,

Vaksin Rotavirus Biofarma Mulai Diuji Klinik

Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi meresmikan dimulainya uji coba vaksin rotavirus oral baru berkode RV3 pada Sabtu (02/03/2011) . Pelaksanaan uji coba rencananya akan dilakukan di RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUD Sleman dan beberapa puskesmas yang ada di Klaten dan Sleman.

Vaksin Rotavirus Biofarma Mulai Diuji Klinik
Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi meresmikan dimulainya uji coba vaksin rotavirus oral baru berkode RV3 pada Sabtu (02/03/2011) . Pelaksanaan uji coba rencananya akan dilakukan di RS Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUD Sleman dan beberapa puskesmas yang ada di Klaten dan Sleman.

Peneliti RV3 dari UGM, Prof Yati Soenarto menjelaskan bahwa kunci sukses pengembangan RV3 merupakan hasil dari kerjasama antara Murdoch Children Research Institute (MCRI) Melbourne, Australia dengan Universitas Gadjah mada (UGM) dan perusahaan farmasi Biofarma.


Vaksin ini, tambahnya, berpotensi menyelamatkan ribuan bayi yang terancam meninggal akibat penyakit diare yang selalu muncul setiap tahunnya baik di Indonesia maupun di dunia.

“Rotavirus merupakan penyakit yang mengancam jiwa dan mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta anak dibawah lima tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, diare juga menjadi penyebab utama kematian anak di bawah lima tahun,” jelasnya.

Ia menambahkan, 35 – 84% pemicu diare diakibatkan oleh rotavirus. Diperkirakan rotavirus ini menyebabkan kematian lebih dari 8000 kematian pada anak, 170 ribu pasien rawat inap dan hampir 500 ribu pasien rawat jalan di Indonesia pada setiap tahunnya.

Sementara itu, peneliti MCRI, Emma Watts menjelaskan bahwa kandidat vaksin rotavirus ini telah dikembangkan dari strain rotavirus unik dan ditemukan secara alami pada bayi sehat yang baru lahir tanpa gejala apapun, yang kemudian dilindungi dari rotavirus diare yang parah pada dua tahun awal hidupnya.

Tujuannya, RV3 akan menjadi vaksin efektif dan terjangkau serta dirancang untuk diberikan secara oral kepada bayi sejak lahir untuk memberikan perlindungan sedini mungkin. Penemuan yang pertama di dunia ini, memiliki potensi yang luar biasa untuk menurunkan dan mengurangi penyakit serta kematian pada anak yang paling rentan sekalipun di seluruh dunia.


“Uji coba klinis juga telah dilakukan dengan sukses sejak tahun 2011 di Selandia Baru, yakni dengan pemberian vaksin kepada bayi yang baru lahir dengan tiga dosis pemberian,” jelasnya.

Kini, Indonesia menjadi tempat uji coba klinis selanjutnya. Dalam tahap pengembangan vaksin tersebut, bayi-bayi yang diikutkan merupakan mereka yang berasal dari Yogyakarta dan Klaten. Mereka masing-masing akan diberi tiga dosis vaksin secara oral dan placebo.

Yati menambahkan, bahwa penelitian tersebut dilakukan guna mengetahui bagaimana sistem imun merespon vaksin tersebut dan seberapa baik vaksin tersebut melindungi diare berat pada bayi. Mereka juga kemudian akan terus dipantau hingga mencapai usia 18 bulan.

Sekarang, proses transfer ilmu pengetahuan dan proses pembuatan seed vaksin telah diberikan kepada Biofarma, perusahaan farmasi milik negara. Vaksin tersebut akan didedikasikan kepada bayi-bayi di Indonesia dan di negara berkembang lainnya dimana kematian neonatal masih menempati urutan teratas.

Diakui Menteri Kesehatan, penyakit diare merupakan penyebab terbanyak pada kematian anak-anak di negara-negara berkembang selain penyebab lainnya yakni pneumonia. (*)

Top Ad 728x90