,

Margin Kotor Kimia Farma Naik 153 Basis Poin di 2012

PT Kimia Farma mencatat margin kotor sebesar 31,34% di 2012, naik 153 basis poin dibanding 2011 sebesar 29,81%. Kenaikan margin mendorong laba kotor dan laba bersih perseroan meningkat tahun lalu.


Peningkatan margin juga didorong pertumbuhan penjualan perseroan sepanjang 2012. "Penjualan konsolidasi di 2012 mencapai Rp 3,73 triliun, naik 7,3% dibanding penjualan 2011 sebesar Rp 3,48 triliun," ujar Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma, dalam laporan keuangan perseroan.


Kenaikan penjualan juga diikuti peningkatan beban pokok penjualan. Sepanjang 2012, beban pokok penjualan Kimia Farma mencapai Rp 2,56 triliun, meningkat 4,95% dibanding 2011 sebesar Rp 2,44 triliun. Laba kotor dan laba bersih Kimia Farma juga bertumbuh di 2012, seiring peningkatan penjualan.

Laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp 1,17 triliun, meningkat 13% dibanding 2011 sebesar Rp 1,03 triliun. Sementara laba bersih Kimia Farma di 2012 meningkat secara tahunan sebesar 16,77% menjadi Rp 200,57 miliar.
Meski demikian, laba bersih Kimia Farma hingga akhir 2012 lebih rendah dibanding target yang ditetapkan sebelumnya, yakni Rp 220 miliar.

"Pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terjadi di kuartal IV 2012 menjadikan laba bersih kami jika dikonversi dalam rupiah menjadi lebih rendah dari target," kata Rusdi. Kurs yang digunakan untuk menentukan laba bersih di akhir 2012 sebesar Rp 9.700 per US$, sementara laba bersih 2011 dikonversi dengan menggunakan kurs sebesar Rp 8.500 per US$.

Peningkatan laba bersih perseroan pada 2012 juga ditopang oleh sejumlah efisiensi produksi serta perubahan portofolio produk. "Tahun 2012 kami fokus di produk-produk bermerek," kata Rusdi.

Pelemahan rupiah berdampak pada harga pembelian bahan baku yang digunakan untuk produksi obat Kimia Farma. Hal itu karena bahan baku obat produksi Kimia Farma 90% masih diimpor. 

Dilain pihak, PT Kalbe Farma merevisi target laba bersih pada 2012 menjadi Rp 1,71 triliun-Rp 1,77 triliun, meningkat 16%-20% dibanding laba bersih tahun lalu Rp 1,48 triliun. Sebelumnya, perseroan menargetkan laba bersih tahun ini tumbuh sebesar 10%-15%, menjadi Rp 1,63 triliun-Rp 1,7 triliun.

"Revisi target tersebut mengacu pada perolehan penjualan dan laba bersih di semester I 2012," kata Vidjongtius, Direktur Keuangan Kalbe Farma. Perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 19,6% menjadi Rp 807 miliar di semester I 2012 secara tahunan.

Selain didukung kenaikan penjualan, pertumbuhan laba bersih Kalbe Farma tahun ini juga seiring langkah efisiensi yang dilakukan perseroan. "Efisiensi tersebut antara lain dengan pengoperasian pabrik baru dengan alat produksi yang lebih efisien," kata Vidjongtius.

Dia menuturkan meski biaya bahan baku naik, khususnya di tengah melemahnya nilai tukar rupiah akibat pengaruh krisis keuangan di zona Eropa, harga bahan baku secara keseluruhan dinilai masih cukup stabil sehingga tidak menimbulkan dampak yang berarti terhadap biaya bahan baku. Selain itu, Kalbe secara konsisten terus menjalankan upaya pengendalian biaya produksi.

Kalbe Farma secara grup membeli alat-alat kesehatan dan bahan baku dalam mata uang asing, antara lain dolar Amerika Serikat, euro atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama dolar AS) seperti yang dikutip dari pasar internasional. (dbs)

Top Ad 728x90