Kenaikan omset penjualan industri farmasi nasional pada semester I 2012 mencapai 15% menjadi Rp 21,5 triliun dibanding periode yang sama tahun 2011, menurut GP Farmasi Indonesia (GPFI). Pertumbuhan penjualan itu melampaui proyeksi asosiasi industri yang sebelumnya hanya memperkirakan pertumbuhan sekitar 12%.
Menurut Syamsul Arifin, Anggota Dewan Penasehat GPFI, kenaikan omset farmasi di semester I 2012 yang mencapai 15% itu melampaui pertumbuhan di semester I 2011 sebesar 11,7%. “Pertumbuhan yang tinggi ini dipengaruhi percepatan penyerapan anggaran kesehatan pemerintah di semester I 2012,” jelasnya kepada wartawan.
Penyerapan anggaran kesehatan pemerintah diperkirakan menyumbang 20%-25% terhadap pertumbuhan industri farmasi nasional. Konsumen farmasi terbesar di Indonesia saat ini masih di golongan rumah sakit dan apotek yang sebagian besar di kelola pemerintah.
Simak juga:
- 2015: Pasar Farmasi Akan Tumbuh 11,8% Jadi US$ 4,6 Miliar
- Realisasi Pertumbuhan Industri Farmasi 2014
Ia menilai pertumbuhan tinggi di semester I 2012 yang didorong percepatan penyerapan anggaran kesehatan pemerintah akan mengubah tren komposisi penyumbang penjualan di tahun ini. Tahun lalu penjualan di semester I berkontribusi 40% terhadap total pertumbuhan pasar farmasi nasional, sedangkan di semester II lebih besar lagi mencapai 60%. “Tahun ini kondisi itu berubah dengan kon tribusi di semester I meningkat menjadi 50%, sisanya di semester II,” katanya.
Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia memproyeksikan pasar farmasi nasional pada 2012 meningkat 14%-15% menjadi Rp 43,3 triliun - Rp 43,7 triliun dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan volume konsumsi obat dan produk farmasi seiring penguatan daya beli masyarakat.
Obat Etikal berkontribusi terbesar terhadap pasar farmasi nasional sekitar 55%. Obat OTC (over the counter) menyumbang sekitar 45% terhadap pasar farmasi nasional. Sedangkan obat generik akan berkontribusi hingga 10%.
KINERJA PERSEROAN
Pertumbuhan penjualan farmasi nasional yang tinggi pada semester I 2012 juga tercermin dari rata-rata peningkatan penjualan beberapa perusahaan farmasi lokal. Rata-rata pertumbuhan penjualan lima perusahaan farmasi lokal, yakni Kalbe Farma, Tempo Scan Pacific, Kimia Farma Tbk, Indofarma pada semester I 2012 secara tahunan mencapai 20%.
Kalbe Farma, perusahaan farmasi swasta nasional terbesar dengan kapitalisasi pasar Rp 43,9 triliun, membukukan pertumbuhan penjualan di semester I 2012 sebesar 26% menjadi Rp 6,24 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 4,94 triliun. “Peningkatan penjualan terutama didorong oleh pertumbuhan volume,” ujar Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma dalam keterangan tertulis.
Penjualan Tempo Scan Pacific, dengan kapitalisasi pasarnya senilai Rp 13 triliun, tercatat meningkat meningkat 17,4% menjadi Rp 3,23 triliun di semester I 2012 secara tahunan. “Pertumbuhan lini bisnis farmasi kami mengikuti pertumbuhan double digit industry farmasi nasional tahun ini,” ujar Aviaska D Respati, Managing Director Pharma Consumer Health Tempo Scan Pacific.
