2011: Pasar OTC Tumbuh 14%

Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) memproyeksikan, penjualan OTC pada 2011 meningkat 14% menjadi sekitar Rp 17,41 triliun dibandingkan penjualan tahun lalu. 

Nilai tersebut sekitar 45% dari total penjualan farmasi nasional yang pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp 38,7 triliun. Pertumbuhan penjualan pasar obat bebas terdorong peningkatan daya beli konsumen farmasi seiring kenaikan daya beli serta penambahan jumlah penduduk. 

Anthony Ch Sunarjo, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia menuturkan, lebih sedikitnya pangsa pasar obat bebas dibandingkan obat resep, yakni hanya 45% dari total penjualan farmasi nasional karena selama ini produk farmasi tersebut bukan menjadi lini bisnis utama para produsen farmasi ”Umumnya produsen farmasi mengandalkan segmen obat resep sebagai lini bisnis utamanya,” kata dia.

Anthony menambahkan, pertumbuhan penjualan obat bebas pada tahun ini juga tak lepas dari perilaku masyarakat yang cenderung membeli obat bebas untuk penyakit yang dianggap ringan. Kecenderungan tersebut dipengaruhi tingginya biaya pelayanan kesehatan.

Dia mengatakan, pertumbuhan penjualan obat akan mengikuti pasar farmasi nasional. Pada tahun ini, Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia memproyeksi pendapatan industri farmasi nasional pada 2011 mencapai Rp 38,7 triliun, atau meningkat 14% dibanding pendapatan pada 2010 lalu, yakni mencapai Rp 34 triliun.

Kenaikan tersebut juga didukung pertumbuhan ekonomi yang berdampak meningkatnya daya beli masyarakat terhadap produk farmasi. Pertumbuhan tersebut akan berdampak pada peningkatan laba industri farmasi.

Proyeksi tersebut juga didukung program pemerintah di bidang kesehatan, antara lain program Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Program Jaminan Kesehatan Masyarakat menjadikan masyarakat menengah ke bawah mampu membeli obat, meski dengan harga khusus.

Selain itu, peningkatan penjualan juga disokong rencana beberapa produsen farmasi Tanah Air meluncurkan produk baru pada tahun ini. Produsen tersebut, seperti PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) yang akan meluncurkan 5 produk baru.

Ryan Arvin, Sekretaris Perusahaan Pyridam Farma, menjelaskan produk baru perseroan adalah obat resep, yang merupakan fokus bisnis utama Pyridam selama ini. Peluncuran produk baru diperkirakan mendorong utilisasi pabrik Pyridam yang ditargetkan mencapai 90%, atau naik 10% dibandingkan 2010.

Saat ini perseroan masih mengkalkulasi besaran kebutuhan investasi terkait peningkatan utilisasi tersebut. “Pada akhir kuartal I 2011 baru bisa ditentukan berapa dana yang dibutuhkan untuk peningkatan tersebut,” kata dia. (dbs)

Top Ad 728x90