Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II pada 2012 mencapai 6,4 % secara tahunan. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan PDB dibandingkan dengan triwulan II pada 2011 mengalami pertumbuhan 6,4 %,” kata Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Senin 5/8.
Menurut Suryamin, pertumbuhan itu meningkat dibandingkan triwulan I-2012 yang mencapai 6,3 % karena adanya pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang, yang mengalami kenaikan secara triwulan sebesar 3,94 %.
Lebih lanjut Suryamin menambahkan pertumbuhan meningkat karena adanya kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 1,97 juta orang atau naik secara triwulan 3,61 % dan secara tahunan 4,77 %. “Percepatan belanja pemerintah termasuk belanja modal pada triwulan II hingga Rp384,5 triliun yang melampaui triwulan II tahun sebelumnya Rp244,9 triliun juga ikut membantu pertumbuhan,” ujarnya.
Simak juga:
- 2015: Pasar Farmasi Akan Tumbuh 11,8% Jadi US$ 4,6 Miliar
- Realisasi Pertumbuhan Industri Farmasi 2014
Suryamin menjelaskan catatan peristiwa lain yang ikut mempengaruhi pertumbuhan adalah adanya impor barang modal yang besar sehingga mendorong peningkatan investasi di dalam negeri. “Pertumbuhan terjaga karena BKPM mencatat realisasi penanaman modal dalam dan luar negeri selama triwulan II pada 2012 naik secara triwulan 8 % dan secara tahunan 24 %,” terangnya.
Namun, Suryamin mengingatkan di sisi lain terjadi perlambatan perekonomian global, sehingga nilai ekspor Indonesia menurun khususnya selama triwulan ini. Ada tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi secara triwulan adalah sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 5,2 %, sektor listrik gas dan air bersih sebesar 4,4 % dan sektor konstruksi 4,4 %. “Pertumbuhan secara tahunan, tiga sektor yang tumbuh, pengangkutan dan komunikasi naik 10,1 %, sektor perdagangan hotel dan restoran 8,9 % dan sektor konstruksi 7,3 %,” ungkapnya
Dikatakan Suryamin, pertumbuhan triwulan ini dibandingkan dengan triwulan II pada 2011, didukung pengeluaran konsumsi rumah tangga yang meningkat 5 %, konsumsi pemerintah naik 7 %, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 12,3 %, ekspor sebesar 1,9 % serta impor sebesar 10,9 %.
Struktur PDB pengeluaran triwulan ini juga masih didominasi oleh komponen pengeluaran rumah tangga sebesar 53,5 % serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 32,9 %, pengeluaran konsumsi pemerintah 9 % serta ekspor sebesar 24,3 % dan impor sebesar 26,6 %. Besaran PDB atas dasar berlaku pada triwulan II pada 2012 mencapai Rp2.050,1 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama sebesar Rp650,6 triliun.
Sementara, struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan ini masih didominasi oleh kelompok provinsi di Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB 57,5 %, kemudian Sumatera 23,6 %, Kalimantan 9,5 %, Sulawesi 4,8 % dan pulau lainnya 4,6 %. “Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I pada 2012 dibandingkan dengan semester yang sama pada tahun sebelumnya tumbuh 6,3 %,” imbuhnya.
Yang jelas, kata Suryami, BPS mencatat kondisi bisnis di Indonesia pada triwulan II 2012 meningkat menjadi 104,22 dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 103,89. “Indeks Tendensi Bisnis (ITB) triwulan II 104,22, kondisi bisnis meningkat dari triwulan sebelumnya menurut para pengusaha,” tuturnya. (dbs)