Sementara, penjualan Kimia Farma, perusahaan farmasi milik negara dengan kapitalisasi pasar Rp 2,7 triliun, naik 13% menjadi Rp 1,58 triliun di semester I 2012. Indofarma dengan kapitalisasi pasarnya senilai Rp 650 miliar, meraih penjualan sebesar Rp 404 miliar di semester I 2012, meningkat 25% dibanding semester I tahun lalu Rp 323 miliar. (dbs)
Menurut Syamsul Arifin, Anggota Dewan Penasehat GPFI, kenaikan omset farmasi di semester I 2012 yang mencapai 15% itu melampaui pertumbuhan di semester I 2011 sebesar 11,7%. “Pertumbuhan yang tinggi ini dipengaruhi percepatan penyerapan anggaran kesehatan pemerintah di semester I 2012,” jelasnya kepada wartawan.
Penyerapan anggaran kesehatan pemerintah diperkirakan menyumbang 20%-25% terhadap pertumbuhan industri farmasi nasional. Konsumen farmasi terbesar di Indonesia saat ini masih di golongan rumah sakit dan apotek yang sebagian besar di kelola pemerintah.
Simak juga:
- 2015: Pasar Farmasi Akan Tumbuh 11,8% Jadi US$ 4,6 Miliar
- Realisasi Pertumbuhan Industri Farmasi 2014
Ia menilai pertumbuhan tinggi di semester I 2012 yang didorong percepatan penyerapan anggaran kesehatan pemerintah akan mengubah tren komposisi penyumbang penjualan di tahun ini. Tahun lalu penjualan di semester I berkontribusi 40% terhadap total pertumbuhan pasar farmasi nasional, sedangkan di semester II lebih besar lagi mencapai 60%. “Tahun ini kondisi itu berubah dengan kon tribusi di semester I meningkat menjadi 50%, sisanya di semester II,” katanya.
Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia memproyeksikan pasar farmasi nasional pada 2012 meningkat 14%-15% menjadi Rp 43,3 triliun - Rp 43,7 triliun dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan volume konsumsi obat dan produk farmasi seiring penguatan daya beli masyarakat.
Obat Etikal berkontribusi terbesar terhadap pasar farmasi nasional sekitar 55%. Obat OTC (over the counter) menyumbang sekitar 45% terhadap pasar farmasi nasional. Sedangkan obat generik akan berkontribusi hingga 10%.
KINERJA PERSEROAN
Pertumbuhan penjualan farmasi nasional yang tinggi pada semester I 2012 juga tercermin dari rata-rata peningkatan penjualan beberapa perusahaan farmasi lokal. Rata-rata pertumbuhan penjualan lima perusahaan farmasi lokal, yakni Kalbe Farma, Tempo Scan Pacific, Kimia Farma Tbk, Indofarma pada semester I 2012 secara tahunan mencapai 20%.
Kalbe Farma, perusahaan farmasi swasta nasional terbesar dengan kapitalisasi pasar Rp 43,9 triliun, membukukan pertumbuhan penjualan di semester I 2012 sebesar 26% menjadi Rp 6,24 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 4,94 triliun. “Peningkatan penjualan terutama didorong oleh pertumbuhan volume,” ujar Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma dalam keterangan tertulis.
Penjualan Tempo Scan Pacific, dengan kapitalisasi pasarnya senilai Rp 13 triliun, tercatat meningkat meningkat 17,4% menjadi Rp 3,23 triliun di semester I 2012 secara tahunan. “Pertumbuhan lini bisnis farmasi kami mengikuti pertumbuhan double digit industry farmasi nasional tahun ini,” ujar Aviaska D Respati, Managing Director Pharma Consumer Health Tempo Scan Pacific.
Sementara, penjualan Kimia Farma, perusahaan farmasi milik negara dengan kapitalisasi pasar Rp 2,7 triliun, naik 13% menjadi Rp 1,58 triliun di semester I 2012. Indofarma dengan kapitalisasi pasarnya senilai Rp 650 miliar, meraih penjualan sebesar Rp 404 miliar di semester I 2012, meningkat 25% dibanding semester I tahun lalu Rp 323 miliar. (dbs)