,

Indonesia Bukan Primadona Investasi Eropa di ASEAN?

Investor asal Eropa optimistis bisnis di Indonesia bakal cerah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Namun survei membuktikan, Indonesia bukanlah negara primadona di kawasan bagi pemilik modal Eropa.

Indonesia Bukan Primadona Investasi Eropa di ASEAN?
Investor asal Eropa optimistis bisnis di Indonesia bakal cerah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Namun survei membuktikan, Indonesia bukanlah negara primadona di kawasan bagi pemilik modal Eropa.

Jajak pendapat Business Confidence Index (BCI) 2014 menyimpulkan, para pengusaha asal Eropa di Indonesia melihat Masyarakat Ekonomi (MEA) ASEAN bakal menguntungkan bagi pertumbuhan bisnis pada 2015. Namun, Indonesia tidak menjadi primadona tujuan modal Eropa di antara negara-negara ASEAN.


Jajak pendapat yang dimotori British Chamber of Commerce in Indonesia (BritCham) meramalkan, MEA akan memberi dampak positif pada bisnis di Indonesia. “Sebanyak 41 persen yang ditanya menjawab ya, MEA akan berdampak positif,” kata Ketua BritCham Adrian Short di Jakarta, Selasa 13 Januari 2015.
 

Sebanyak 54 persen responden jajak pendapat yang melibatkan 206 pengusaha Eropa itu yakin dampak positif dari penyederhanaan prosedur bea dan cukai. Sebanyak 53 persen pengusaha itu percaya, harmonisasi standar dan peraturan teknis membawa dampak positif.

Selain itu, 54 persen responden yakin transparansi perdagangan bebas MEA berdampak positif. Indonesia memiliki potensi pasar terbesar di ASEAN. Indonesia menyumbang hampir 40 persen Pendapatan Domestik Bruto (PDB) ASEAN dan hampir 50 persen penduduk kawasan itu berada di Nusantara.


Primadona Investasi Eropa Namun, angin segar itu masih bertentangan dengan tren investasi para pemodal Eropa saat ini. Wakil Kepala Delegasi Uni Eropa di Indonesia, Colin Crooks, mengatakan, investasi Uni Eropa lebih tertarik ke negara-negara tetangga Indonesia di ASEAN seperti Thailand dan Malaysia.

“Jika saya bicara dengan rekan delegasi ke negara-negara tetangga, mereka akan memilih investasi ke sana ketimbang Indonesia. Ini sangat aneh melihat potensi pasar Indonesia,” katanya dengan nada heran.


Lalu Bagaimana dengan Singapore?  | simak selanjutnya

Top Ad 728x90