Farmasi Indonesia Memasuki Era Low Price-Low Profit yang Rawan

Melihat pertumbuhan yang baik di sektor farmasi belakangan ini merupakan prestasi yang patut disyukuri. Sebagian besar perusahaan farmasi menikmati iklim perekonomian yang cukup kondusif. Pasar tumbuh semakin baik dengan meningkatnya daya beli masyarakat secara umum. Bahkan, saya mendapat laporan bahwa dalam tiga bulan terakhir pasar farmasi domestik tumbuh mencapai 14-15%.

Sebuah Pandangan Umum Anthony Ch Sunarjo
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (2007-2011)

Farmasi Indonesia Memasuki Era Low Price-Low Profit yang Rawan
Melihat pertumbuhan yang baik di sektor farmasi belakangan ini merupakan prestasi yang patut disyukuri. Sebagian besar perusahaan farmasi menikmati iklim perekonomian yang cukup kondusif. Pasar tumbuh semakin baik dengan meningkatnya daya beli masyarakat secara umum. 

Bahkan, saya mendapat laporan bahwa dalam tiga bulan terakhir pasar farmasi domestik tumbuh mencapai 14-15%.

"2011: Tahun yang menantang bagi industri farmasi nasional"  

Sebelum saya menjadi anggota legislatif pada tahun 2004-2009, saat itu saya melihat dengan pandangan horisontal, sama dengan rekan-rekan dalam posisi sebagai pebisnis yang terhimpun dalam asosiasi yaitu Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia.

Tetapi sepanjang tahun 2004-2009, saya mulai melihat melalui bingkai yang besar dan memandang situasi dan perkembangan di sektor kesehatan, dalam kepentingan banyak pihak, baik dari sisi legislatif, eksekutif dan yudikatif. 

Saya melihat upaya-upaya pemerintah dalam setiap departemen, hubungan antar departemen, melihat bagaimana hubungan pusat dengan daerah, dan mengkaitkannya dengan sektor kesehatan dan farmasi, meskipun sebagian besar dalam bingkai besar (makro).

Ini yang akhirnya membuat lebih kompleks bagaimana memandang dan menyikapi perkembangan situasi di sektor kesehatan khususnya farmasi. Meski saat ini (2011), saya tidak lagi sebagai anggota legislatif, tapi masih membantu dewan perwakilan daerah dalam lembaga yang disebut Budget Office, suatu institusi yang mendukung legislatif untuk melakukan kajian-kajian ekonomi keuangan.

Dari situ saya bisa melihat bagaimana upaya pemerintah memperjuangkan kepentingan masyarakat. Salah satu contoh yang cukup banyak orang menyimak, adalah pada waktu Obama berupaya meng-goal-kan undang-undang kesehatan di AS. Pada saat itu sebanyak 34 anggota legislatif berasal dari Parta Demokrat sendiri tidak memihak pada undang-undang itu sebelumnya. Bukannya dari Partai Republik (yang sepenuhnya memang tidak memihak undang-undang itu).

Tetapi begitu muncul kajian dari budget office-nya Kongres yang menyatakan bahwa dalam tempo 10 tahun itu jika undang-undang kesehatan ini dilaksanakan akan terjadi penghematan kurang lebih US$ 9 milyar. Kajian budget office itu diumumkan pada saat terakhir, seminggu sebelum pengambilan keputusan. Hasilnya dari 34 anggota DPR dan Senator dari Partai Demokrat yang menolak itu, sebanyak 32 suara berbalik mendukung undang-undang itu. Dan ketika dilakukan pemungutan suara Obama menang 1 suara.

Jadi ini adalah pandangan pemerintah di area legislatif dalam memperjuangkan kemakmuran masyarakat, dalam kajian-kajian dan analisa makro ekonomi untuk menyeimbangkan anggaran belanja pemerintah. Sekarang ini di Indonesia sedang muncul kebangkitan nasional. Kalau beberapa tahun lalu banyak perusahaan dalam negeri diambil alih oleh perusahaan perusahaan asing, sekarang ada tren perusahaan lokal mengambil alih kembali.

Dalam konteks kebangkitan nasional ini juga kita bisa melihat saat Komisi IV menolak keras keinginan Kementerian Kesehatan, membuka kepemilikan saham asing hingga 100% terhadap perusahaan farmasi lokal. Dari sini kita juga melihat perkembangan bahwa setiap rencana kebijakan pemerintah akan selalu dikonsultasikan dengan wakil rakyat.

Sebagai Ketua Umum GP Farmasi, tentu saya akan berbicara dalam konteks kepentingan anggota. Dan menjadi yang terdepan untuk menyatakan bahwa harga produk obat di Indonesia tidak mahal. Dengan demikian sebenarnya saya melihat dari beberapa sudut pandang, di sisi lain harus memperjuangkan kepentingan komunitas usaha farmasi, tapi saya juga harus melihat secara makro bahkan secara pribadi merasa bahwa biaya kesehatan makin lama makin mahal. 

Dari sudut kepentingan inilah, saat ini keberpihakan pemerintah kepada masyarakat kecil semakin menguat.

Ini kenyataan yang dihadapi oleh Indonesia, dan akan mewarnai kebijakan pemerintah di sektor farmasi kedepan hingga tahun 2014, yang perlu menjadi perhatian utama kita. Karena sebagian besar merupakan tantangan yang akan dihadapi industri farmasi dalam waktu dekat.

Yang menjadi perhatian khusus saya, adalah perkembangan regulasi sektor industri farmasi sekarang. Karena cepat atau lambat, suka atau tidak suka kebijakan tentang pelaksanaan GMP yang tidak dapat ditunda lagi, meskipun terjadi tarik menarik dari berbagai kelompok, industri yang besar setuju, sementara industri yang menengah kecil merasa berat.

Sehingga seringkali industri farmasi yang kecil-kecil seperti di Bandung, Semarang, Surabaya ini merasa GP Farmasi Pusat, terutama Komite Bidang Industri hanya memihak pada kepentingan sendiri.
 

next page  |

-------------------------------------------------------------------------

Top Ad 728x90