Boehringer Ingelheim Indonesia

'World Class Quality at Competitive Cost'
Memasuki 2010, gairah bisnis farmasi domestik diramaikan dengan tren contract manufacturing. Sejak dua tahun lalu industri-industri bekerja keras mendongkrak kapasitas pabriknya menyambut tren ini. Salah satu perusahaan yang fokus untuk contract manufacturing ini adalah Boehringer Ingelheim Indonesia. Mulai tahun 2009 lalu perusahaan multinasional ini menjadi unggulan di Asia Tenggara.


Boehringer Ingelheim (BI), salah satu dari 20 perusahaan farmasi reputable di dunia. Berpusat di Ingelheim, Jerman. Perusahaan ini beroperasi secara global dengan 138 afiliasi di 47 negara dan didukung oleh 40,009 tenaga kerja dengan dedikasi tinggi.

Sejak berdiri tahun 1885, perusahaan ini berkomitmen tinggi di bidang R & D, produksi, dan pemasaran produk-produk farmasi berkualitas global yang bernilai terapi tinggi bagi kesehatan manusia dan hewan (veterinary medicine).

Di tahun 2008, Boehringer Ingelheim menghasilkan penjualan bersih sebesar 11.6 milliar Euro dan menggunakan hampir 20% dari penjualan bersihnya untuk penelitian dan pengembangan bisnis terbesarnya di bidang Obat Resep Dokter (Prescription Medicines).

Boehringer Ingelheim Indonesia
Di tanah air, sejak tahun 2008 BI Indonesia telah meng-upgrade industrinya, untuk meramaikan bisnis Contract Manufacturing di Asia Tenggara.

Untuk pengembangan pabrik yang diresmikan oleh Deputi I Badan POM, Lucky Slamet ini, tahun 2009 lalu, BI Indonesia telah membelanjakan 25 miliar Rupiah. Kini pabrik dengan area seluas 25.279 m2 berlokasi di Bogor ini telah siap memproduksi obat berkualitas global dengan kapasitas jauh lebih besar.

Langkah besar ini adalah rangkaian dari longterm strategy yang menjadi komitmen BI Indonesia untuk melestarikan dan mengembangkan aset perusahaannya di Indonesia guna memberi respon cepat pada perubahan lanskap bisnis farmasi di pasar domestik dan regional termasuk merespon tren contract manufacturing Asia Tenggara yang makin bergairah.

Saat dijumpai oleh redaksi Media Pharma Indonesia, Yanto Sihotang Plant Director BI Indonesia mengata-kan pengembangan pabriknya yang selesai 2009 lalu, disiapkan untuk meningkatkan kualitas serta kapasitas produksi. Pengembangan pabrik ini mencakup lini produksi, lini pengemasan, laboratorium, serta fasilitas pendukung tenaga kerja.

Ini merupakan batu loncatan bagi BI Indonesia, sekaligus menegaskan BI Indonesia sebagai perusahaan yang sangat  peduli pada kualitas. Komitment pada peningkatan mutu produk telah dibuktikan dengan sertifikasi cGMP (peringkat A) dari BPOM dan otoritas negara-negara
di Asia dan Afrika Selatan.

Fokus Kerjasama Regional
Menurut Yanto Sihotang, Kuartal-4 tahun 2009 lalu, BI Indonesia telah mencanangkan untuk go regional, dengan target utama negara-negara di Asia Tenggara. Pihaknya telah menjajaki kemungkinan peluang membangun kerjasama contract manufacturing dengan beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dan memiliki regional office di negara-negara Asia Tenggara. Yanto mengatakan, "Khusus untuk regional contract manufacturing. saat ini kami menargetkan Thailand, Philipina dan Vietnam."


Meskipun BI memiliki tiga pabrik representatif di Asia, yakni Indonesia, Jepang dan China, menurut Yanto, BI Jepang dan BI China, tidak memfokuskan diri pada contract manufacturing. BI Jepang misalnya, mereka hanya fokus kebutuhan pasar Jepang, sedang BI China sendiri disibukkan dengan memproduksi obat-obatan yang saat ini sedang booming di sana. Jadi hanya BI Indonesia-lah yang kini secara serius dikembangkan untuk melayani contract manufacturing di Indonesia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Afrika Selatan.

Business Model Yang Fleksibel
Di BI Indonesia, mitra perusahaan dapat menentukan model kerjasama ini sesuai kebutuhan mereka. Menurut Yanto, saat ini pabriknya mampu melayani jasa produksi, pengemasan dan full service manufacturing termasuk product transfer management serta pengadaan active ingredient, excipients dan packaging materials. Yanto menambahkan,"BI Indonesia juga membuka kesempatan bagi perusahaan yang memiliki produk spesifik, dengan mesin khusus."


Bahkan Yanto memberi penawaran yang khusus, "Mereka bisa menginvestasikan mesin yang dibutuhkan untuk diaplikasikan di sini, kami mendukungnya dengan menyediakan ruangan  dan tenaga teknik yang profesional serta berpengalaman untuk instalasi dan kualifikasi mesin sehingga produknya dapat diproses di sini sesuai standar kualitas kami."

Model kerjasama bisnis itu ditawar-kan manakala di BI Indonesia tidak tersedia fasilitas mesin yang diperlukan untuk produk khusus itu, karena diluar dari produk-produk yang di-provide oleh BI Indonesia.

"BI Indonesia fleksibel menerapkan projek ini, kami lihat case per case. Setelah sampel produknya kami terima untuk dipelajari manufacturing process-nya, baru dapat ditentukan langkah kerjasamanya," tambahnya.

Competitive Cost
Untuk memberi kontribusi pada dunia kesehatan di Indonesia, yang memerlukan produk obat dengan harga terjangkau tentu tidak mudah bagi sebagian besar industri farmasi. Impor bahan baku yang tinggi, dengan harga fluktuatif sangat memberatkan. Disisi lain kualitas produk tidak dapat dikompromi, menjadi tantangan yang tidak ringan. Yanto juga mengatakan," Disini cukup banyak perusahaan tidak dapat mempertahankan komponen material cost, akibatnya harga produk tidak kompetitif lagi.

Untuk menjaga harga dan kualitas produk tetap stabil, BI Indonesia memiliki solusi bagi mitra-mitranya. Salah satunya secara annual akan mengevaluasi komponen harga, baik convertion cost maupun material cost.

BI Indonesia memiliki sistem yang membantu mengimbangi import duty yakni dengan cara menaikkan volume produk ekspor dan mengaplikasikan konsep Business Process Excellence (BPE) serta Lean Manufacturing.

Ini sangat memungkinkan karena standar kualitas produksi BI Indonesia approved di level Asia.(erw)

Top Ad 728x90