Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Perusahaan Farmasi milik pemerintah untuk meningkatkan ekspor ke Afrika, khususnya Nigeria. Instruksi ini menindaklanjuti hasil kunjungan Presiden ke negara-negara di kawasan Afrika dan Timur Tengah beberapa waktu lalu.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menjelaskan, Presiden melihat Nigeria sebagai pasar ekspor yang potensial untuk Indonesia. Nigeria merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di kawasan Afrika.
"Ternyata ada 17 perusahaan kita yang investasi di sana, mulai dari mi instan sampai farmasi, petrochemical sampai minyak dan gas," ujar Hatta di Istana Negara, Jakarta, Jumat 8 Februari 2013.
Hatta menjelaskan, saat ini, permintaan obat-obatan asal Indonesia untuk ekspor ke Nigeria sangat besar. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong perusahaan swasta dan BUMN guna meningkatkan ekspor ke negara tersebut.
"Kita ajak BUMN, terutama di farmasi untuk tingkatkan ekspor ke Nigeria," katanya.
Indonesia bukan negara baru bagi Nigeria. Salah satu perusahaan Indonesia, Indorama, telah berinvestasi pabrik petrochemical di Nigeria. Pemilik Indorama, Sri Pakash Lohia, merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.
"Perusahaan nasional kita kembangkan petrochemical, yaitu Indorama. Tapi, yang terpenting adalah meningkatkan ekspor Indonesia ke Nigeria," katanya. (*)
Business, News Update
Presiden Instruksikan BUMN Farmasi Pacu Ekspor ke Nigeria
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Perusahaan Farmasi milik pemerintah untuk meningkatkan ekspor ke Afrika, khususnya Nigeria.