Pasar farmasi Indonesia menjadi fokus bagi PT Merck Tbk dan PT Merck Chemical and Life Sciences (MCLS) karena potensinya sangat besar. Selain itu, Indonesia menjadi basis produksi Merck untuk kawasan ASEAN.
Saat ini, pabrik Merck di Indonesia memasok produk farmasi ke Filipina dan Singapura. Merck dan MCLS dikendalikan oleh Grup Merck, perusahaan farmasi global yang berbasis di Jerman.
Presiden Direktur Merck dan MCLS Martin Feulner menilai, memandang positif pemerintahan Joko Widodo yang dinilai mampu menarik banyak investor. Menurut dia, seringkali investor terhambat regulasi yang rumit. Pemerintahan saat ini menunjukan sikap positif dengan memperbaikinya. Salah satu cara yang dilakukan adalah membuat birokrasi transparan.
“Sekarang ini investor banyak mengira-ngira siapa yang akan memimpin ketika Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berlangsung akhir 2015, karena kesempatan investasi akan lebih terbuka. Meski sekarang aturan dikatakan lebih mudah, masih banyak regulasi-regulasi yang harus selaraskan,” ujar Martin saat berkunjung ke redaksi sebuah media di Jakarta, Kamis (22/1).
Pemerintahan Jokowi, menurut dia, menepati janji-janji kampanye soal kemudahan investasi dengan memotong jalur birokrasi. Investor menganggap hal ini sebagai angin segar.
Langkah yang paling nyata, kata dia, adalah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan menghilangkan ego sektoral antarkementerian. “Jokowi terlihat benar-benar ingin mengubah keadaan. Inilah yang membuat saya positif terhadap pemerintah saat ini,” ujar dia.
Meski begitu, Martin pesimistis dengan penerapan e-Katalog untuk industri farmasi, yang dinilai menyulitkan perusahaan multinasional. Alasannya, perbedaan harga versi perusahaan multinasional dan pemerintah berbeda jauh. Batas harga obat yang ditetapkan untuk perusahaan multinasional masih terlalu rendah.
“Tapi, saya yakin dalam perjalanannya, e-Katalog akan semakin bagus penerapannya sehingga dapat diterima perusahaan mutinasional. Investasi di Indonesia cukup menggairahkan, karena kami percaya kesempatan pasar Indonesia sangat besar, dengan jumlah penduduknya,” ujar Martin.
Tahun ini, Merck menyiapkan investasi sekitar Rp 30 miliar untuk penambahan mesin baru dan pengembangan teknologi. Pabrik farmasi perseroan yang berlokasi di Pasar Rebo, Jakarta, dapat memenuhi kebutuhan pasar Asean sekaligus memperbesar kontribusi Merck Indonesia secara global. “Kami fokus di Indonesia untuk mengisi pasar di Singapura dan Filipina,” ujar Martin.
Sementara itu, menurut Director Finace Divison Bambang Nurcahyo, perusahaan kedua Merck yakni MCLS, yang menjadi payung Merck Millipore dan Performance Materials di Indonesia. Melalui divisi Merck Millipore, Merck Group fokus pada industri life science dan biosains.
MCLS mengincar laba sekitar Rp 25 miliar dengan pendapatan sekitar Rp 460-480 miliar. Saat ini, fokus terbesar MCLS masih di Milipore dengan porsi 85 persen yang terbagi oleh lab solution sebesar 60% dan impor bahan baku industri farmasi 20 persen.
beritasatu.com
Corporate
Fokus Garap Pasar Indonesia PT Merck Tbk Siapkan Investasi 30 Miliar
Pasar farmasi Indonesia menjadi fokus bagi PT Merck Tbk dan PT Merck Chemical and Life Sciences (MCLS) karena potensinya sangat besar. Selain itu, Indonesia menjadi basis produksi Merck untuk kawasan ASEAN.