B. Braun : Hand Hygiene Programme


SAFETY IN HEALTHCARE



Health Care-Associated Infection (HCAI) sering disebut juga infeksi nosokomial. Ini merupakan masalah terselubung di dunia kesehatan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Setiap tahun, ratusan hingga jutaan pasien di seluruh dunia terkena dampaknya. HCAI merupakan kejadian merugikan yang paling sering terjadi pada saat proses pelayanan kesehatan meskipun pada prinsipnya hal ini dapat dicegah.



 Beberapa negara mengalami kendala dalam pengumpulan data akurat mengenai tingkat infeksi ini. Sedangkan negara yang sudah memiliki data, kendala berikutnya adalah kriteria dalam penentuan infeksi tersebut yang seringkali tidak seragam.



Dari 147 negara berkembang, hanya 16% yang memiliki sistem surveilans yang terpadu, padahal HCAI lebih banyak terjadi pada negara berkembang. Menurut WHO, angka pada negara berkembang yaitu 15,5 per 100 pasien. Semua studi membuktikan bahwa komponen penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu hand hygiene (kebersihan tangan).



Sebuah tindakan yang sederhana dan mudah dilakukan. Karena sederhana dan mudah, sehingga tingkat kepatuhan terhadap hand hygiene seringkali diabaikan. Apakah betul bahwa hand hygiene itu mudah dan sederhana? Sesungguhnya Hand Hygiene tidak mudah dilakukan karena memerlukan komitmen dari semua pihak. Hand Hygiene memerlukan perubahan perilaku atau kebiasaan.



PT. B. Braun Medical Indonesia mulai memasarkan Hand Hygiene sebagai suatu program yang menguntungkan bagi rumah sakit. 




Pengendalian infeksi tidak akan memberikan dampak 'keuntungan' langsung bagi rumah sakit namun SENIC Study membuktikan bahwa 6% infeksi dapat dicegah hanya dengan program pengendalian infeksi yang minimal, namun dengan sistem pengendalian infeksi yang terpadu dapat mencegah hingga 32%. Dari angka tersebut, berapa besar biaya yang dapat dihemat oleh rumah sakit tentunya sudah dapat dihitung.



Profesor Pittet dalam sebuah studi terhadap biaya hand hygiene membuktikan seiring berjalannya waktu, investasi terhadap hand hygiene memberikan dampak positif bagi rumah sakit.



Pada saat program hand hygiene diperkenalkan, rumah sakit perlu menyesuaikan anggaran untuk melengkapi fasilitas hand hygiene. Penyediaan fasilitas menjadi faktor penting dalam pembentukan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, mulai dari wastafel, sabun, hingga hand rub.









Kebiasaan ini perlu dibentuk dengan membuat pendekatan dari berbagai arah. Hand Hygiene memerlukan komitmen dari semua elemen rumah sakit dimulai dari pihak manajemen. Salah satu model yang paling elegan guna menjelaskan dinamika pembelajaran individu adalah Conscious Competence Learning Matrix (CCLM). Model ini dikembangkan oleh Gordon Training International (GTI) pada tahun 1970-an. 



CCLM menjelaskan proses dan tahapan dari proses pembelajaran suatu kemampuan baru (perilaku, teknik atau yang lainnya). Model ini sering pula disebut sebagai ‘conscious competence learning model’ atau ‘conscious competence ladder’. CCLM merupakan penjelasan paling sederhana mengenai bagaimana individu belajar sekaligus menjelaskan bahwa pembelajaran pada individu terjadi dalam tahapan.







Dengan adanya sistem yang terpadu maka hand hygiene akan berada pada tahapan Unconscious Competence. Proses learning akan terasa mudah apabila dibuat menjadi menyenangkan.



Sejak tahun 2009, PT. B. Braun Medical Indonesia memberikan dukungan bagi rumah sakit untuk melaksanakan hand hygiene campaign di rumah sakitnya. Dengan kampanye, maka hand hygiene sebagai bagian dari usaha untuk merubah perilaku dirasakan sebagai bentuk aktifitas yang menyenangkan. Pada saat kampanye, semua pihak dilibatkan dalam pelaksanaannya termasuk pasien dan keluarganya.



Diharapkan dengan komitmen, kontinuitas pelaksanaan dan keterlibatan semua pihak maka hand hygiene dapat menjadi sebuah budaya bagi rumah sakit sehingga tercipta sebuah pelayanan kesehatan yang aman dan minimal resiko infeksi.



Ungkapan bahwa 'Prevention is always better than cure' merupakan slogan yang harus selalu diingat dan dihayati dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. (erw)



Top Ad 728x90