,

Investigasi Produsen Obat Anestesi Tidak Berhenti di Kalbe Farma

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan telah mengirimkan surat instruksi agar PT Kalbe Farma Tbk. menghentikan produksi dua obat anestesi atau obat bius bermasalah yaitu Buvanest dan Asam Tranexamat.

Investigasi Produsen Obat Anestesi Tidak Berhenti di Kalbe Farma
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan telah mengirimkan surat instruksi agar PT Kalbe Farma Tbk. menghentikan produksi dua obat anestesi atau obat bius bermasalah yaitu Buvanest dan Asam Tranexamat.

Instruksi berlaku hingga ada hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan. "Surat itu berlaku bagi Kalbe Farma hingga ada hasil investigasi," kata dia di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Senin, 23 Februari 2015.


Menurut Puan, investigasi tak hanya dilakukan terhadap Kalbe Farma melainkan juga bagi produsen obat-obatan lainnya. "Kami juga kasih surat peringatan bahwa kejadian ini tak boleh terulang lagi," kata Puan. "Ini perlu penyelidikan menyeluruh ke seluruh produsen obat karena sudah mengambil nyawa."

Puan mengatakan bakal mengambil sanksi keras bila Kalbe Farma terbukti lalai mengemas jenis obat bius yang salah. "Namun hingga ada hasil investigasi, kami masih belum bisa berbicara banyak."

Tak hanya investigasi dari produsen obat, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan juga melakukan investigasi di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang. Pengecekan dilakukan mulai dari izin rumah sakit, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, serta dokter urologi.

Hasil investigasi sementara, RS Siloam tidak melanggar standar operating procedure yang digunakan untuk menangani setiap pasien. Termasuk SOP penyimpanan obat di rumah sakit itu.

Komisi Kesehatan DPR sebelumnya mengunjungi lokasi pabrik PT Kalbe Farma terkait dengan kasus meninggalnya dua pasien di Rumah Sakit Siloam Tangerang setelah diberi obat bius dari perusahaan obat itu. "Kunjungan ini berkaitan dengan panja pengawasan yang baru kami bentuk," kata Wakil Ketua Komisi Kesehatan Pius Lustrilanang saat dihubungi, Jumat lalu.

Bersama para anggota Komisi Kesehatan lain, Pius mendapat penjelasan tentang proses pembuatan obat, cara pengemasan obat, khususnya obat bius yang diduga bermasalah. Pius diperlihatkan ampul obat bius (Buvanest Spinal) dan obat untuk mengatasi perdarahan (Asam Tranexamat) yang sama persis. "Labelnya saja yang berbeda," kata Pius.

Selain mirip, menurut Pius, kedua obat itu juga ada di dalam ruang operasi. "Jadi kami masih mencari tahu apakah kesalahan ada di ruang operasi atau di pabriknya," kata Pius.

tempo.co

Top Ad 728x90