Pemain Terkemuka Ekonomi Dunia Abad 21 (1)


KEMAMPUAN MEREKA MENAKLUKKAN BARAT
Beberapa tahun terakhir ini dua raksasa yang ekonomi masa depan, Cina dan India mendapat perhatian penting dari para pelaku bisnis dunia.
Walaupun telah diramalkan sebelumnya, kemampuan Cina sebagai negara pengekspor sekaligus pasar domestik terbesar di dunia untuk berbagai produk industri dalam waktu yang relatif singkat, sangat mengejutkan Amerika.

Disisi lain penguasaan teknologi India dalam mengembangkan industri perangkat lunak komputer, rancangan, dan jasa memposisikan India ke dalam Chain Innovation of Global Technology (rantai inovasi teknologi global). 

Banyak perusahaan berbasis teknologi seperti Microsoft, Motorola, Hawlett-Packard dan lain-lainnya mempercayakan ilmuwan India untuk merancang perangkat lunak dan fitur-fitur multimedia pada produk-produk mereka. Suatu penelitian mengenai implikasi perekonomian dari kebangkitan kedua negara tersebut dengan membandingkan model perekonomian, dan peran keduanya dalam perekonomian global.

Munculnya korporasi, penguasaan teknologi, pengerahan sumber daya dan pengelolaan sistem keuangan, serta berbagai hambatan seperti faktor sosial, politik dan lingkungan di kedua negara yang harus diatasi agar dapat terus mengembangkan potensi perekonomian. Jika dicermati, terdapat perbedaan di antara konsumen India dan Cina.

Yang pertama tentu ukuran pasar. Populasi penduduk dari kedua negara ini hampir berimbang, pendapatan perkapita Cina tiga kali lebih besar dibandingkan India. Kemudian kedua perbedaan budaya, masyarakat India memiliki kecenderungan memilih produk berkualitas baik dengan harga yang rendah, sedangkan masyarakat Cina tidak memandang apakah harga suatu produk terlalu mahal atau murah.

Ketiga, dalam tempo relatif singkat Cina menunjukkan kemampuannya sebagai negara pengekspor dan sekaligus pasar domestik terbesar di dunia untuk berbagai produk industri. India lebih menguasai industri perangkat lunak, perancangan, dan jasa sehingga memiliki posisi penting dalam rantai inovasi teknologi global. 

Ini dapat dibuktikan banyak perusahaan berbasis teknologi, seperti Microsoft, Motorola, Hewlett-Packard, mempercayakan ilmuwan India untuk merancang perangkat lunak dan fitur multimedia pada produk-produk mereka.

Disisi lain, penerapan kultur bisnis Cina dinilai tidak jelas. Penurunan pembagian output perekonomian untuk negara menurun sekitar 30 persen selama 2 dasawarsa terakhir. Kepemilikan pemerintah dipusatkan pada sektor utilitas, transportasi dan industri berat.

Tetapi birokrat pemerintah Cina masih menyebar ke seluruh bagian perekonomian walaupun kebanyakan eksekutif perusahaan-perusahaan besar dikuasai oleh Partai Komunis.

Akibatnya, keberhasilan bisnis di Cina bergantung pada hubungan dengan pejabat dan penguasa Partai Komunis. Kultur bisnis di India pun tidak jauh berbeda. Walaupun sistem perbankan dan industri utama merupakan milik pribadi, hingga tahun 1990-an, ketatnya peraturan dan kelambanan birokrasi menghalangi pengusaha untuk memperoleh dana investasi. 

Infrastruktur yang sudah tua, birokrasi yang lamban dan hukum buruh yang ketat membuat India sulit untuk memberhentikan pekerja yang memperlambat pengembangan industri. India butuh waktu cukup lama untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut, namun jika ini berhasil maka akan menjadi tantangan bagi Cina dengan model industri yang sama sekali berbeda.

Perbedaan lainnya dapat dilihat pada kesadaran tinggi masyarakat India terhadap pendidikan dan pengetahuan, penguasaan bahasa internasional sangat membantu produktivitas tenaga kerja India. Dalam membangun perekonomiannya, pemerintah India mendapat dukungan dari para pengusaha maupun masyarakat pada level individu. 

Walaupun tergolong negara miskin, di India terdapat berbagai perusahaan-perusahaan bertaraf internasional. Cina dan India memiliki perusahaan-perusahaan besar seperti CNOOC, Huawei, ZTE, Wipro, Tata, dan Infosys yang mulai populer di pasar global.

Top Ad 728x90