Pertumbuhan Pasar Farmasi Indonesia Peringkat Keempat di Asia Pasifik

Pasar farmasi di Indonesia diproyeksikan tumbuh tertinggi keempat di kawasan Asia Pasifik periode 2011-2015, menurut lembaga Frost & Sullivan. Pertumbuhan pasar farmasi nasional diperkirakan mencapai 10,3% compounded annual growth rate (CAGR) 2011-2015, dengan nilai pasar mencapai US$ 7,1 miliar di 2015.

MENGUNGGULI THAILAND, JEPANG, KOREA SELATAN DAN AUSTRALIA

Pasar farmasi di Indonesia diproyeksikan tumbuh tertinggi keempat di kawasan Asia Pasifik periode 2011-2015, menurut lembaga Frost & Sullivan. Pertumbuhan pasar farmasi nasional diperkirakan mencapai 10,3% compounded annual growth rate (CAGR) 2011-2015, dengan nilai pasar mencapai US$ 7,1 miliar di 2015.

Pertumbuhan Pasar Farmasi Indonesia Peringkat Keempat di Asia Pasifik
Menurut data Frost & Sullivan, proyeksi pertumbuhan pasar farmasi nasional di atas rata-rata pertumbuhan pasar farmasi di Asia Tenggara yang tumbuh 9,6% per tahun. Pasar farmasi di Asia Tenggara mencapai US$ 16 miliar di 2011 dan diproyeksikan meningkat menjadi US$ 23 miliar di 2015.

Pertumbuhan pasar farmasi Indonesia berada di bawah pasar farmasi China yang tumbuh 21% CAGR 2011-2015, India 19%, dan Malaysia 11%. Mengungguli pasar farmasi Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Australia yang masing-masing tumbuh rata-rata per tahun sebesar 7%, 2%, 7%, dan 2%.

Pada 2011 pasar farmasi Indonesia US$ 4,8 miliar. Kenaikan pasar farmasi Indonesia seiring peningkatan pendapatan per kapita yang diperkirakan sebesar 9% ke atas dalam lima tahun ke depan. Indonesia juga menjadi negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara sebesar 245 juta jiwa.

Belanja obat dan alkes di Indonesia diperkirakan tumbuh 10,43% CAGR 2010-2014, naik menjadi US$ 2.452 per kapita di 2014 dari US$ 1649 per kapita di 2010.

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia memproyeksikan pasar farmasi nasional pada 2012 meningkat 14%-15% menjadi Rp 43,3 triliun – Rp 43,7 triliun dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan volume konsumsi obat dan produk farmasi seiring penguatan daya beli masyarakat.

Obat Resep berkontribusi terbesar terhadap pasar farmasi nasional sekitar 55%. Obat Bebas (over the counter) menyumbang sekitar 45% terhadap pasar farmasi nasional. Sedangkan obat generik akan berkontribusi hingga 10%.

Syamsul Arifin, Anggota Dewan Penasehat Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia, mengatakan pertumbuhan pasar farmasi nasional di semester I 2012 mencapai 15% menjadi Rp 21,5 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan penjualan itu melampaui proyeksi asosiasi industri yang sebelumnya hanya memperkirakan pertumbuhan sekitar 12%.

"Pertumbuhan yang tinggi itu dipengaruhi percepatan penyerapan anggaran kesehatan pemerintah di semester I 2012," ujarnya.

Penyerapan anggaran kesehatan pemerintah diperkirakan menyumbang 20%-25% terhadap pertumbuhan industri farmasi nasional. Konsumen farmasi terbesar di Indonesia saat ini masih di golongan rumah sakit dan apotek yang sebagian besar dikelola pemerintah. (erw/dbs)

Top Ad 728x90