,

Produsen Kosmetik Naikkan Harga Jual 10%

Tahun ini, biaya produksi kosmetik naik rata-rata 7% akibat kenaikan harga sejumlah komponen produksi, menurut asosiasi industri. Kenaikan biaya tersebut akan dikonversi dengan menaikkan harga jual sebesar 10%.
"Kenaikan upah buruh, harga kemasan, dan tarif energi mendorong kenaikan biaya produksi pada tahun ini," kata Wiyantono, Ketua Bidang Perdagangan Persatuan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (Perkosmi). Dia mencontohkan, harga plastik kemasan untuk kosmetik tahun ini naik berkisar 10%-20%.

Kenaikan harga jual akan diberlakukan per Februari 2013. Wiyantono menuturkan besaran kenaikan harga jual sebesar 10% agar produsen mampu menjaga margin kotor dan margin bersih tahun ini.

"Kenaikan harga 7% agar menyesuaikan dengan kenaikan biaya produksi, sementara 3% untuk mengantisipasi kenaikan biaya operasional lainnya seperti distribusi," kata Wiyantono.

PT Mustika Ratu, memperkirakan biaya produksi pada 2013 naik hingga 23% dibanding 2012. "Kenaikan biaya produksi antara lain dipicu kenaikan tarif listrik untuk industri dan upah pekerja," kata Putri Kuswisnuwardhani, Direktur Utama Mustika Ratu.

Menurut Putri, Mustika Ratu akan menaikkan harga jual sebesar 7% di 2013 untuk menjaga margin. Kenaikan harga merupakan langkah antisipasi terakhir terhadap kenaikan biaya produksi.

PT Martina Berto, juga berencana menaikkan harga jual pada tahun ini seiring kenaikan biaya produksi. Desril Muchtar, Sekretaris Perusahaan Martina Berto, mengatakan perusahaan sedang memperhitungkan penyesuaian harga akibat kenaikan biaya produksi. "Tahun ini akan ada adjustment price, kami masih menghitung besarannya," ujarnya.

Menurut dia, biaya produksi perseroan tahun ini akan meningkat seiring kenaikan upah pekerja dan harga kemasan. "Biaya upah pekerja diperkirakan naik 7% tahun ini," tutur Desril.

Penjualan Tumbuh

Penjualan produsen kosmetik lokal tahun ini diproyeksikan mencapai Rp 11,22 triliun, meningkat 15% dibanding 2012 sebesar Rp 9,76 triliun, menurut asosiasi industri. Peningkatan tersebut ditopang pertumbuhan volume penjualan.

"Pertumbuhan volume ditopang meningkatnya permintaan, khususnya dari konsumen kelas menengah," ujar Nuning S Barwa, Ketua Umum Perkosmi. Kenaikan permintaan oleh konsumen kelas menengah akan terjadi di segmen kosmetik wanita dan pria.

Nuning menilai, pertumbuhan penjualan kosmetik juga karena saat ini terdapat tren kenaikan penggunaan kosmetik oleh kaum pria. "Dulu pria tidak tertarik membeli produk perawatan kulit yang maskulin, tapi sekarang ketertarikan mereka tinggi," kata dia.

Kementerian Perindustrian akan memberikan sejumlah insentif untuk mendorong pengembangan industri kosmetik di Indonesia. Pemberian insentif tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing, khususnya dalam menghadapi persaingan dengan produk impor.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, "Pemerintah memberikan insentif untuk industri kosmetik antara lain dalam bentuk tax allowance dan pembebasan bea masuk atas impor mesin. Dengan adanya insentif tersebut, pemerintah berharap industri kosmetik mampu berekspansi secara rutin untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Hidayat menambahkan industri kosmetik juga perlu didorong dalam kemandirian bahan baku, khususnya bahan baku herbal. "Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dengan 30 ribu spesies tanaman obat, kosmetik, dan aromatik, terbanyak kedua setelah Brasil," ujar dia. (dbs)

Top Ad 728x90