Kontribusi bagi Pemulihan Ekonomi Global (2)

Dunia internasional melihat ekonomi makro Indonesia telah mampu berkembang dengan baik dan cukup mulus, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain, baik mereka yang sudah maju maupun yang masih berkembang.


Kendati demikian, pandangan ini berbeda dengan pandangan umum dari dalam negeri yang seringkali sangat depresif. Memang pada kenyataannya sektor riil dan sektor mikro masih sangat lemah. Kondisi ini juga dihadapi oleh negara-negara berkembang lainnya, tetapi kelemahan itu tidak terlampau dibesar-besarkan sehingga tidak menjadi masalah yang cenderung eksplosif.

Dalam suatu diskusi yang digelar oleh Universitas Paramadina baru-baru ini, telah dikemukakan penilaian-penilaian yang sangat menarik dari para pengamat luar negeri, bahkan dikemukakan oleh BBVA bahwa Indonesia merupakan 'the Rising Star'.

Segi-segi positif posisi Indonesia dapat dilihat dari ; ratio-hutang terhadap GDP yang relatif rendah, deficit anggaran sebesar 0,6% dari GDP pada 2010, tingginya cadangan valas (penilaian Moody's dan Fitch terhadap nilai investasi), ketersediaan minyak, gas dan metal, adanya transisi demokrasi, dijalankannya reformasi ekonomi yang bersahabat terhadap bisnis, perihal Non-Performing Loans (NPLs) dan CAR.

Disadari bahwa negara-negara Asia dengan jumlah penduduk yang besar seperti Cina, India dan Indonesia, dengan ekonomi yang berskala besar pula dan laju pertumbuhan yang pesat akan menghadapi tantangan yang berat pula, khususnya masalah penyerapan tenaga kerja, menurunkan angka kemiskinan dan munculnya masalah-masalah yang kompleks, termasuk inflasi.

Kini, negara-negara Asia termasuk Cina yang mengalami keamuan maju pesat, mulai menghadapi masalah inflasi yang akan menguat dan berdampak yang meluas. Ekonomi Cina berpotensi mengalami risiko 'overheating', sehingga memerlukan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dalam kaitannya ini segi ekonomi-mikro di Indonesia merupakan lapangan ekonomi yang sangat rentan, dan langsung menyangkut kepentingan masyarakat pada umumnya, terutama pada level masyarakat yang masih lemah sehingga temperatur politik mudah sekali berubah dan memanas.

Dilain pihak, pembangunan infra struktur menjadi modal utama bagi pertumbuhan ekonomi. Pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia masih tampak adanya kelemahan di tingkat daerah. Bahkan korupsi masih menjadi biang keladi dari kelambanan itu.

Maka, pemerintah Indonesia berpotensi kehilangan kesempatan, terkait dengan masalah korupsi, stabilitas keamanan di dalam negeri dan masalah dunia internasional mulai bencana di Jepang hingga kemelut di Timur Tengah yang akan memberi tekanan kuat. (erw) 

previous page  |

Top Ad 728x90