Singapura merupakan tujuan utama investasi Uni Eropa di ASEAN. Crooks memperkirakan, negara-negara tetangga Indonesia lebih berhasil dalam menciptakan iklim usaha yang menarik modal Eropa.
“Daya tarik investasi itu sangat kompetitif. Beberapa negara menawarkan insentif, mereka menawarkan infrastruktur yang sangat modern, keringanan pajak, akses ke pasar,” ujarnya.
Menurut dia, Indonesia tidak bisa sekadar menawarkan pasar dalam negeri dan para pengusaha otomatis akan membawa uangnya masuk.
Hasil jajak pendapat BCI, menurut Crooks, menyebutkan para investor berharap Indonesia bisa kompetitif menyambut MEA karena faktor kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sebanyak 76 persen responden BCI percaya terhadap kepemimpinan baru itu. Crooks yakin, para investor dari Eropa masih memilih menunggu untuk memastikan kerja pemerintahan sekarang.
“Saya kira masih ada ketakutan pemerintah menjanjikan banyak hal. Namun, masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai titik ketika banyak investasi asing datang ke Indonesia. Itulah yang ingin kita lihat,” katanya.
Crooks berpendapat, Indonesia masih perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan daya pikat dibanding negara-negara ASEAN. Suatu saat Indonesia akan menjadi primadona modal Eropa.
“Indonesia punya berlimpah tenaga berpendidikan murah. Jika infrastruktur dan peraturan pemerintah bagus, saya kira Indonesia mestinya mendapatkan investasi terbanyak di ASEAN,” katanya.
Hub ASEAN
Berkebalikan dengan anggapan delegasi Uni Eropa, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yakin Indonesia unggul dalam menarik investor dibanding negara-negara ASEAN karena besarnya pasar dalam negeri. Dengan begitu, Indonesia sangat berpotensi menjadi titik singgah (hub) barang-barang dan modal Uni Eropa untuk kemudian dijual ke ASEAN.
“Kalau saya jujur saja, tidak melihat saingan. Jika Anda pergi ke Indonesia, Anda beli satu dan Anda dapat pasar ASEAN. Ini bonus jika Anda berinvestasi di Indonesia. Pertama, Anda bisa menikmati pasar Indonesia dan memperlebar pasar ke ASEAN,” kata Direktur Promosi Sektoral BKPM Ikmal Lukman.
Lukman menambahkan, ia yakin infrastruktur Indonesia segera menunjukkan perbaikan. “Infrastruktur kita nanti akan bagus. Saya sih yakin 100 persen (tingkat kepercayaan bisnis) itu nanti. Bisa saja setelah selesai ini dapat 80, 85, akhirnya 100. Menang dah. Masyarakat ASEAN ini nggak perlu khawatir, dah,” ujarnya mantap.
Meskipun begitu, Lukman mengakui perizinan di luar ibu kota menghantui para investor untuk berekspansi di Indonesia. “Kalau kita mau jujur sih, paling banyak (kendala) di daerah,” kata Lukman. Namun, ia optimistis pelayanan satu pintu BKPM akan memangkas kendala itu. Pelayanan ini diujicobakan mulai hari ini, Kamis 15 Januari 2015.
Lukman menambahkan, secara umum tren investasi ke Indonesia meningkat tajam. Sejak pemerintahan baru, investor yakin dengan iklim bisnis Indonesia.
varia.co.id
< Sebelumnya: Indonesia Bukan Primadona Investasi Eropa di ASEAN?
Economy, News Update
Tetangga Indonesia Lebih Menarik Bagi Investor Eropa?
Singapura merupakan tujuan utama investasi Uni Eropa di ASEAN. Crooks memperkirakan, negara-negara tetangga Indonesia lebih berhasil dalam menciptakan iklim usaha yang menarik modal Eropa. “Daya tarik investasi itu sangat kompetitif. Beberapa negara menawarkan insentif, mereka menawarkan infrastruktur yang sangat modern, keringanan pajak, akses ke pasar,” ujarnya.