Sejak mewabah kembali di Afrika mulai Maret 2014 lalu, virus Ebola terus menjadi berita. Telah memakan paling tidak 1800 korban jiwa, virus ini tak hanya menjangkiti penduduk lokal, namun juga orang asing — termasuk dua warga negara Amerika.
Salah satu kasus yang cukup mendapat perhatian adalah kematian Dr. Sheik Umar Khan, dokter ahli yang memimpin perawatan khusus pasien Ebola di Liberia. Tanggal 29 Juli 2014, Dr. Khan menutup mata di usia 39 tahun, satu minggu setelah didiagnosis terjangkit virus ganas itu.
Sebenarnya apa itu virus Ebola? Bagaimana bisa penyebarannya terjadi secepat itu? Hipwee menghimpun berbagai info penting tentang virus ini buat kamu, yang patut kamu catat dan jadikan pengetahuan agar kamu tidak perlu panik.
Apa itu virus Ebola?
Virus Ebola berasal dari genus Ebolavirus, famili Filoviridae. Seseorang yang terjangkiti virus ini akan menunjukkan gejala antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam maupun luar, serta demam.
9 dari 10 kasus Ebola yang teridentifikasi akan berakhir dengan kematian. Menurut WHO, codot yang berasal dari famili Pteropodidae adalah nidus alias natural host dari virus ini. Selain di tubuh manusia, virus Ebola juga ditemukan di tubuh hewan primata seperti monyet, gorila, dan simpanse.
Ebola sebenarnya bukan virus baru. Virus ini pertama kali diidentifikasi di tahun 1976 di kota Nzara, Sudan, dan Desa Yambuku, Republik Demokratik Kongo. Nama Ebola berasal dari Sungai Ebola, yang mengalir berdekatan dengan Desa Yambuku.
Epidemi Ebola Di Afrika Barat tahun 2014 adalah yang terburuk sepanjang sejarah
Meski bukan pertama kalinya dunia menghadapi wabah Ebola, epidemi kali ini adalah yang paling memakan korban. Terhitung paling tidak 1884 korban jiwa telah jatuh sejak bulan Maret 2014 lalu — lebih dari 2 kali lipat jumlah korban wabah Ebola tahun 1976.
Pada 8 Agustus, WHO menetapkan wabah Ebola tahun 2014 ini sebagai darurat kesehatan internasional. Bayangkan: hanya dalam kurun waktu kurang lebih lima bulan, virus Ebola telah menyebar di seluruh penjuru Afrika Barat: Guinea, Liberia, Sierra Leone, hingga Nigeria.
Perpindahan virus Ebola dari hewan ke manusia tidak lepas dari kultur masyarakat Afrika yang hidup berdampingan dengan alam dan hewan. Cepatnya penyebaran virus ini juga tak lepas dari proses pemakaman yang masih melibatkan kontak langsung antara para pengubur dan jenazah korban. Selain itu, berbagai takhayul yang muncul di masyarakat tentang Ebola — seperti bahwa virus itu adalah kutukan alih-alih masalah kesehatan — juga menghambat usaha para pekerja kesehatan di Afrika untuk menanggulangi laju penyebaran virus.
“Banyak pekerja kesehatan yang malah diusir oleh warga setempat,” kata Fabio Friscia, staf UNICEF untuk penyadaran kegentingan Ebola di tiga negara Afrika Barat, kepada The Week. Di Guinea dan Liberia, warga lokal juga menyerang fasilitas kesehatan dan pasien yang dikarantina di dalamnya.
Virus Ebola Tidak menyebar melalui udara
Virus Ebola tidak menular melalui udara, tetapi melalui kontak dengan penderita. Manusia bisa tertular dari kalong, monyet, gorila, simpanse, kujang, dan landak. Bangkai, kotoran, dan cairan yang berasal dari hewan yang terjangkit juga bisa menjadi media penularan virus.
Sementara itu, penularan dari manusia ke manusia terjadi karena adanya kontak langsung yang melibatkan pertukaran darah, keringat, atau cairan tubuh yang lain. Kontak tidak langsung pun bisa menularkan virus, tepatnya melalui sentuhan dengan barang-barang yang sudah terkontaminasi.
WHO telah melakukan beberapa upaya untuk meminimalisasi penyebaran virus ini. Di antaranya adalah membangun pusat perawatan di rumah sakit di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone, serta mengeluarkan peraturan sementara untuk membatasi penduduk negara-negara tersebut bepergian.
Pemerintah dari tiga negara yang menjadi daerah endemik Ebola itu juga mengeluarkan aturan bagi warganya untuk tidak bersalaman atau melakukan kontak fisik dengan sesamanya. Warga juga harus tetap tinggal di rumah supaya tidak terjangkit virus tersebut.
Untuk menghindari penularan dari penderita ke pekerja medis, alat medis yang digunakan selama tindakan harus langsung dimusnahkan. Para pekerja kesehatan pun harus memakai baju khusus yang menutupi seluruh badan. Baju tersebut didesain khusus dengan kerapatan yang tidak dapat ditembus virus.
Pasien penderita Ebola juga harus diisolasi di ruangan tertutup. Benda apapun yang digunakan mereka harus dihanguskan agar tidak disentuh atau dipakai orang lain. Penderita Ebola yang telah meninggal harus dimakamkan dengan hati-hati, karena mereka juga masih dapat menularkan virus ini.
Masa inkubasi Virus Ebola Sangat Cepat, Hanya 2-21 hari
Penderita virus Ebola dapat meninggal dengan cepat, kira-kira dalam waktu 3 minggu. Ini karena masa inkubasi virus Ebola dalam tubuh berlangsung sangat cepat. Virus Ebola masuk ke sel pembuluh darah manusia dan menyebabkan kebocoran pembuluh darah. Penderita akan merasakan dehidrasi luar biasa dan membutuhkan cairan khusus yang mengandung elektrolit.
Belum ada obat/vaksin yang menyembuhkan virus ini
WHO mencatat bahwa belum ada vaksin yang berhasil mengurangi penyebaran virus ebola dalam tubuh. Namun, jangan berkecil hati. WHO sedang melakukan penelitian dan pengembangan vaksin virus ebola dandiharpakan sudah bisa digunakan di awal tahun 2015 Yuk, kita berdoa semoga bisa cepat ditemukan ya obatnya.
---------------------------------------
Virus-Virus Paling Berbahaya Yang Mengancam Manusia
1) Virus Marburg
2) Virus Hanta
3) Virus H5N1
4) Virus Lassa
5) Virus Junin
6) Virus Crimea
7) Virus Machupo
8) Virus Kyasanur Forest Virus (KVF)
9) Virus Dengue
10) Virus Ebola
---------------------------------------
Artikel ini diterjemahkan dengan perubahan dari laman Deutsche Welle. Artikel asilinya bisa dilihat disini atau disini.
Healthnews, News Update
Ebola Virus
Sejak mewabah kembali di Afrika mulai Maret 2014 lalu, virus Ebola terus menjadi berita. Telah memakan paling tidak 1800 korban jiwa, virus ini tak hanya menjangkiti penduduk lokal, namun juga orang asing — termasuk dua warga negara Amerika.