Industri Memacu Kapasitas Produksi (3)

Dilain pihak, Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturing Group (IPMG), Parulian Simanjuntak, men-jelaskan jika obat resep untuk penyakit modern seperti kanker, jantung, dan diabetes bisa diproduksi di Indonesia, masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk membeli obat-obat itu. Ia juga mengatakan bahwa investasi asing di sektor farmasi tidak hanya berupa kapital, tetapi juga tenaga ahli, inovasi, dan teknologi.

Pada 2010, pasar farmasi nasional diproyeksikan mencapai Rp 32,9 triliun, atau naik 11% dibandingkan 2009 sebesar Rp 29,7 triliun. Pasar farmasi Indonesia terus meningkat, tumbuh rata-rata 11% per tahunnya, diatas pertumbuhan ekonomi.

Penguasaan produsen farmasi asing mencapai Rp 6,9 triliun pada 2010. Sedangkan pangsa pasar produsen farmasi lokal mencapai 79% atau Rp 26 triliun pada tahun lalu. Pangsa pasar industri farmasi asing menurun 16% sepanjang lima tahun terakhir. Pada 2005, pangsa pasar farmasi asing di Indonesia masih tercatat 25%. Tapi, pada 2009 angka itu turun menjadi 21%.

Berdasarkan data IPMG, penurunan pangsa pasar industri farmasi asing terjadi sejak 1985. Saat itu, pangsa pasar farmasi asing mencapai 75%, sisanya dikuasai industri farmasi lokal. Namun, pada 1995 pangsa pasar farmasi asing menurun menjadi 52%.

Regulasi pemerintah yang melarang perusahaan farmasi asing untuk menjual produknya di Indonesia tanpa memiliki fasilitas produksi di Indonesia, serta ketatnya regulasi pemerintah mengenai standar kualitas menimbulkan barrier to entry pada industri farmasi Indonesia. Kondisi itu telah membatasi peran produsen asing dalam industri farmasi nasional.

Namun Parulian menilai, kondisi penguasaan pangsa pasar farmasi asing dan lokal di Indonesia masih yang terbaik jika dibandingkan negara-negara Asean. Di Indonesia, produsen farmasi asing menguasai 21% dan lokal menguasai 79%, tetapi kebanyakan di negara-negara Asean lainnya justru dominasi perusahaan asing tampak lebih besar. (dbs)

Top Ad 728x90