, ,

Potret Terkini Reformasi Kesehatan Nasional (Menuju Era SJSN)

Pembangunan bidang kesehatan masyarakat perlu lebih memusatkan diri kepada meningkatkan kesadaran masyarakat agar mereka menyadari pentingnya hidup dan bergaya hidup sehat. Proses penyadaran ini hendaklah diposisikan sebagai kegiatan yang bersifat bottom-up, di mana masyarakat diposisikan selaku subyek dan pelaku pembangunan kesehatan.

Potret Terkini Reformasi Kesehatan Nasional (Menuju Era SJSN)Pembangunan bidang kesehatan masyarakat perlu lebih memusatkan diri kepada meningkatkan kesadaran masyarakat agar mereka menyadari pentingnya hidup dan bergaya hidup sehat. Proses penyadaran ini hendaklah diposisikan sebagai kegiatan yang bersifat bottom-up, di mana masyarakat diposisikan selaku subyek dan pelaku pembangunan kesehatan.

Di abad millenium ini selalu ada tantan­gan dan peluang da­lam setiap persoalan ekonomi dan bisnis internasional. Persaingan global dan krisis ekonomi tidak boleh membuat bangsa Indonesia me­nyerah, walaupun pertumbu­han ekonomi di negara-negara Amerika Utara dan Eropa Ba­rat semakin melambat, masih ada negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, atau nega­ra-negara berkembang lainnya yang pertumbuhan ekonomin­ya cenderung stabil hingga akh­ir tahun. Bagaimana solusi un­tuk menghadapinya?

Tahun 2012 ini memang mer­upakan tahun yang cukup be­rat bagi peningkatan kinerja perdagangan Indonesia. Anca­man defisit perdagangan sudah menghantui sejak April sebe­sar US$640 juta (Rp 6,4 triliun), Mei sebesar US$490 juta (Rp 4,9 triliun), dan Juni sebesar US$ 1,33 miliar (Rp 13,3 triliun), to­tal mencapai US$2,46 miliar (Rp 24,6 triliun). Neraca perdagan­gan Indonesia mulai pulih Juli dimana defisit turun mencapai US$180 juta (Rp 1,8 triliun) dan Agustus mengalami surplus US$248,5 juta (Rp 2,485 triliun).

Diperlukan komitmen dan kes­eriusan pemerintah dan sektor swasta nasional mendukung se­makin terbukanya peluang per­baikan ekspor Indonesia ke neg­ara-negara emerging markets, Nigeria, Afrika Selatan, Mongo­lia, Papua New Guinea, dan se­bagian besar negara-negara di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah.

Larry Reed, Direktur Glob­al Microcredit Summit Cam­paign memberikan pengakuan resmi kepada pemerintah In­donesia, mewakili dunia inter­nasional dalam acara Interna­tional Microfinance Conference 2012 di Yogyakarta (22/10/12). Bank Dunia dan masyarakat internasional mengamini upa­ya kerja keras dan partisipasi aktif pemerintah Indonesia un­tuk menjadi lokomotif pengem­bangan kredit mikro di bawah kepemimpinan Presiden Susi­lo Bambang Yudhoyono, dima­na kredit usaha rakyat (KUR) efektif mampu mengentaskan rakyat dari kemiskinan struk­tural, pengurangan kesenjan­gan ekonomi, dan mampu mem­buka lapangan kerja.

Menurut Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indo­nesia, masih terdapat sekitar 59 persen masyarakat Indone­sia yang belum memiliki rek­ening bank sendiri, sementara usaha kecil menengah dan mik­ro (UMKM) hanya 16,77 persen yang memiliki rekening bank (World Bank Survei, 2012). Na­mun demikian melalui pro­gram simpanan TabunganKu yang dipelopori oleh bank-bank nasional, saat ini sudah ada 2 juta rekening tabungan baru, dengan nilai simpanan sebe­sar Rp 2 triliun (US$200 juta).

Perkembangan ilmu pengeta­huan dan teknologi telah mem­bawa perubahan di hampir se­mua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalah­an hanya dapat dipecahkan ke­cuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengeta­huan dan teknologi.

Selain manfaat bagi kehidu­pan manusia di satu sisi pe­rubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang se­makin ketat. Agar mampu ber­peran dalam persaingan global, maka perlu mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupa­kan kenyataan yang harus di­lakukan secara terencana, ter­arah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin kalah bersa­ing dalam menjalani era global­isasi tersebut.

Mengenai peningkatan kual­itas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran sangat penting. Peningkatan kualitas pendidikan merupak­an suatu proses yang terintegra­si dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Faktor pendidikan sangat penting bahkan meru­pakan salah satu elemen uta­ma peningkatan kualitas hidup manusia. Diakui tingkat pen­didikan menjadi indikator ting­kat kemampuan berfikir sese­orang.

Berbicara masalah pendidi­kan bukanlah hal mudah dan sederhana, karena selain sifat­nya yang kompleks, dinamis dan kontekstual, pendidikan mer­upakan wahana untuk pem­bentukan diri seseorang secara keseluruhan. Peranan pendidi­kan dalam pembentukan diri sebagai tujuan umum pendidi­kan yang meliputi aspek kognitif berupa keterampilan akade­mik (membaca dan matematika) dan keterampilan berfikir yang lebih tinggi (kemampuan me­mecahkan masalah). Pendidi­kan dalam prosesnya juga men­cakup tujuan pengembangan aspek pribadi dan sosial yang memungkinkan orang bekerja dan hidup dalam kelompok se­cara kreatif, inisiatif, empati dan yang memiliki keterampilan in­terpersonal yang memadai seba­gai bekal bermasyarakat.

Sedangkan tugas pendidikan adalah memberikan bekal kepa­da peserta didik agar potensinya berkembang, wajar, optimal dan bersifat adaptif dalam meng­hadapi berbagai permasala­han kelak setelah menamat­kan studinya. Sehingga sifat dasar manusia yang skeptis, ek­sploratif, dan juga kreatif, bisa berkembang dan menemukan artikulasinya dalam proses be­lajar mengajar sewaktu mengi­kuti suatu program pendidikan.

Lulusan yang skeptis, ino­vatif, dedikatif, eksploratif, kre­atif dan berkemampuan daya saing yang harus diupayakan serta menjadi bahan antisipa­si sistem dan perencanaan pen­didikan terutama di era otonomi daerah, yang diperkirakan kon­disi ekonominya akan tumbuh dengan cepat (Salladien, Ilmu Pengetahuan Sosial: Alternatif Model Pendidikan, 2001).

Kemandirian masyarakat da­lam memelihara, meningkat­kan, dan melindungi keseha­tannya merupakan cita-cita bangsa Indonesia selaras den­gan Paradigma Indonesia Sehat yang telah digulirkan menyusul berlangsungnya reformasi da­lam sistem kesehatan. Dengan masyarakat yang sehat, bang­sa Indonesia diharapkan dap­at berkarya untuk menghada­pi bangsa lain di era globalisasi yang penuh dengan persaingan ini. Adapun sehat yang dimak­sudkan dalam hal ini diartikan dalam perspektif luas, tidak se­batas pada kondisi fisikal yang prima, melainkan juga sehat ro­hani, mental, intelektual, dan sosial. 

|  next page  |

Top Ad 728x90