Penggunaan GS1 di Seluruh Dunia

Saat ini, kemitraan dalam rantai suplai dalam dunia kesehatan harus berbagi banyak data yang kian kompleks untuk mendukung pekerjaan mereka. Agar efektif, perawatan kesehatan, penyedia dan pemasok harus memakai bahasa yang umum dan diakui oleh rantai mitra di seluruh dunia. 

Sistem GS1 standar dalam sistem rantai suplai merupakan standar yang paling banyak digunakan di dunia. Digunakan di 23 sektor, termasuk perawatan kesehatan, farmasi, bahan makanan, jasa makanan dan barang konsumen. Selama lebih dari 35 tahun, sistem GS1 telah diterima secara global dalam bahasa umum untuk mengelolakan informasi produk, layanan dan lokasi.


DI KANADA
Ontario Hospital Association (Asosiasi Rumah Sakit Ontario) menyetujui GS1 Standards.

Menurut Tom Closson, Presiden dan CEO, OHA,“Ontario Hos-pital Association (OHA) mendukung aplikasi GS1 Standards di seluruh rumah sakit di Ontario. Standar global pada GS1 ini mampu meningkatkan efisiensi, visibilitas, dan keamanan dalam rantai pasokan, termasuk menyediakan basis untuk pusat informasi tempat penyimpanan produk untuk persediaan yang digunakan di seluruh rumah sakit di Ontario."

"Akses data yang tepat waktu, akurat, dan dipercaya dapat menyumbangkan secara signifikan bagi Sistem Pelayanan Kesehatan yang lebih aman, lebih fokus untuk pasien, berkelanjutan dan efisien," katanya. Mewakili sebanyak 154 rumah sakit umum di seluruh provinsi, OHA menggabungkan organisasi yang terus bertambah di Kanada dan secara global yang mendukung pergerakan sektor healthcare seluruh dunia menuju pemakaian GS1 Standards. 

St. Michael’s Hospital menerapkan Electronic Data Interchange (EDI)

Dengan Fase 2 dari "Canadian Healthcare Supply Chain Standards Project", difokuskan pada penerapan standard, berjalan dengan mantap, proyek uji coba Electronic Data Interchange (EDI) yang pertama dimulai dengan Rumah Sakit St. Michael di Toronto, Ontario. Proyek ini melibatkan beberapa vendor dan distributor, antara lain Cardinal Health and Medical Mart Supplies Ltd.

Dengan bantuan dari fasilitator pihak-ketiga, Rogue Data Corporation, Rumah Sakit St. Michael mengirimkan purchase order elektronik, yang mengandung Global Standard GS1 GTIN (Global Trade Item Numbers) dan GLN (Global Location Numbers). Proyek percobaan ini diharapkan akan berlanjut di tahun 2011 ini, dari laporan temuan pada triwulan pertama. 

Perkembangan Global

Johnson & Johnson melanjutkan penggunaan GS1 Standards

Menurut Dr. Ajit Shetty, Corporate Vice President Enterprise Supply Chain, Johnson & Johnson,“Tujuan kami adalah mencetak GTIN pada kemasan semua alat medis sebelum akhir tahun 2012.”

“Sampai saat ini sekitar 57.000 GTIN telah diberikan pada alat-alat medis. Untuk produk farmasi, kami telah menggunakan GTIN untuk memenuhi persyaratan FDA dan persyaratan dari Uni Eropa. Kami juga telah memulai proyek GDSN untuk alat medis, dan sedang mencoba EPC/RFID," ungkap Dr. Shetty. Di Belgia, kami sedang mencoba memakai GS1 DataMatrix untuk salah satu pelanggan kami, AZ St.-Jan Brugge-Oostende.”

Dr Shetty mengatakan,“Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Johnson & Johnson Health Care Sytem Inc. di AS. Pelanggan Johnson & Johnson menunjukkan minat yang kuat untuk bergerak menuju pengelolaan data berstandar global." "Mereka memberikan angka 4,5 (dalam skala 5) untuk ketertarikan dalam melangkah menuju standard data yang global," tambah Dr Shetty.

Salah satu pelanggan mengatakan,"Kami akan memiliki satu nomor pada tiap produk, agar kami dapat menemukan produk dengan lebih mudah. Tentu, akan ada pengaruh di bagian keselamatan, kami akan dapat melakukan analisa data dengan lebih cepat pada saat membandingkan produk, sehingga semua produk akan cocok." 

Cook Medical menerapkan GS1 Standards

Menurut Claes Waller, Vice President Cook Group Europe dan Board Member of Eucomed, “Kami memulai proses standarisasi 10 tahun silam dan menerapkan satu sistem global untuk identifikasi produk." GTIN dipakai untuk Computer Part Number kami untuk mengidentifikasi 380.000 barang.

