Kontribusi bagi Pemulihan Ekonomi Global (1)

PERAN PEREKONOMIAN INDONESIA
Dunia internasional kini mengakui ekonomi makro Indonesia telah bangkit dan mulai melaju dengan cukup mulus, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara lain, naik mereka yang sudah maju maupun yang masih berkembang. 

Dalam pemulihan kembali ekonomi dunia, Ekonomi Asia tetap mejadi faktor pendorong yang penting. Sebagaimana diketahui, kekuatan ekonomi Asia yang dimotori oleh Cina dan India telah menunjukkan perkembangan begitu mencengangkan.

Negara-negara Asia lainnya termasuk Korea Selatan, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya turut memberikan kontribusi sebagai pemacu pemulihan kembali ekonomi global. Diprediksi laju perkembangan Asia pada 2011 akan tetap kuat meskipun cenderung lebih moderat. Dalam kaitan ini perlu pula disadari bahwa wilayah Asia sendiri sedang menunjukkan beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Faktor inflasi yang sedang merangkak naik, memicu kecemasan berbagai pihak, terutama dengan adanya kenaikan harga pangan dan komoditi lainnya. Belum lagi menyusul masalah kenaikan harga minyak yang secara mendadak muncul dalam waktu sangat dekat.

Selain itu terdapat faktor permintaan domestik atau faktor konsumsi yang juga semakin kuat, yang dipicu oleh daya beli masyarakat yang makin menguat. Bagaimanapun juga, gejala inflasi dan faktor konsumsi juga dialami oleh Indonesia. Disadari bahwa sebagian masyarakat miskin tetap besar tetapi golongan ekonomi menengah juga semakin menguat daya belinya. 

PENINGKATAN LAJU PERTUMBUHAN
Sebagaimana dapat dilihat dari grafik yang disusun oleh BBVA (bank dan periset dari Eropa) yang meliputi jangka waktu hingga 2012, laju pertumbuhan Cina meningkat sangat signifikan diikuti oleh Indonesia dan diikuti oleh emerging countries lainnya di Asia, termasuk negara-negara ASEAN. Sementara negara-negara Amerika Latin pun mulai meningkat kemajuannya setelah 2009.

Ekonomi Amerika Serikat juga mulai merangkak naik meskipun dalam skala yang terbatas. Tetapi Eropa menunjukkan kemajuan yang dapat dikatakan masih sangat lemah.

Tahun 2009 lalu merupakan tahun yang negatif, terutama bagi negara-negara yang termasuk kelompok Eurozone dan negara-negara maju lainnya. Negara-negara itu menekan kebawah laju perkembangan ekonomi dunia, sedangkan negara-negara berkembang (emerging markets) dari Asia dan Amreika Latin memberi kontribusi positif pada peningkatan GDP/PDB dunia. 

PENILAIAN POSITIF
Dilihat dari perspektif dalam negeri, dewasa ini Indonesia sedang menghadapi sosial-politik yang tidak menentu arahnya. Hampir setiap hari muncul persoalan mendadak yang cepat berkembang menjadi masalah besar. Suasana yang demikian tidak kondusif untuk perkembangan ekonomi.


Tetapi dalam perekonomian Indonesia telah muncul suatu perkembangan yang cukup positif. Sering mendengar bahwa ekonomi kita tanpa diapa-apakan sebenarnya sudah dapat tumbuh dengan sendirinya, sebagai 'auto-pilot' yang mengatur gerak ekonomi. Tanpa diperlukan tindakan signifikan, ekonomi Indonesia mampu mencapai pertumbuhan sedikitnya 5% setahun.

Ini dikarenakan antara lain dikarenakan 'economic fundamentals' Indonesia sudah mulai membaik sehingga dapat meuncur dengan kekuatan sendiri. Auto-pilot yang dimilikinya telah mampu mengatur laju perekonomian tanpa campur tangan yang kuat dari penguasa (pemerintah). 

KELOMPOK 'EAGLES'
Dalam melakukan penilaian terhadap negara-negara berkembang telah diadakan berbagai pengelompokan. Beberapa dekade yang lalu hanya terdapat satu pengelompokan yang disebut 'Underdeveloped Countries'. Dengan adanya kemajuan diantara negara-negara tersebut muncul pengelompokan lain, 'Developing Countries' dan Least Developed Countries' (LDCs).

Sekarang ini muncul kelompok 'Emerging Countries' bagi negara-negara yang paling maju. Di antara emerging countries dipilih beberapa negara yang dimasukkan ke dalam kelompok tersendiri. 

BRIC
Diantara emerging countries terdapat kelompok kecil yang dianggap paling maju antara lain oleh the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) disebut BRIC yang terdiri dari Brazil, Rusia, India dan Cina. Sementara Indonesia tidak termasuk dalam kelompok ini, tetapi seringkali disebut sebagai calon, sebagaimana Turki dan Afrika Selatan. 

G20
Ada negara-negara emerging countries yang telah dimasukkan ke jajaran kelompok G20 (dari Asia; Cina, India, Korea Selatan dan Indonesia), sementara Jepang sudah termasuk ke dalam kelompok negara maju. Kelompok itu dianggap sebagai negara-negara maju dan berkembang yang dinilai paling top.

G20 dianggap sebagai kelompok yang semata-mata mengatur ekonomi dunia, yang saat ini berupaya untuk pulih kembali dari terpaan krisis ekonomi 2008-2009. 

"EAGLEs"
Pengelompokan baru dari BBVA dengan sebutan 'EAGLEs' (Emerging and Growth-Leading Economies) dengan menggunakan indikator-indikator dan penilaian serta analisa yang berbeda. Untuk tahap pertama ada 10 negara yang dipilih untuk dimasukkan ke dalam kelompok EAGLEs yakni Cina India, Brazil, Indonesia, Korea, Rusia, Meksiko, Mesir, Taiwan dan Turki.

EAGLEs ini akan dinilai setiap tahun, terutama dalam hal kinerja mereka. Bukan hanya dalam pertumbuhan ekonomi (economic growth), tetapi juga dalam kontribusinya bagi kemajuan ekonomi dunia. Namun masih menjadi pertanyaan apakan konsep BBVA akan dapat diterima. Bagi Indonesia khususnya, menjadi suatu hal yang baik karena pada setiap cara penilaian, Indonesia termasuk negara yang terpilih dalam kelompok. 

next page  |

Top Ad 728x90