Mereviu Momentum Pertumbuhan Industri Farmasi 2011-2012 (2)

STRUKTUR INDUSTRI DAN PERSAINGAN USAHA Industri farmasi nasional sangat terfragmentasi dengan lebih dari 250 perusahaan, di mana lima perusahaan terbesar menguasai pangsa pasar 32%. Berdasarkan penyebaran wilayah geografis, sebagian besar industri farmasi yang berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur.

STRUKTUR INDUSTRI DAN PERSAINGAN USAHA
Industri farmasi nasional sangat terfragmentasi dengan lebih dari 250 perusahaan, di mana lima perusahaan terbesar menguasai pangsa pasar 32%. Berdasarkan penyebaran wilayah geografis, sebagian besar industri farmasi yang berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Menurut data Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan 2011, jumlah produsen farmasi di Indonesia pada 2010 tercatat 251 perusahaan. Dari seluruh produsen, sebesar 38% atau sebanyak 95 perusahaan yang berlokasi di Jawa Barat (jumlah tertinggi), diikuti oleh Jakarta dari sebanyak 46 perusahaan dan Jawa Timur sebanyak 45 perusahaan.



Secara keseluruhan, Grup Kalbe memiliki pasar farmasi terbesar di Indonesia (13%), diikuti oleh Grup Dexa Medica (5%), Sanbe (5%), Grup Soho (5%), Grup Pharos (4%), Grup Tempo (3 %), dan Grup GlaxosmithKline (3%). 


Bila dilihat secara lebih rinci berdasarkan jenis obat, para pemain utama di segmen Obat Etikal adalah Grup Kalbe (13%), Grup Dexa Medica (7%), Sanbe (6%), Grup Sanofi Aventis (4%), Grup Novartis (4%), Fahrenheit (4%), dan Interbat (3%). Sementara itu, pemain utama di segmen OTC meliputi Grup Kalbe (14%), Grup Soho (8%), Grup Pharos (7%), Grup Tempo (7%), Grup Abbott (5%), Konimex (5%) , dan Grup GlaxosmithKline (4%).


------------------------------------------------------------------------------
Simak juga: 
- 2015: Pasar Farmasi Akan Tumbuh 11,8% Jadi US$ 4,6 Miliar
- Realisasi Pertumbuhan Industri Farmasi 2014
------------------------------------------------------------------------------

Grup Kalbe menguasai pangsa pasar terbesar, baik untuk Obat Etikal dan OTC. Ada nama-nama besar beberapa pemain asing seperti Grup Sanofi Aventis asal Perancis dan Grup Novartis dari Swiss di pasar Obat Etikal. Adapun pasar Obat OTC lebih dikuasai oleh pemain lokal.


Pada 2012 persaingan bisnis semakin ketat dalam industri farmasi, dimana diversifikasi produk yang semakin banyak dihasilkan oleh perusahaan farmasi besar. Persaingan di segmen consumer health (OTC, minuman energi, nutrisi) diperkirakan akan lebih ketat di masa mendatang.


Di sisi lain, peraturan pemerintah yang melarang perusahaan farmasi asing untuk memasarkan produknya di Indonesia tanpa memiliki fasilitas produksi di Indonesia, peraturan pemerintah ketat mengenai standar kualitas dan keamanan produk, dan regulasi harga obat menjadi hambatan untuk masuk ke industri farmasi.


GAMBARAN UMUM JALUR DISTRIBUSI FARMASI INDONESIA

Keberadaan Pedagang Besar Farmasi (PBF) dalam industri farmasi adalah penting, mengingat setiap perusahaan obat dalam mendistribusikan produk obat harus menggunakan jalur Pedagang Besar Farmasi. 

Dari Pedagang Besar Farmasi, produk obat selanjutnya dipasarkan melalui sub-distributor atau langsung ke pengecer seperti apotek, rumah sakit, toko obat, dokter, dan toko-toko umum lainnya dengan menggunakan layanan medical representative


Pada 2010 terdapat sekitar 2.855 Pedagang Besar Farmasi dengan apotek sebanyak 16.603 gerai dan toko obat 8.447 gerai. Di jalur ritel, persentase obat yang dipasarkan melalui apotek sekitar 43%, melalui toko-toko umum sebesar 18%, melalui toko obat 14%, melalui dokter 13%, dan melalui rumah sakit sebesar 12%. 


Beberapa hal yang mempengaruhi omset penjualan apotek adalah lokasi, kehadiran dokter yang membuka praktek pribadi dalam lokasi farmasi dan persepsi publik tentang kelengkapan obat yang disediakan oleh apotek. Secara umum, marjin keuntungan yang diperoleh oleh apotek dari penjualan obat rata-rata sekitar 10% untuk Obat OTC, sedangkan untuk Obat Etikal sebesar 20% - 30%.


Data yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan 2011, mencatat bahwa Pertumbuhan industri farmasi juga didukung oleh pengembangan fasilitas distribusi farmasi, seperti Pedagang Besar Farmasi sebagai grosir, apotek dan toko obat sebagai pengecer. Selama tahun 2007-2010, apotek tumbuh rata-rata 35% per tahun, ini merupakan kenaikan tertinggi di antara jalur distribusi lainnya. Pada tahun 2010 tercatat jumlah apotek di Indonesia mencapai 16.603 gerai.


 | previous | next page : Struktur Biaya Industri Farmasi |

Top Ad 728x90