Harga Jual Jamu Naik hingga 20%

Pertumbuhanan Pasar Jamu Nasional 2011 
Harga bahan baku tumbuhan rempah yang naik antara lain jahe, kunyit, temulawak, dan kencur.

Charles Saerang
Produsen jamu menaikkan harga jual sebesar 15%-20% sejak kuartal I 2011 akibat tingginya harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku jamu berupa rempah asli Indonesia tercatat hingga 300% sejak kuartal IV 2010, karena lebih banyak diekspor dalam bentuk mentah ketimbang dijual kepada produsen jamu dan obat tradisional.

Menurut Charles Saerang, Ketum Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, produsen terpaksa menaikkan harga jual untuk menyeimbangkan kenaikan biaya produksi terhadap penjualan perusahaan. "Kenaikan harga produk jadi tidak bisa dihindari.

Harga bahan baku rempah yang naik antara lain jahe, kunir, temulawak, dan kencur. Jahe naik dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 130 ribu per kilogram. Harga temulawak meningkat dari Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram.

Tingginya harga bahan baku itu terjadi seiring peningkatan permintaan dari India, Pakistan, dan China yang juga menggunakannya sebagai bahan baku obat tradisional. Faktor lain terkait kondisi cuaca yang buruk mengganggu suplai bahan baku.

Kendati harga jual produknya naik, produsen jamu berharap omset nasional dapat tetap tumbuh tahun ini. Sepanjang 2011, omset penjualan jamu secara nasional diperkirakan naik hingga 15% menjadi Rp 10,58 triliun dibandingkan 2010.

Pasar Domestik dan Luar Negeri
Tidak hanya di pasar domestik, ekspor jamu nasional juga ditargetkan naik. Namun, Charles belum dapat memperkirakan target ekspor jamu nasional 2011. Potensi pasar ekspor salah satunya di Malaysia yang diperkirakan sebesar Rp 17 triliun.

Salah satu emiten jamu nasional yang tertekan kenaikan harga bahan baku adalah PT Mustika Ratu Tbk. Tingginya harga bahan baku mendorong Mustika Ratu menaikkan harga jual produk. Kenaikan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi naik 5%-10% pada periode Januari-April 2011.

Putri Kuswisnu Wardani, Presiden Direktur Mustika Ratu, mengatakan kenaikan biaya produksi terjadi pada produk kosmetik maupun jamu yang diproduksi perusahaan. Bahan baku produk Mustika Ratu adalah tumbuh-tumbuhan rempah asli Indonesia seperti kunir, kencur, jahe, dan lainnya.

"Analisis sudah dilakukan bahwa adanya kenaikan harga bahan baku yang signifikan tidak mungkin dapat diserap lagi. Kenaikan harga jual kemungkinan tidak terelakkan. Tapi kapan dan berapa persentasenya, masih kami kaji," katanya.

Hingga kuartal I 2011, penjualan Mustika Ratu tercatat naik 4,5% menjadi Rp 83,1 miliar. Kontribusi omset terbesar ditopang penjualan produk kosmetik dengan porsi 80,3%, jamu 16,5%, minuman kesehatan 0,7%, dan produk lainnya sebesar 2,5%.

Peluang Besar Bagi Indonesia
Pada kesempatan lain, Charles Saerang  telah meminta pemerintah agar lebih berperan dalam mempromosikan jamu nasional ke pasar luar negeri untuk meraih potensi yang ada. "Pemerintah dan pengusaha harus bersinergi. Pengusaha memperbaiki kualitas mutu produknya dan pemerintah memberikan dukungan mulai dari aturan, lobi, maupun upaya lain," katanya.

Tren back to nature semakin memberi pengaruh di kalangan dunia kesehatan. Ini akan menjadikan Indonesia memiliki peluang yang semakin besar. Sumber daya alam Indonesia sudah menjadi aset yang luar biasa dan menyediakan ribuan jenis tanaman berkhasiat, baik untuk jamu, obat modern dan kosmetika.

Tentu kedepan Indonesia tidak bisa bersaing hanya dengan mengandalkan sumber daya alamnya saja. Pembangunan di sektor R&D dan penguasaan pada pasar harus makin dimaksimalkan.

Menurut Chief Operating Officer Javaplant Synergizing Nature, Junius Rahardjo, dengan melakukan penelitian yang berkelanjutan ke depan Indonesia lebih mampu bersaing dan memiliki market share yang cukup besar, terutama di pasar Asia.

Demi meningkatkan daya saing di pasar herbal Indonesia perlu lebih serius mengkembangkan riset diberbagai aspek dari pra-produksi hingga pasar, yang memungkinkan Indonesia membuat terobosan-terobosan baru dan berperan sebagai trend-setter di pasar herbal dan rempah dunia.

"Seperti Ginseng, hampir sebagian besar masyarakat dunia percaya bahwa ginseng yang terbaik berasal dari Korea. Karena Korea telah memberi bukti dari penelitian di berbagai aspek untuk memaksimalkan produk ginsengnya. Meskipun hanya punya satu jenis produk, tetapi Korea memiliki produk yang reputable, gingseng Korea,” jelasnya.(erw)

Top Ad 728x90