menargetkan penjualan konsolidasi 2012 mencapai Rp 12,53 triliun-Rp 13 triliun, naik 15%-19% dibanding 2011. Target kenaikan tersebut karena perseroan melihat tidak ada faktor yang bisa menghambat pertumbuhan secara signifikan.

"Kenaikan penjualan didukung langkah perseroan meluncurkan produk baru tahun ini," kata Vidjongtius. Perseroan berencana meluncurkan 15-20 produk baru pada 2012 dari divisi nutrisi, obat resep, dan produk kesehatan. (dbs)

Top Ad 728x90