Dexa Medica Besar Di Tangan Ferry Soetikno

Dexa Medica yang mengawali berdirinya di Palembang pada 1969, dalam 10 tahun terakhir ini masuk dalam peringkat lima besar perusahaan farmasi yang reputable di Indonesia. Selain menguasai pasar dalam negeri dan menjadi lima besar di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, Dexa sukses merambah pasar internasional, eksis di pasar global di tujuh negara.

Dexa Medica Besar Di Tangan Ferry Soetikno
Dexa Medica yang mengawali berdirinya di Palembang pada 1969, dalam 10 tahun terakhir ini masuk dalam peringkat lima besar perusahaan farmasi yang reputable di Indonesia. Selain menguasai pasar dalam negeri dan menjadi lima besar di Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini, Dexa sukses merambah pasar internasional, eksis di pasar global di tujuh negara.

Orang di balik suksesnya Dexa Medica adalah Ferry A Soetikno, putra sulung keluarga Rudy Soetikno, pendiri Dexa Medica. Lahir di Palembang, 22 Juni 1961, Ferry lulusan SMA Xaverius I Palembang tahun 1979 ini melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Kimia ITB (1979-1984), dan meraih gelar MSc dari Washington University, AS, dan gelar MBA dari University of Pittsburgh di AS.

Ferry sempat bekerja di perusahaan farmasi di Amerika selama enam tahun (1987-1993). Setelah memiliki pengalaman yang cukup, Ferry kembali ke Indonesia dan memimpin perusahaan farmasi yang didirikan Rudy Soetikno, sang ayah.

Berikut ini perbincangan kami dengan Ferry Soetikno, Presiden Direktur PT Dexa Medica.

Pak Ferry, ketika kembali dari Amerika, Anda langsung bergabung ke Dexa. Apa tantangannya?
Salah satunya adalah tantangan sebagai profesional, mengadaptasi kultur Indonesia di perusahaan ini. Saya masuk ke Dexa Medica mulus, tidak ada rekayasa, dan tidak mentang-mentang. Saya profesional murni. Secara bertahap, saya mendapat kepercayaan dari atasan.

Saat krisis ekonomi di 1998, apa yang terjadi pada Dexa?
Dexa mampu melalui masa-masa sulit. Tapi, Dexa tidak mem-PHK satu karyawan pun. Dalam masa krisis 1998, kami mendapat berkah juga karena pembayaran hasil ekspor dalam dollar AS sehingga menjadi cash flow bagi perusahaan.

Di tangan Anda, Dexa berhasil masuk peringkat lima besar perusahaan farmasi nasional. Apa saja kiatnya?
Pertama, tentu saja harus visioner, harus tahu arah dan kebutuhan pasar. Kedua, harus mampu membangun daya saing karena pasar sangat fragmented. Ketiga, membangun tim yang tangguh, yang mau tumbuh bersama perusahaan ini. Dan ini tidak mudah.

Saya meningkatkan eksistensi Dexa Medica. Dalam 10 tahun terakhir ini, Dexa mampu masuk dalam lima besar perusahaan farmasi nasional. Kuncinya adalah delegasi dan pemberdayaan. Kalau memberi delegasi, tanpa kekuasaan, itu percuma karena itu sama dengan boneka. Jadi memberi delegasi dengan otoritas. Itu kuncinya.

Saya tidak malu belajar dari orang lain. Dan Dexa harus memiliki strategi unik dan diferensiasi menghadapi para pesaing. Kami harus memiliki teknologi dengan riset yang baik. Jadi, Dexa harus dipersepsikan berbeda.

Kalau biasa-biasa saja percuma. Industri farmasi industri fragmented. Di Indonesia, ada 200-an pemain di industri ini. Jadi harus ada kelebihan dan perbedaan dari yang lainnya. Dan salah satu yang kami adopsi adalah diferensiasi.

Ini terbukti membuat Dexa tumbuh lebih cepat dari pasar. Kami memiliki ragam produk. Kami mengerti kebutuhan pasar. Kami berharap suatu hari kelak, Dexa menjadi yang terdepan.

Dengan penambahan kapasitas pabrik hingga 40%. Bagaimana target Dexa selanjutnya?
Tentu saya akan melanjutkan komitmen Dexa Medica mematuhi persyaratan pemerintah yang berkembang secara dinamis soal cara membuat obat terbaik, memenuhi ISO 9001 dan 14001, termasuk syarat Badan POM.

Menambah fasilitas produksi untuk menunjang kebutuhan masa depan dan mengantisipasi kebutuhan obat terkait jaminan kesehatan nasional. Penambahan fasilitas ini tentu harus dibarengi dengan standarisasi yang memenuhi persyaratan good manufacture practice (GMP). Semua yang kita lakukan agar lebih flexible mengantisipasi perubahan-perubahan di masa mendatang.

Dexa Medica perusahaan farmasi nasional yang terus membangun daya saing dan menunjang program Pemerintah Indonesia. Dexa konsisten memproduksi obat generik berlogo sejak tahun 1991 hingga saat ini.

Belum lama ini, Dexa Medica menerima penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dari pemerintah. Ke depan, Dexa akan terus mendukung pengadaan obat berkualitas dan terjangkau melalui OGB.

Untuk itulah, kami mengembangkan pemasaran dan menambah kapasitas pabrik sampai 40%, dan ini akan mendorong perkembangan Dexa secara signifikan. Untuk menambah membangun fasilitas produksi kami telah mendatangkan mesin-mesin dengan teknologi terkini dalam skala besar, termasuk merekrut dan melatih orang-orang yang berkompeten menggunakan teknologi canggih ini.

Ini semua didukung oleh keputusan berani membeli teknologi canggih tanpa harus mengurangi tenaga kerja di pabrik. Kami mempersiapkan pegawai pabrik mampu menguasai teknologi canggih.

Dexa sukses merambah ke pasar internasional, sejauh ini bagaimana langkahnya?
Kami tetap masuk pasar ASEAN, dan mempersiapkan diri menjelang pasar perdagangan bebas AFTA tahun 2015. Kami juga membuat brand yang dikenal luas hingga ke mancanegara. Setidaknya ada enam brand besar yang dikenal di mancanegara, mulai dari produk obat hipertensi, diabetes, saluran pernapasan, sampai saluran pencernaan. Selain itu juga ada merek Stimuno yang dikenal masyarakat Indonesia.

Sebenarnya masih banyak impian untuk memajukan Dexa Medica. Yang penting, kami konsisten mengabdi bagi kemajuan kesehatan. Kami mempertahankan trust, kepercayaan, dan dukungan. (dbs)

Top Ad 728x90