Produsen Lokal Ramai Berekspansi ke Pasar Asia Tenggara (2)

Ceruk pasar yang terbuka lebar juga dimanfaatkan Kimia Farma, untuk fokus menggarap pasar di kawasan Asia Tenggara. Selain mengandalkan ekspor obat dan alat kesehatan ke negara Kamboja, Myanmar, Singapura, dan Filipina, Kimia Farma tengah menjajaki pasar baru di Vietnam dan Malaysia.

Di Vietnam, Kimia Farma berencana mengekspor obat-obatan termasuk obat malaria. Hingga tahun 2014, Vietnam diprediksi mampu member kontribusi pada pertumbuhan pendapatan Kmia Farma sebesar 24%. Inilah yang menjadikan Vietnam dengan populasinya yang tinggi menjadi pasar potensial.
 

Bahkan, Kimia Farma berniat membuka kantor perwakilan di Vietnam guna menangani pemasaran di Kamboja, Laos, dan Myanmar. Di samping itu, melalui anak usahanya, PT Kimia Farma Apotek (KFA), juga telah merambah ke Malaysia dengan membangun tiga unit apotek.

Untuk aksi ini, perseroan menggandeng mitra lokal, Averroes berbasis di Malaysia untuk melakukan pengembangan apotek di Negeri Jiran dalam kerjasama patungan. Agenda ekspansi lain Kimia Farma adalah pasar Arab Saudi dan beberapa negara di Asia. Perluasan pasar itu turut menopang pendapatan ekspor sekitar 25% di semester I -2012.

"Dari total pendapatan sebesar Rp 1,58 triliun, sekitar 25%nya dikontribusi oleh ekspor dari 13 negara antara lain Jepang, Amerika Utara, Afrika, dan China," ucap Rusdi Rosman, Dirut Kimia Farma.

Sementara ekspansi Kalbe Farma juga terus bergerak ke kawasan Asia Tenggara, di antaranya Filipina dan Vietnam. Selain itu, Kalbe juga membidik pasar Eropa Timur sebagai sasaran ekspor.

"Kami sudah mengirim obat kanker ke Ukraina. Langkah ini dilakukan lantaran pasar di Eropa Timur sudah menyerap produk farmasi dari Indonesia," jelas Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius.

Pada semester II 2012, perseroan meyakini sebagai masa produktif untuk memacu ekspor. Tak heran, bila produsen obat etikal terbesar kedua dengan nilai pasar Rp 1,84 triliun itu mematok penjualan ekspor sebesar 5%. "Setelah tercapai, kami akan menargetkan sebesar 10% untuk ekspor dari total penjualan tahun ini," kata Vidjongtius.

Target ini juga akan ditopang melalui strategi akuisisi perusahaan. Agar mudah diintegrasikan, perseroan memilih mengambil alih perusahaan yang tidak terlalu besar. Dengan keseriusan menggarap pasar luar negeri, Kalbe Farma merevisi target laba bersih naik menjadi 16-20% hingga akhir tahun ini. Sebelumnya, perseroan menetapkan target laba bersih 10-15%.

Dengan demikian, perseroan membidik laba bersih sebesar Rp 1,776 triliun sepanjang tahun 2012. "Penjualan juga akan meningkat menjadi Rp 13 triliun di tahun ini," tutur dia.

Membidik Pasar Afrika


PT Tempo Scan Pacifik Tbk (TSPC) juga telah mengincar pasar lebih luas, yaitu Afrika. Perseroan telah mendirikan kantor pemasaran dan ekspor. Selain itu, juga membuka kantor di Malaysia dan Filipina.

Menurut Aviaska D Respati, Managing Director Pharma Consumer Health Tempo Scan, saat ini ekspor obat ke pasarluar negeri sangat menjanjikan. "Kami berencana masuk ke pasar ke Vietnam dan Pantai Gading, Afrika," tuturnya.

Sejauh ini, Tempo Scan telah mengekspor produk farmasi, produk konsumen, dan kosmetik ke beberapa negara, seperti Malaysia, Timur Tengah, Nigeria, dan Filipina.

Sementara itu, PT Merck Tbk mencermati pertumbuhan pasar obat-obatan domestik dengan merilis 4 produk baru. Fokus memperkuat pasar dalam negeri, mendorong perseroan yang memiliki induk usaha di Jerman ini memproyeksikan pertumbuhan konservatif penjualan sebesar 11-12% sepanjang tahun ini.(dbs)


|  previous  | 

Top Ad 728x90