Kimia Farma mencatat pertumbuhan laba bersih di semester I 2012 sebesar 127% menjadi Rp 83,8 miliar dibanding periode yang sama tahun 2011, menurut laporan keuangan Kimia Farma. Kenaikan laba bersih ditopang oleh peningkatan penjualan serta perbaikan profitabilitas.
Dalam laporan keuangan perseroan, Direktur Keuangan Kimia Farma, Arief Budiman, menyatakan omset penjualan meningkat 12,8% menjadi Rp 1,58 triliun di semester I 2012 secara tahunan. Kenaikan penjualan ditopang peningkatan penjualan domestik sebesar 9,5% serta pertumbuhan penjualan ekspor sebesar 155%. Penjualan domestik berkontribusi 96% terhadap penjualan konsolidasi Kimia Farma, sisanya dari penjualan ekspor.
Kenaikan penjualan itu diikuti peningkatan beban pokok penjualan sebesar 8% menjadi Rp 1,07 triliun. Hasilnya, laba kotor Kimia Farma naik 22,6% menjadi Rp 507 miliar seiring peningkatan margin kotor sebesar 269 basis poin. Pada semester I 2012 margin kotor Kimia Farma tercatat 32,07% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu 29,38%.
Laba usaha Kimia Farma tumbuh signifikan sebesar 90,7% menjadi Rp 121 miliar, didorong peningkatan margin usaha sebesar 316 basis poin. Margin usaha perseroan di semester I 2012 mencapai 7,68% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu 4,52%. Margin bersih Kimia Farma juga tumbuh 268 basis poin menjadi 5,29%.
Kimia Farma menargetkan laba bersih tahun ini mencapai Rp 220,8 miliar, naik 28,5% dibandingkan 2011 sebesar Rp 171,8 miliar, menurut manajemen perusahaan. Pertumbuhan laba bersih didorong peningkatan penjualan serta strategi memperbesar portofolio produk dengan margin tinggi.
Target pertumbuhan laba bersih tahun ini juga akan ditopang peningkatan penjualan.
Kimia Farma menargetkan penjualan tahun ini mencapai Rp 4 triliun, naik 14,9% dari 2011 seiring peningkatan pasar farmasi nasional. Tahun ini pasar farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 14% menjadi Rp 49 triliun dibandingkan 2011. Kimia Farma berencana meluncurkan 10 produk, 2 di antaranya adalah obat bebas. Produk baru yang akan dirilis antara lain obat anti-infeksi dan multivitamin.(dbs)
Dalam laporan keuangan perseroan, Direktur Keuangan Kimia Farma, Arief Budiman, menyatakan omset penjualan meningkat 12,8% menjadi Rp 1,58 triliun di semester I 2012 secara tahunan. Kenaikan penjualan ditopang peningkatan penjualan domestik sebesar 9,5% serta pertumbuhan penjualan ekspor sebesar 155%. Penjualan domestik berkontribusi 96% terhadap penjualan konsolidasi Kimia Farma, sisanya dari penjualan ekspor.
Kenaikan penjualan itu diikuti peningkatan beban pokok penjualan sebesar 8% menjadi Rp 1,07 triliun. Hasilnya, laba kotor Kimia Farma naik 22,6% menjadi Rp 507 miliar seiring peningkatan margin kotor sebesar 269 basis poin. Pada semester I 2012 margin kotor Kimia Farma tercatat 32,07% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu 29,38%.
Laba usaha Kimia Farma tumbuh signifikan sebesar 90,7% menjadi Rp 121 miliar, didorong peningkatan margin usaha sebesar 316 basis poin. Margin usaha perseroan di semester I 2012 mencapai 7,68% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu 4,52%. Margin bersih Kimia Farma juga tumbuh 268 basis poin menjadi 5,29%.
Kimia Farma menargetkan laba bersih tahun ini mencapai Rp 220,8 miliar, naik 28,5% dibandingkan 2011 sebesar Rp 171,8 miliar, menurut manajemen perusahaan. Pertumbuhan laba bersih didorong peningkatan penjualan serta strategi memperbesar portofolio produk dengan margin tinggi.
Target pertumbuhan laba bersih tahun ini juga akan ditopang peningkatan penjualan.
Kimia Farma menargetkan penjualan tahun ini mencapai Rp 4 triliun, naik 14,9% dari 2011 seiring peningkatan pasar farmasi nasional. Tahun ini pasar farmasi Indonesia diperkirakan tumbuh 14% menjadi Rp 49 triliun dibandingkan 2011. Kimia Farma berencana meluncurkan 10 produk, 2 di antaranya adalah obat bebas. Produk baru yang akan dirilis antara lain obat anti-infeksi dan multivitamin.(dbs)