Namun Waller mengatakan, akhir-akhir ini sedikit sekali rumah sakit yang mampu melacak stok memakai GTIN dan menelusuri barang itu melalui jalur suplai sampai ke data pasien. "Kami juga telah menentukan Global Location Numbers (GLN) untuk setiap perusahaan, sehingga kami dapat melakukan transaksi pemesanan secara elektronik dengan memakai GLN yang pelanggan berikan pada kami. Kami bisa menghubungkan tiap pesanan dengan lokasi tertentu di mana barang akan dikirimkan," jelasnya.

"Berbagi informasi alat medis melalui GDSN dan mengirimkan informasi dengan tidak terlihat yang sampai kepada pasien memungkinkan kami untuk lebih efisien melalui kontrol lingkungan yang lebih baik dan daya lihat produk yang lebih baik pada rantai pasok” tambah Waller.

Yang lebih penting, hal ini akan meningkatkan pelayanan pasien. Cook akan mengunggah dokumen untuk 25.000 produk ke dalam GDSN, untuk mengidentifikasi tiap produk  dan membuatnya tersedia untuk pelanggan tanpa biaya.

500 juta pengguna Mobile Health Application di tahun 2015

Menurut laporan terbaru yang dibuat oleh research2guidance, Global Mobile Health Market Report 2010-2015, dalam jangka waktu 5 tahun sekitar 500 juta individu yang akan menggunakan Mobile Health Application dalam smart phone mereka. Laporan itu memperkirakan sebanyak 1.4 milyar pemakai smart phone pada 2015 dan lebih dari sepertiganya akan memiliki aplikasi yang berhubungan dengan kesehatan.

Saat ini, sekitar 43% mHealth (Mobile Health) Application diutamakan untuk ahli-ahli di bidang kesehatan. GS1 memiliki kelompok kerja lintas sektor yang membahas bagaimana GS1 Standards dapat mengangkat GS1 Identification Keys dan GS1 BarCodes menggunakan komunikasi selular. 

Di Jepang

Menginovasikan rantai pasok Healthcare

"Pemakaian barcode di Jepang, diaplikasikan dengan cukup luas pada produk-produk kesehatan, namun di rumah sakit masih sangat terbatas,” kata Profesor Shigekoto Kaihara, Dekan Graduate School International University of Health and Welfare. 

"Beberapa rumah sakit perintis telah berhasil meningkatkan keselamatan pasien dan operasi rumah sakit dengan menerapkan Barcode lanjutan dan RFID System. Di National Center for Child Health and Development, Tokyo, semua ruangan telah dilengkapi dengan tampilan layar sentuh yang bisa digunakan oleh perawat untuk mengambil data pasien dan memasukkan data memakai scanner barcode.
Alat itu juga bisa digunakan oleh pasien sebagai layar televisi. Di Akami University Hospital, Pulau Honshu, tag RFID telah dipasang pada gelang pasien dan tag nama perawat. Scanner dapat membaca barcode maupun RFID. Rumah sakit itu saat ini bereksperimen dengan pegangan infus yang dilengkapi antena RFID yang secara otomatis membaca tag RFID pada kantong infus. 
"Untuk memastikan penerimaan yang luas oleh rumah sakit pada sistem yang lebih lanjut dan standar yang dibutuhkan, pegawai rumah sakit perlu mengenali bahwa barcode berguna untuk keselamatan pasien dan pengelolaan rumah sakit perlu menginvestasi pada teknologi tersebut." Prof. Kaihara menyimpulkan. 
"Kelompok pengguna GS1 Healthcare lokal di Jepang men-dorong penggunaan GS1 Standards dalam sektor healthcare Jepang." Osaka University Hospital Penelusuran Peralatan Bedah "Pada Oktober 2005, kami mulai memasang barcode dua dimensi DataMatrix langsung di alat-alat bedah untuk laparotomy. 
Untuk wadah dan kantong dalam peralatan sterilisasi, kami telah mengembangkan logam anti panas yang cocok untuk RFID tags,” kata Dr. Seizo Nakata, Director, Itami Municipal Hospital dan mantan Director of Surgical Center, Osaka University Hospital, Japan, “Kami kemudian memeriksa kinerja dari sistem traceability alat bedah menggunakan fungsi pengelolaan sterilisai menggunakan GS1 DataMatrix. 
Verifikasi pembacaan membuktikan bahwa DataMatrix yang dicetak dengan laser dapat dibaca oleh alat pembaca genggam tanpa masalah. Kemudian, waktu yang dibutuhkan untuk mem-baca barcode DataMatrix pada sejumlah 88 alat bedah dalam satu wadah antara 5 sampai 7 menit, termasuk di dalamnya waktu yang dibutuhkan untuk tindakan manusia, di mana cukup singkat untuk prakteknya. 
next  |

Top Ad 728x90