2010 : Pasar Multivitamin Anak Capai Rp 400 M

Pasar multivitamin anak di Indonesia pada 2010 lalu diperkirakan mencapai Rp 400 miliar, berdasarkan data berbagai sumber yang dikompilasi. Pasar multivitamin akan terus meningkat seiring kenaikan jumlah penduduk anak-anak Indonesia.

Jumlah penduduk anak-anak di Indonesia diestimasikan 64,85 juta jiwa pada 2010, dan diperkirakan mencapai 65,31 juta pada 2015. Porsi jumlah penduduk anak-anak Indonesia dengan kategori usia 0-14 tahun sekitar 28%-34% terhadap jumlah penduduk Indonesia yang pada tahun lalu mencapai 235 juta jiwa.

Penduduk Indonesia sendiri tumbuh rata-rata 1,2%-1,3% per tahun. Jumlah anak-anak yang besar di Indonesia ini menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan farmasi untuk mengembangkan multivitamin bagi anak-anak.

Promosi, harga, dan rasa akan menjadi faktor yang utama dalam menunjang penjualan produk multivitamin anak. Perusahaan yang memproduksi multivitamin anak umumnya menggencarkan promosi di media dan sekolah karena lebih dekat dengan dunia anak.

Sembilan perusahaan asing maupun lokal bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar multivitamin di Indonesia. GlaxoSmithKline, prinsipal farmasi asal Inggris, mengandalkan merek Scott's Emulsion di pasar multivitamin anak di Indonesia. Sedangkan PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) mengutamakan merek Vidoran, PT Merck Tbk (MERK) memproduksi merek Sangobion dan Seven Seas, PT Bayer Indonesia dengan merek Tonikum Bayer.

Sementara raksasa farmasi lokal, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), mengandalkan merek Cerebrovit, PT Dexa Medica memproduksi Stimuno, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengandalkan merek Calcidol, PT Soho Industri Pharmacy mengusung merek Curcuma Plus dan Fitkom, dan PT Kotra Pharma mengandalkan merek Appeton.

Produsen cenderung untuk menjual khasiat produk multivitamin anak yakni menambah nafsu makan serta menyehatkan tubuh untuk mengejar target pertumbuhan penjualan.

Kotra Pharma menargetkan peningkatan pangsa untuk produk multivitamin anak di Indonesia menjadi di atas 10% tahun ini. Pada tahun lalu, produsen farmasi asal Malaysia itu menguasai 5% pangsa multivitamin anak di Indonesia.

Sedangkan Kalbe Farma memproyeksikan pendapatan dari segmen suplemen kesehatan meningkat 12% pada 2011, mengikuti pertumbuhan pendapatan konsolidasi perseroan yang diproyeksikan mencapai Rp 11,5 triliun.

"Segmen suplemen kesehatan menyumbang 17% dari pendapatan Kalbe Farma secara keseluruhan," kata Vidjongtius, Direktur Keuangan Kalbe Farma. Namun dia belum mau menjelaskan porsi penjualan multivitamin anak produksi perseroan pada tahun lalu.

Kendrariadi Suhanda, Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, mengatakan asosiasi masih menghitung proyeksi peningkatan pasar multivitamin dan suplemen kesehatan. "Penghitungan kami secara umum fokus kepada segmen obat, seperti obat resep dan obat bebas. Kalau yang terlalu detail seperti pasar multivitamin anak, itu perlu pendalaman khusus," tuturnya.(dbs)

Top Ad 728x90