Pyridam Farma menargetkan perluasan fasilitas pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan nilai investasi Rp 45 miliar selesai pada akhir 2012, menurut eksekutif perusahaan. Perluasan pabrik dilakukan untuk melipatgandakan kapasitas produksi guna mendorong pertumbuhan perusahaan.
"Kapasitas produksi Pyridam pada akhir 2012 diperkirakan meningkat menjadi 510 juta tablet, 102 juta kapsul, dan 3,5 juta botol," kata Steven AA Setiawan, Sekretaris Perusahaan Pyridam Farma.
Pendanaan untuk memperluas pabrik yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat diperoleh dari pinjaman bank lokal, yakni PT Bank OCBC NISP Tbk sebesar Rp 35 miliar, sisanya sebesar Rp 10 miliar dari sumber dana perusahaan. Perusahaan menargetkan penjualan di 2012 mencapai Rp 169,23 miliar, naik 12% dibanding 2011 sebesar Rp 151,09 miliar. Target pertumbuhan penjualan tahun ini juga akan didorong peluncuran 5 produk baru Pyridam.
Perseroan ini telah membentuk kerjasama produksi dengan produsen obat generik, PT Dexa Medica.
Kerja sama produksi itu untuk mengantisipasi peningkatan permintaan
obat generik di 2014 seiring penerapan sistem jaminan sosial nasional
(SJSN).
Steven menambahkan kerja sama produksi obat generik dilakukan untuk mendukung target penjualan di 2014. "Kami menargetkan penjualan obat generik naik 15%-25% di 2014 seiring SJSN," ujarnya.
Di semester I 2012, Pyridam mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 17% menjadi Rp 89 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu, menurut laporan keuangan perseroan. Pertumbuhan penjualan ditopang kenaikan penjualan lokal dan ekspor.
Kenaikan penjualan diikuti peningkatan beban pokok penjualan dengan persentase yang lebih tinggi, sebesar 29%. Laba kotor Pyridam Farma tercatat naik 13,5% menjadi Rp 57,9 miliar.
Pyridam Farma mencatatkan peningkatan beban bunga serta rugi kurs valuta asing. Beban bunga naik 42%, dan rugi kurs meningkat 189%. Kenaikan itu ikut menekan laba bersih perseroan di semester I 2012. Pyridam mencetak penurunan laba bersih sebesar 43% menjadi Rp 3,4 miliar. (dbs)