,

Kalbe: Buvanest dan Asam Tranexamat Sudah Ditarik Sepenuhnya

Setelah 8 hari penarikan obat, PT Kalbe Farma Tbk menjamin telah menarik seluruh obat penghilang rasa (anestesi) Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter dan injeksi Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dari para dokter spesialis dan rumah sakit di seluruh Indonesia. Namun, perusahaan tersebut mengakui belum semua obat sampai di Kantor Pusat Kalbe Farma di Jakarta hingga saat ini.

Buvanest dan Asam Tranexamat Sudah Ditarik Sepenuhnya
Setelah 8 hari penarikan obat, PT Kalbe Farma Tbk menjamin telah menarik seluruh obat penghilang rasa (anestesi) Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter dan injeksi Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dari para dokter spesialis dan rumah sakit di seluruh Indonesia. Namun, perusahaan tersebut mengakui belum semua obat sampai di Kantor Pusat Kalbe Farma di Jakarta hingga saat ini.

"Masalahnya tinggal produk yang di daerah tertentu. Butuh waktu untuk penarikan (dari daerah) ke pusat. Katakanlah penarikan dari Ambon, Maluku, atau Sulawesi Utara. Obatnya masih dalam perjalanan, tapi sudah ditarik dari semua dokter spesialis dan rumah sakit," ujar Head of Corporate Communications PT Kalbe Farma, Herda JT Pradsmadji, kepada CNN Indonesia, Kamis (19/2).


Kalbe Farma telah menarik secara sukarela Buvanest Spinal dan Asam Tranexamat Generik sejak 12 Februari 2015 lalu. Penarikan dilakukan setelah dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, meninggal dunia akibat kesalahan injeksi yang menggunakan kedua obat tersebut.

Hingga saat ini, terhitung sudah delapan hari berlalu sejak penarikan obat dimulai. Herda yakin seluruh obat saat ini sudah terkumpul dan tidak ada lagi di masing-masing rumah sakit maupun dokter spesialis.

"Pasti sudah terkumpul ya. Apalagi ini sudah delapan hari ditarik obatnya. Tapi memang hingga Rabu (18/2) belum ada monitor berapa jumlahnya (obat yang ditarik). Karena ini seluruh Indonesia ya," ujar Herda.

Berdasarkan keterangan Kepala Hubungan Masyarakat RS Siloam Lippo Village Heppi Nurfianto, setelah dokter menyuntikan obat dalam kemasan Buvanest Spinal, pasien merasa gatal lalu kejang-kejang. Kedua pasien yang meninggal tersebut diketahui akan menjalani operasi kandung kemih dan operasi sesar.

BPOM hingga Rabu (18/2) beberapa spekulasi mensinyalir Kalbe Farma sebagai produsen obat melakukan kelalaian sehingga Asam Tranexamat bisa masuk ke dalam kemasan Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter. Karena mix up tersebutlah kedua pasien yang menjadi korban mengalami kejang-kejang sebelum meregang nyawa.

cnnindonesia.co.id

Top Ad 728x90