Profitabilitas Empat Perusahaan Farmasi 'Beda'

Empat perusahaan farmasi lokal, yakni PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan Pacific Tbk, PT Kimia Farma Tbk, dan PT Pyridam Farma Tbk, mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 18,6% pada semester I tahun ini. Kendati sama-sama mencatat kenaikan pendapatan, kinerja profitabilitas keempat perusahaan ini berbeda satu sama lain.


Profitabilitas Kalbe Farma dan Pyridam Farma yang diukur dari margin kotor tercatat mengalami penurunan secara tahunan pada semester I 2012 masing-masing sebesar 3,1% dan 2,24%. Penurunan margin kotor ini dapat disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan mentransmisikan kenaikan beban pokok penjualan ke dalam harga jual; atau dapat juga disebabkan oleh strategi perusahaan yang mengorbankan profitabilitas demi meningkatkan penjualan.


Direktur Keuangan Kalbe Farma, Vidjongtius, menilai penurunan margin kotor tersebut terutama disebabkan perubahan komposisi bisnis tahun ini, seiring peningkatan kontribusi divisi distribusi dan logistik. "Kontribusi penjualan divisi distribusi dan logistik meningkat menjadi 37% di semester I 2012 dari 30% di semester I 2011," ujarnya.

Divisi distribusi dan logistik masih memberikan kontribusi tertinggi terhadap penjualan konsolidasi sebesar 37%, diikuti divisi obat resep dengan kontribusi 26%, divisi nutrisi berkontribusi 21%, dan divisi produk kesehatan berkontribusi 16%. 

Sementara Kimia Farma dan Tempo Scan Pasifik pada semester I tahun ini malah mencatat adanya peningkatan margin kotor masing-masing sebesar 2,7%, dan 0,43%. Kenaikan ini dapat disebabkan oleh peningkatan efisiensi operasional berupa penurunan persentase beban pokok penjualan terhadap penjualan; maupun peningkatan harga jual yang berakibat pada kenaikan penjualan.

Presiden Direktur Tempo Scan, Handojo S Muljadi, menyatakan margin laba kotor perusahaan meningkat menjadi 39,3% di semester I 2012 dibanding periode yang sama tahun lalu 38,9%. "Namun, margin kotor divisi farmasi menurun menjadi 67,7% di semester I 2012 dibandingkan semester I 2011 yang mencapai 68,6%," ujarnya.

Tren penurunan margin kotor divisi farmasi dipengaruhi antara lain oleh kenaikan upah minimum di lokasi fasilitas manufaktur farmasi Tempo Scan berada serta biaya tenaga kerja lain yang terkait, tingginya harga bahan baku serta menurunnya rupiah yang membuat impor lebih mahal.

Berdasarkan laporan keuangan, margin kotor Kalbe Farma dan Pyridam Farma pada periode 2011 relatif lebih tinggi dibanding Kimia Farma dan Tempo Scan. Margin kotor Kalbe dan Pyridam tercatat sebesar 52,2%, dan 67,3% pada semester I 2011 sedangkan margin kotor Kimia Farma dan Tempo Scan tercatat sebesar 29,4%, dan 38,9%.

Pertumbuhan Pendapatan Lampaui Rata-rata
Rata-rata pertumbuhan pendapatan yang dicatat keempat perusahaan tersebut lebih tinggi dibanding estimasi pertumbuhan industri farmasi nasional yang sebesar 13%. Angka ini juga melampaui estimasi pertumbuhan industri farmasi dunia yang diperkirakan bertumbuh 3% di tahun ini.

Sekalipun memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi, namun pasar industri farmasi nasional tahun ini yang diperkirakan mencapai US$ 4,9 miliar masih relatif kecil jika dibandingkan dengan pasar industri farmasi Cina pada 2011 yang diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Pada 2011, penjualan farmasi di seluruh dunia diperkirakan mencapai US$ 880 miliar. (dbs)

Top Ad 728x90