Industri Memacu Kapasitas Produksi (1)

Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi memprediksi penjualan obat resep (ethical) pada tahun ini mencapai Rp 20,9 triliun, meningkat 13,34% dibandingkan tahun lalu Rp 18,44 triliun. Proyeksi pertumbuhan penjualan obat resep tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2010 yang meningkat 10,88% dari 2009.

MENJAWAB TANTANGAN PERTUMBUHAN PASAR FARMASI DOMESTIK
Kalbe Farma, Pfizer Indonesia, Pyridam Pharma, Sanofi Aventis, Kimia Farma


Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi memprediksi penjualan obat resep (ethical) pada tahun ini mencapai Rp 20,9 triliun, meningkat 13,34% dibandingkan tahun lalu Rp 18,44 triliun. Proyeksi pertumbuhan penjualan obat resep tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2010 yang meningkat 10,88% dari 2009. 

Pasar farmasi Indonesia tumbuh rata-rata per tahun atau compounded annual growth rate (CAGR) 11% sejak 2003 sampai estimasi 2010. Pada tahun ini pasar farmasi nasional diestimasikan mencapai Rp 38 triliun - Rp 39 triliun, naik 14,7% dibandingkan 2010. Pasar obat resep diperkirakan akan menembus Rp 20,9 triliun, sementara pasar obat bebas mencapai Rp 16,7 triliun.

Porsi penjualan obat resep terhadap total pasar farmasi nasional stagnan 56% sepanjang tiga tahun terakhir. Pada 2009, pasar farmasi nasional mencapai Rp 29,71 triliun dan porsi penjualan obat resep 56% atau senilai Rp 16,63 triliun. Pada 2010, pasar farmasi nasional naik menjadi Rp 32,9 triliun, sedangkan porsi obat resep tetap 56%.


Simak juga: 


Menurut Anthony Charles Sunarjo, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Farmasi, kenaikan pasar farmasi tahun 2011 dipicu oleh peningkatan konsumsi produk farmasi yang selaras dengan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 234 juta jiwa pada 2010, meningkat menjadi 237 juta jiwa, pada 2011.

Anthony mengatakan,"Peningkatan penjualan obat etikal akan menguntungkan produsen farmasi seperti Kalbe Farma, Dexa Medica Group, dan Sanbe Farma.

Data yang dirilis oleh Intercontinental Marketing Services Health (IMS Healt) per Juni 2010, penguasaan pasar di segmen etikal adalah Kalbe Group (14%), Dexa Medica Group (7%), Sanbe (6%), Pfizer Group (4%), Sanofi Aventis Group (4%), Fahrenheit (4%), dan Novartis Group (4%). 


PENINGKATAN UTILITAS
Melihat pangsa pasar dan adanya tren peningkatan penjualan obat resep yang menjanjikan, sejumlah produsen farmasi berupaya meningkatkan utilisasi pabrik di Indonesia. Banyak pelaku industri farmasi memperkirakan tren kompetisi di segmen obat resep semakin ketat di awal tahun.


Seiring kenaikan permintaan produk farmasi, terutama obat resep, empat emiten farmasi, yakni Pyridam Farma, Kimia Farma, Kalbe Farma, dan Pfizer, Sanofi Aventis menargetkan tingkat pemanfaatan kapasitas terpasang atau utilisasi pabrik meningkat 3%-10%. Bahkan Pfizer telah menargetkan kapasitas produksi akan ditingkatkan hingga dua kali lipat selama dua tahun mendatang. Sementara Sanofi Aventis meningkatkan hingga 44,5%.

KALBE FARMA
Perusahaan terbesar asal Indonesia ini mentargetkan utilisasi pabrik pada 2011 mening-kat 10% dibandingkan tahun lalu, dari 70% menjadi 80%. Upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan obat resep, nutrisi, dan produk kesehatan di pasar domestik dan ekspor.

Menurut Direktur Keuangan Kalbe Farma, Vidjongtius, untuk mendukung upaya tersebut, perseroan menganggarkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp 650 miliar, naik 44% dibanding 2010 yakni Rp 450 miliar. "Dana capex tahun ini dikeluarkan dari kas internal perusahaan," ujarnya.


Peningkatan utilisasi itu dilakukan antara lain dengan membangun tiga unit pabrik obat resep dan menambah kapasitas pabrik yang ada. Dari penambahan tersebut, segmen obat resep ditargetkan berkontribusi sebesar 25% terhadap pendapatan.

Dari peningkatan utilisasi, perusahaan menargetkan pendapatan konsolidasi pada 2011 meningkat hingga 10%-15%, dari proyeksi 2010 sebesar Rp 10,1 triliun - Rp 10,2 triliun menjadi Rp 11 triliun - Rp 11,5 triliun.

Upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan obat resep, nutrisi, dan produk kesehatan di pasar domestik dan ekspor.

Porsi penjualan obat resep Kalbe Farma sebesar 26% terhadap total pendapatan, atau senilai Rp 1,91 triliun. Sementara kontribusi penjualan obat resep Kimia Farma sebesar 56% terhadap total pendapatan.

Pasar obat resep di Indonesia rata-rata tumbuh 11% per tahun (compounded annual growth rate/CAGR) selama periode 2006 hingga proyeksi 2010. Kapitalisasi pasar obat resep juga naik, dari Rp 14,03 triliun pada 2006 menjadi Rp 21,14 triliun pada 2010.

Sampai dengan kuartal III 2010, segmen obat resep menyumbang 26% terhadap pendapatan Kalbe atau senilai Rp 1,91 triliun. Pembangunan tiga pabrik itu akan mendorong produksi obat Kalbe dari 3 miliar tablet tahun lalu menjadi 3,5 miliar tablet tahun ini. Dari segmen obat resep, saat ini Kalbe memproduksi 83 produk lisensi, 249 jenis produk generik bermerek, dan 41 produk obat generik.

PT PFIZER INDONESIA
PT Pfizer Indonesia tidak ketinggalan perusahaan multi nasional ini melaporkan akan menaikkan kapasitas pabrik obatnya di Bogor Jawa Barat, hingga dua kali lipat. Dari 100 juta tablet per tahun menjadi 200 juta tablet per tahun selama dua tahun ke depan.

Ekspansi Pfizer ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan obat terutama obat resep di pasar domestik, Indonesia.

Public Affair Communication Director Pfizer Indonesia, Chrisma Albanjar menjelaskan dengan adanya peningkatan kapasitas pabrik, perseroan menargetkan kenaik-an penjualan dan pangsa pasar produknya di Indonesia. Penjualan Pfizer diproyeksikan mencapai Rp 853 miliar dengan pangsa pasar 4,3% pada 2010.

Berdasarkan data IMS Health per Juni 2010, Pfizer termasuk dalam empat pemain terbesar obat resep di Indonesia. Pemain utama di segmen obat resep adalah Kalbe Group dengan pangsa 14%, Dexa Medica Group (7%), Sanbe (6%), Pfizer Group (4%), Sanofi Aventis Group (4%), Fahrenheit (4%), dan Novartis Group (4%).

|  next page  |

Top Ad 728x90