Penjualan Jamu Akan Naik 10% di 2011


Gabungan Pengusaha (GP) Jamu dan obat tradisional menargetkan omzet penjualan jamu nasional pada tahun ini naik 10% menjadi Rp 10,12 triliun dibandingkan realisasi omzet pada 2010 sebesar Rp 9,2 triliun. Peningkatan omzet penjualan seiring membaiknya kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat. 





Pertumbuhan penjualan didominasi produk yang berkhasiat sebagai penambah stamina. Pertumbuhan industri jamu tersebut akan mendorong produsen jamu nasional menambah kapasitas produksi mereka antara lain melalui ekspansi pabrik. 



"Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai 6,4 persen diperkirakan akan dapat memicu peningkatan daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi jamu sehingga pasti permintaan naik," kata Charles Saerang, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu.




Pertumbuhan pasar jamu seiring keinginan masyarakat sebagai konsumen menjaga kesehatannya. Masyarakat menilai meminum jamu lebih aman dari mengkonsumsi obat yang memiliki efek samping. Terlebih, saat ini produk jamu sudah mudah mereka peroleh dengan harga dan kemasan yang siap konsumsi. Hingga kini, jamu pembangkit stamina, gairah masih mendominasi penjualan beberapa produsen.




Saat ini terdapat 1.247 industri jamu dan obat tradisional yang terdiri dari 129 unit skala menengah dan besar serta 1.037 skala kecil dan sisanya industri rumah tangga. Anggota GP Jamu yang aktif mencapai 850 perusahaan. Perusahaan jamu skala besar seperti PT Nyonya Meneer, PT Sido Muncul, dan PT Air Mancur.



Penjualan jamu terus tumbuh setiap tahun. Pada 2007 omzet jamu nasional hanya Rp 5 triliun, kemudian naik menjadi Rp 7,2 triliun di 2008 dan mencapai Rp 8,5 triliun di 2009. Sayang, pada 2010 in, realisasi penjualan jamu nasional meleset dari proyeksi awal asosiasi. GP Jamu sebelumnya memprediksi omzet penjualan jamu nasional menyentuh Rp 10 triliun tapi ternyata tercatat hanya Rp 9,2 triliun di 2010.




Penyebab omzet penjualan tak tercapai karena maraknya produk jamu ilegal dari China beredar di pasar. Jamu ilegal ini turut menimbulkan kekhawatiran di masyarakat untuk meningkatkan konsumsi jamunya. Pemerintah juga dinilai lebih fokus mengembangkan pasar ekspor dibandingkan pengembangan industri jamu nasional. (erw)





Top Ad 728x90